halo sepuh dan penunggu SFTH, setelah beberapa hari nongkrong disini akibat 2 buah cerita bersambung yang buat ane seru banget, ane jadi kecanduan untuk mampir di sub forum ini. akhirnya hari ini ane beranikan diri untuk memposting cerita yang ane tulis sejak 2013 lalu, kisah fiktif yang dibumbui beberapa part real life kehidupan ane, bertema tentang mahasiswa yang nyambi sebagai supporter sepak bola lokal yang katanya anarkis, kampungan dan biang onar.

Ane coba nyeritain sisi lain dari apa yang agan dan aganwati sering lihat di televisi tentang supporter sepak bola, sebuah sisi dari supporter itu sendiri, tentang rivalitas, dan tentang muaknya ane (dan teman-teman ane) akibat rivalitas bodoh yang sudah makan banyak nyawa. dengan kisah-kisah humanis bahwa supporter itu juga manusia, kami hidup layaknya manusia lainnya, ada yang berprofesi sebagai supir, buruh, guru, dokter, manager bank, mahasiswa, pelajar, seniman walaupun ada juga yang doyan nganggur-nganggur aja.

Disini ane coba rangkai dengan kisah persahabatan dan cinta, bagaimana sebuah konflik akibat cinta segitiga bisa digiring menjadi konflik rivalitas dua kubu supporter besar tanah air (asli ini kisah nyata). betapa mudahnya orang kita terprovokasi cuma karena "beda warna" klub yang didukung.

ane menulis ini dari sudut pandang supporter persija, ane sadar banyak diantara agan-agan yang merupakan supporter, simpatisan, pengagum rahasia persib, bobotoh, viking, jurib persib, FCC, bomber atau apapun. ane minta dengan segala kerendahan hati untuk be behave, ane cuma mau berbagi cerita dan semoga cerita ane bisa menginspirasi perdamaian antara the jak dan bobotoh. kalo kata arian 13 (vokalis seringai) "pada dasarnya musik itu, atau lebih spesifik musisi itu tidak akan menyelamatkan dunia. Cuma kalau menginspirasi pendengar untuk ke arah yang lebih baik, itu bisa. Kalau musisi dianggap sebagai agen pembawa perubahan, buktinya John Lennon aja gagal", begitupun dengan cerita ini, ane ga berharap jadi agen perubahan atau apapun, cuma kalo bisa menginspirasi kenapa engga?
sekian pengantar ini, selamat menikmati