Di kawasan Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur, muncul sebuah keajaiban yang tak ada duanya, ada seorang manusia yang dikubur hingga sembilan kali. Di samping Masjid Agung Sunan Ampel ada 9 kuburan berjajar. Itu bukan kuburan 9 orang, tapi hanya makam 1 orang, yaitu murid Sunan Ampel yang bernama Mbah Sholeh.

Mbah Sholeh adalah tukang sapu Masjid Ampel semasa hidupnya. Apabila menyapu, Mbah Sholeh menyapu lantai masjid hingga sangat bersih. Ketika Mbah Sholeh wafat beliau dikubur di depan Masjid. Tapi ternyata tidak ada santri yang sanggup mengerjakan pekerjaan Mbah Sholeh, yaitu menyapu lantai masjid hingga sangat bersih.

Kemudian terucaplah kata-kata dari bibir Sunan Ampel, “Bila Mbah Sholeh masih hidup tentulah masjid ini menjadi bersih”.

Mendadak Mbah Sholeh ada di Pengimaman, sedang menyapu lantai. Seluruh lantaipun menjadi bersih lagi. Orang-orang keheranan mengetahui Mbah Sholeh hidup lagi.

Beberapa bulan kemudian Mbah Sholeh wafat lagi. Masjid kotor lagi, lalu terucaplah kata-kata Sunan Ampel seperti dulu, Mbah Sholehpun hidup lagi. Hal yang sama berulang sampai kuburan Mbah Soleh ada 8.

Pada saat hidupnya yang kesembilan kali, Sunan Ampel meninggal dunia. Beberapa bulan kemudian Mbah Sholeh juga wafat lagi. Sehingga kuburan Mbah Sholeh ada sembilan.

Meskipun kisah tersebut di atas terkadang oleh sebagian orang dianggap tidak masuk akal, tetapi ada hikmah yang bisa dipetik, yaitu:

1. Kekuasaan Allah sungguh sangat besar. Suatu hal yang dianggap tidak mungkin, kalau Allah menghendaki pasti terjadi. Secara nalar, tidak mungkin orang yang yang mati bisa hidup kembali. Tetapi dengan kekuasaan Allah hal itu bisa saja terjadi. Peristiwa orang yang mati kemudian hidup kembali bukan peristiwa yang aneh karena Al-Qur’an telah menceritakan peristiwa-peristiwa seperti itu. Contohnya adalah mukjizat Nabi Isa yang bisa menghidupkan orang yang sudah mati. Dengan demikian, kisah Mbah Sholeh bisa saja terjadi atas ijin Allah.
2. Janganlah sekali-kali kita menyepelekan amal yang dianggap remeh. Menyapu dan bersih-bersih seringkali dianggap sebagai amal perbuatan yang remeh dan hanya pantas dilakukan oleh orang rendahan. Dalam kasus Mbah Sholeh, ternyata anggapan itu sama sekali tidak benar. Amal menyapu itulah yang kemudian memberikan kemuliaan kepada Mbah Sholeh. Kemuliaan sangat tampak dari banyaknya peziarah di makam Mbah Sholeh yang mendoakan dirinya. Tidak banyak manusia yang bisa seperti Mbah Sholeh.
3. Keikhlasan adalah kunci dari kemuliaan manusia di hadapan Allah. Kita memang tidak bisa menilai sejauh mana keikhlasan Mbah Sholeh. Tetapi, kenyataan bahwa banyaknya peziarah yang secara sukarela mengunjungi makam Mbah Sholeh tanpa diundang adalah indikasi akan keikhlasan amal perbuatannya.