Transmisi otomatis dikenal sejak tahun 1904 ketika Sturtevant bersaudara dari Boston, Massachusetts mengembangkan gearbox “horseless carriage” di mobil buatan mereka.
Transmisi automatic ini hanya memiliki dua ‘gigi’ yang mana perpindahan ‘gigi’ dilakukan secara otomatis dengan bantuan flywheel (‘rodagila’) yang mendapat energi inersia (energy sisa) dari putaran mesin.
Pada saat kecepatan tinggi, gigi paling tinggi akan bekerja. Dan ketika kendaraan bergerak lambat akibatnya putaran mesin menurun, otomatis akan pindah ke gigi rendah.
Sayangnya, transmisi otomatis buatan mereka tidak dapat diandalkan dan sering membuat mesin macet ketika perpindahaan transmisi ditambah lagi ilmu metalurgi saat itu belum berkembang dengan baik sehingga roda gigi sering mengalami kegagalan seperti patah atau bengkok.

Ford Motor Car Company mengembangkan Ford Model T di tahun 1914 yang menggunakan transmisi otomatis terdiri atas dua percepatan dan satu gigi mundur. Perpindahan gigi dilakukan secara manual dengan pedal yang menggerakkan (secara otomatis) kopling dan sabuk sehingga gigi dapat berpindah ke level yang diinginkan. Jadi, yang otomatis cuma koplingnya. Mirip kayak sepeda motor sekarang.

Transmisi semi-otomatis diawali pada tahun 1931 dengan diperkenalkannya semi-otomatis kendali mandiri ”Shelf-Shifter semi-automatic” oleh Reo Royale. Sistem ini terdiri dari dua transmisi: sebuah transimisi manual 2-percepatan dengan kopling dilengkapi dengan transmisi otomatis cadangan dioperasikan dengan T-handle (pegangan bentuk T). Karena kerumitannya, butuh pengetahuan dalam mengenai mekanikal (seorang insinyur mesin) untuk pengoperasiannya. Wkwkwk...

Di tahun 1937, Oscar Banker dan Earl Thompson masing-masing mengembangkan transmisi semi-otomatis. Thompson yang bekerja untuk General Motor telah mempatenkan transmisi ’pre-selector” sebelum bergabung dengan General Motor.
Transmisi semi-otomatis ini terdiri dari satu set spur gear (gigi besar) dan sebuah rangkaian gigi otomatis. Dan versi lain (oleh Banker), terdiri atas sepasang planetary gear yang dioperasikan manual dan dilengkapi dengan pengontrol pindah gigi otomatis via governor hidrolik (bingung kan ngebayanginnya, hehehe... ).

Oldsmobile adalah mobil pertama yang mengusung transmisi yang benar-benar full otomatis. Perpindahan transmisi dilakukan dengan bantuan pompa hidraulik (hydramatic) yang mana ‘gigi’ berpindah bila mesin telah mencapai torsi tertentu.

Last but not least, ternyata Ford gak mau kalah dalam mengembangkan Transmisi Matik. Varian transmisi full-otomatis diperkenalkan oleh Ford Motor Company di Tahun 1951 bahkan menjadi tipikal transmisi matik pada masa sekarang. Transmisi yang didesain oleh Borg Warner Corporation ini terdiri atas 3-percepatan. Efek "Shift Shock" atau "Torque Shock" (Enjot-enjotan, red) akibat fluktuasi putaran engine dihilangkan dengan dilengkapinya "Torque Converter" (kopling basah) dan Planetary-Gear (Liat sendiri ilustrasinya di Linkini).

Ford-O-Matic merupakan generasi pertama di 1951-57. Transmisinya dimulai dari gigi ke-2 dan seterusnya berpindah ke gigi-3 pada kecepatan normal. Transmisi berpindah dari gigi ke-1 hanya jika mesin di-akselerasi tinggi (baca: gas poll pada tarikan awal). Casing Ford-O-Matic terbuat dari cast iron (besi cor) dan memiliki ukuran casing yang besar.

Generasi berikutnya di tahun 1958, Cruise-O-Matic dengan casing aluminium diperkenalkan. Transmisi ini sedikit lebih canggih di mana mesin dimulai dari gigi ke-1 dan pindah ke gigi selanjutnya (2 dan 3) baik pada akselerasi tinggi maupun normal. Merc-O-matic yang memiliki casing lebih kecil (kompak) merupakan pengembangan terakhir dari Fordomatic sebelum digantikan transmisi yang lebih modern.