Pekanbaru - PT PLN (Persero) berencana menjual listriknya ke Malaysia. Untuk mewujudkan gagasannya itu, PLN melakukan persiapan dalam lima tahun ke depan. Apa saja?

Disampaikan Direktur Utama PLN Nur Pamudji, persiapan pertama PLN adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2x600 megawatt (MW) di provinsi Riau dalam lima tahun mendatang.

Selain untuk diekspor, 50% listrik yang dihasilkan dari PLTU itu nantinya dapat digunakan untuk memenuhi pasokan listrik di wilayah Riau.

Hal ini ditempuh guna memenuhi syarat dari Kementerian ESDM yang mengharuskan sebuah wilayah bisa memenuhi kebutuhan domestik terlebih dulu sebelum menjual listrik ke pihak luar.

Persiapan kedua yang akan dipenuhi adalah pembangunan kabel bawah laut yang menjadi sarana utama mengalirkan listrik dari Riau ke Malaysia.

Meski memerlukan banyak dana dan persiapan panjang, Nur Pamudji menyatakan pihaknya bakal memulai persiapan tersebut dari sekarang.

"Hitung saja, untuk membangun satu megawatt pembangkit listrik batubara membutuhkan investasi US$ 1,2 juta. Jadi untuk PLTU 2x 600 megawatt diperlukan dana sekitar US$1,44 miliar," tegas Nur di sela-sela tinjauan kesiapan PLN untuk menunjang Pekan Olah Raga Nasional (PON) Riau 2012, Pekanbaru, Senin (3/9/2012).

"Namun harus disiapkan dari sekarang karena untuk mengekspor listrik itu memerlukan jangka waktu lima tahun untuk menyiapkan infrastrukturnya," tambahnya.

Rencana ekspor listrik PLN ke Malaysia ini merupakan bagian dari kerjasama Sumatera-Peninsular Interconnection Project yang telah ditandatangani antara PLN dengan pihak Malaysia pada Maret lalu. Ekspor listrik itu bakal dimulai pada 2017 mendatang.

Sementara saat ini PLN tengah mencari tempat yang bakal dijadikan lokasi PLTU terseut. Meski belum ada tempat yang pasti, daerah di wilayah Negeri Hilir disebut-sebut menjadi kandidatnya.