Presiden Soekarno pernah berkata dengan lantang “Jangan sekali kali melupakan sejarah!”


Semoga thread/tulisan sederhana ini juga mampu memberi manfaat kepada kita semua, setidaknya kita sadar bahwa ternyata pahlawan bukan hanya dikenang karena tanggal, bulan dan tahun kelahirannya.


Setiap bangsa memiliki pahlawannya masing masing dan setiap daerah di dalamnya memberi kontribusi nama nama pahlawannya untuk dikenang oleh bangsanya. Meski tidak semua daerah memiliki seorang nama pahlawan yang populer di jamannya.

Setiap tanggal 21 April, kita bangsa Indonesia senantiasa merayakan yang namanya Hari Kartini. Dan pada tanggal itu pula acap kali sering terjadi pro dan soal Kartini. Tidak semua orang mengenal siapa sebenarnya sosok yang digadang gadang sebagai perempuan pelopor emansipasi wanita Indonesia ini.

Sebagian besar diantara rakyat Indonesia mengenal kartini hanya dari catatan buku sejarah di sekolahnya, atau cerita dari mulut ke mulut.

Bicara tentang pahlawan berarti kita juga akan bicara tentang perjuangan, pengorbanan, dan nilai nilai. Karena pahlawan sejati bukan hanya karena dia mampu mengalahkan penjajah atau musuh – musuh bangsanya. Lebih dari itu seorang pahlawan juga harus mewakili pengorbanan seluruh rakyat Indonesia.

Jika Kartini dianggap sebagai pahlawan nasional oleh bangsa Indonesia hanya karena surat suratnya yang dikirim kepada para sahabat – sahabatnya di Eropa. Yang kemudian terangkum dalam sebuah buku berjudul “Habis Gelap terbitlah Terang” .

Apa hanya karena alasan itu kita bisa menyimpulkan bahwa Kartini adalah satu satunya wanita Indonesia saat itu yang paling maju pikirannya dibanding dengan perempuan perempuan Indonesia lainya?

Aaaaaah….Rasanya tidak juga, sebab bagi saya pahlawan bukan hanya sekedar bisa menulis dan membaca. Bagi saya pahlawan juga harus punya nilai heroik dimana darah dan air mata sebagai "bumbu pelengkapnya".

Bukankah bangsa yang besar ini juga punya wanita wanita Indonesia lainnya yang juga memiliki pemikiran yang maju dan moderat pada saat itu?
Kita tau kita punya seorang Dewi Sartika, Rohana Kudus, Cut nyak Dien, Malahayati, Cut Meutia, dan perempuan perempuan hebat lainnya.Mereka semua adalah pahlawan yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Dan ketika kita bicara tentang kontribusi real dan perjuangan yang nyata, maka sepertinya gelar pahlawan nasional yang disematkan kepada Kartini akan runtuh jika dibandingkan dengan pahlawan wanita Indonesia sekelas Cut Nyak Dien.



Siapa yang tak kenal Cut Nyak Dien? Pahlawan perempuan asal Aceh yang gagah berani, menenteng senjata dan rencong khasnya. Berjuang keluar masuk hutan yang di dalamnya banyak desingan peluru peluru dari senapan para penjajah……..Tapi itu semua tidak membuat seorang Cut Nyak Dien tunduk dan menyerah hingga akhir hayatnya.

Lalu apakah bangsa ini telah memberikan penghargaan kepadanya dengan menjadikan tanggal kelahirannya sebagai hari Cut Nyak Dien? Apakah hal yang sama juga terjadi pada Dewi Sartika, Rohana Kudus, malahayati, Cu Meutia, dan lain lain? Aahhhhhhh….Sepertinya juga tidak.

Tetapi setidaknya seorang artis besar Indonesia bernama Chrsitine hakim pernah menjadi pelipur lara sekaligus pembangkit semangat perempuan Indonesia dengan film fenomenalnya…….

Mengutip tulisan Tiar Anwar Bachtiar seorang Peneliti INSISTS dan Kandidat Doktor Sejarah UI dalam tulisannya dia berkata “Bayangkan, jika sejak dulu anak-anak kita bernyanyi: Ibu kita Cut Nyak Dien. Putri sejati. Putri Indonesia…, mungkin tidak pernah muncul masalah Gerakan Aceh Merdeka. Tapi, kita bukan meratapi sejarah, Ini takdir. Hanya, kita diwajibkan berjuang untuk menyongsong takdir yang lebih baik di masa depan. Dan itu bisa dimulai dengan bertanya, secara serius: Mengapa Harus Kartini?

Haruskah kita menggugat Hari Kartini? …………………………….Merdeka!!!

:merdeka:merdeka:merdeka

One Of The True Heroes Of Woman Indonesian