Rumput laut bisa menyelesaikan persoalan-persoalan berat manusia
TS
zirara
Rumput laut bisa menyelesaikan persoalan-persoalan berat manusia
WELCOME TO MY THREAD
RUMPUT LAUT BISA MENYELESAIKAN PERSOALAN-PERSOALAN BERAT MANUSIA
Rumput laut merupakan tumbuhan laut jenis alga, masyarakat Eropa mengenalnya dengan sebutan seaweed. Sebagai bahan pangan, rumput laut telah dimanfaatkan bangsa Jepang dan Cina semenjak ribuan tahun yang lalu. Berdasarkan penelitian tercatat 22 jenis telah dimanfaatkan sebagai makanan.
Kita sudah banyak membaca dan mengetahui manfaat rumput laut untuk bahan makanan serta obat-obatan, suplemen, dll. Kali ini ane mau mengangkat beberapa manfaat selain itu, terutama dalam menjawab berbagai persoalan manusia saat ini. (TS seperti sudah ahli aja, layaknya seorang profesong mau presentasi).
Langsung aja gan, ini beberapa masalah dan solusinya dengan rumput laut :
KEBUTUHAN KERTAS
Quote:
Meskipun saat ini kita memasuki era digital, segala sesuatu bisa di muat dalam bentuk soft atau tanpa cetak. Tetapi tidak dapat dipungkiri kertas masih sangat dibutuhkan.
Saat ini kebutuhan kertas dunia sekitar 394 juta ton, akan meningkat menjadi 490 juta ton pada 2020.
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh The Economist, konsumsi kertas dunia meningkat hingga setengah kali lebih banyak dalam 30 tahun terakhir.
Belgia tercatat sebagai negara dengan konsumsi kertas terbesar di dunia. Tercatat setiap penduduk negara tersebut mengkonsumsi kertas yang setara dengan 8,5 batang pohon setinggi 12 meter setiap tahunnya. Finlandia, Austria, dan Jerman masing-masing menghabiskan pohon sebanyak 7,28 batang, 6,83 batang, dan 6,35 batang untuk setiap penduduk per tahun.
Bagaimana dengan Indonesia yang sebagian besar penduduknya tidak menggunakan kertas untuk ke toilet? Jumlah konsumsi kertas di Indonesia tercatat jauh lebih sedikit dibanding AS dan negara-negara Eropa yaitu 0,67 batang pohon per penduduk per tahun. Namun, jumlah tersebut masih lebih banyak dibanding penduduk India dan Azerbaijan yang konsumsi kertasnya hanya 0,23 dan 0,16 batang pohon per tahunnya.
#Fakta : Sepertiga dari kayu di hutan yang ditebang telah digunakan sebagai bahan pembuat bubur kertas, untuk industri kertas di seluruh dunia. Dengan subtitusi penggunaan kertas dalam keperluan sehari-hari, maka akan menekan angka penebangan kayu di hutan yang berfungsi sebagai penyimpan air, rumah bagi satwa, dan paru-paru bagi Bumi kita tercinta.
Spoiler for Solusi = bahan kertas dari rumput laut ::
Apabila dibandingkan dengan pohon, ada berberapa perbandingan yang sangat signifikan dalam proses produksi bubur kertas/pulp dari rumput laut :
1. Proses penumbuhan rumput laut hanya 2-3 bulan, sementara pohon membutuhkan waktu 8-30 tahun. Dan rumput laut tidak membutuhkan proses penebangan dengan alat berat.
2. Pemasakan rumput laut pada 100 C selama 2 jam, sementara pohon membutuhkan 180 C selama 8 jam. Dan pemasakan rumput laut tidak membutuhkan bahan kimia, sementara pohon membutuhkan NaOH. H2SO4
3. Pemutihan (bleaching) rumput laut hanya membutuhkan 2 tahapan mempergunakan bahan kimia pengurai, sementara pohon membutuhkan 5-7 tahapan mempergunakan bahan kimia beracun.
Ramah lingkungan
Proses pengolahan bubur kertas dari rumput laut membutuhkan 20% saja energy dan waktunya dibandingkan pohon, dengan hasil yang berkualitas tanpa konflik interest dengan kerusakan hutan, dan tanpa bahan kimia berbahaya.
Kualitas lebih baik
Kertas yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik, karena serat rumput laut memiliki rongga yang sangat kecil.
KRISIS ENERGY
Quote:
KOMPAS.com — Penghematan energi dan penggunaan sesuai kebutuhan mutlak diperlukan. Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1945 Surabaya, Djoko Sungkono, Rabu (27/7/2011), menjelaskan, menurut para ahli minyak bumi, gas alam, dan batu bara yang dikatakan sebagai bahan bakar fosil diperkirakan akan habis 30 tahun lagi, bahan bakar gas habis dalam kurun waktu 70-80 tahun, dan bahan bakar padat 120 tahun lagi.
(ANTARA News) - Lembaga Kajian untuk Reformasi Pertambangan, Energi, dan Lingkungan Hidup (ReforMiner Institute) menyatakan cadangan minyak bumi (minyak fosil) Indonesia akan habis 11 tahun lagi. Cadangan minyak per tahun 2011 hanya tersisa sekitar 3,74 miliar barel sementara produksi per tahunnya sekitar 358,890 juta barel.
Spoiler for Solusi = Rumput laut sebagai sumber bioenergi:
Sebelum bahan bakar fosil habis, maka penting untuk ditemukan bahan bakar alternatifnya. Rumput laut adalah jawabannya.
Seluas 1 hektar dapat menghasilkan biodiesel 58.700 liter per tahun, sedangkan jagung 172 liter per tahun serta kelapa sawit 5.900 liter per tahun.
Rumput laut dapat memproduksi 5000 sampai 50.000 galon perhektar pertahunnya. Bahkan, berdasarkan data perbandingannya dengan minyak bumi, ternyata potensi rumput latu masih lebih besar. Pada 1 hektar ladang minyak bumi, rata-rata hanya bisa disedot 0,83 barel minyak per hari, sampai kemudian habis dan tak berproduksi lagi. Sedangkan pada luas yang sama, budidaya rumput laut bisa menghasilkan 2 barel minyak perhari.
Penelitian terakhir Tokyo University of Marine and Technology dan Mitsubishi Research Institute di Jepang menghasilkan sebuah skala produksi bioethanol rumput laut budidaya seluas 10.000 hektar di perairan Jepang. Peneliti institusi tersebut mengklaim dapat menghasilkan sekitar 20 juta kiloliter bioethanol atau sekitar 30% total minyak yang dikonsumsi Jepang per tahun. Rencana produksi rumput laut penghasil ethanol skala besar ini diklaim dapat membantu membersihkan perairan laut Jepang dari polutan industri.
PENCEMARAN UDARA
Quote:
Level CO2 - gas rumah kaca yang mempengaruhi pemanasan global - mencapai level tertinggi dalam sejarah manusia. Kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer terekam berada pada level tertinggi. Para peneliti mengumumkan bahwa mereka menghitung 400 bagian per juta (ppm) pada stasiun monitor di Hawaii.
Mencapai angka 400 sudah lama diantisipasi dan ditakuti para pakar iklim dan aktivis lingkungan. Kenaikan ini, menurut kalangan peneliti, terutama disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara dan minyak bumi.
Dalam menghadapi bahaya yang jelas dan hadir di depan mata, kita membutuhkan respon kebijakan yang benar-benar bisa menghadapi tantangan itu.
Spoiler for Solusi = Budidaya rumput laut sebagai penyerap karbon (carbon sink):
Rumput laut merupakan makroalga fotoautotrof yang dapat memanfaat CO2 melalui proses fotosintesis.
Peningkatan biomassa rumput laut dari waktu ke waktu merupakan hasil dari proses pertumbuhan rumput laut selama masa budidaya.
Keseluruhan hasil tangkapan karbon biologis (biological carbon/green carbon) tahunan di dunia berasal dari aktivitas fotosintesis, dan lebih dari setengahnya (55%) dilakukan oleh organisme laut, sehingga disebut sebagai blue carbon.
Rumput laut seluas 30 ribu km2 dengan daya serap 56,3 juta ton karbon, bakau 93 ribu km2 dengan daya serap 75,4 juta ton karbon dan laut terbuka 5,8 juta km2 dengan daya serap karbon 40,4 juta ton per tahun.
Semoga Indonesia mampu melihat peluang untuk budidaya rumput laut sebagai solusi mengatasi berbagai persoalan dan kebutuhan umat manusia. Mengingat garis pantai yang cukup panjang lebih dari 90 ribu kilometer sangat potensial dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Sekian dari TS, dengan pengetahuan yang cetek.