Malam para agan dan sista...
Mau sedikit curhat. Hasil copas di blog tetangga.
Tapi perasaan ane saat ini kira2 begini juga.

To all my friends there;

Jika waktu bisa diulang, tak ingin aku ke tempat itu
Akhir tahun itu aku berangkat menuju lokasi tempat kakakku dinas. Awalnya aku hanya akan tinggal disana untuk sementara waktu untuk menemani istrinya yang akan segera melahirkan. Tapi aku memutuskan lain setelah sampai disana. Aku ingin tinggal lebih lama. Akhirnya aku memutuskan untuk belajar di sebuah lembaga bahasa untuk mengisi waktu. Disanalah pertama kali aku bertemu dengan kalian. Awal mula semua perasaan sakit dan kecewa ini. Jika bisa waktu diulang, tak ingin aku ke tempat itu. Dan tak ingin aku bertemu dengan kalian.

Jika waktu bisa diulang, aku tak ingin bertemu kalian
Sore itu seperti biasa aku berangkat ke tempat les. Hari itu kita memulai level baru. Di setiap kenaikan level kita selalu bertemu dengan teman-teman baru. Masih segar di ingatanku perkenalan dengan kalian di hari itu. Memang beberapa sudah aku kenal dari awal aku datang ke tempat ini. Tapi sebagian besar aku kenal pada hari itu. Dan jika waktu dapat diulang, tak ingin aku bertemu dengan kalian. Seandainya aku tidak bertemu dengan kalian, mungkin aku tak akan sesedih ini saat ini. Pertemuan dengan kalian adalah hal yang ingin aku hapus dari ingatan.

Jika aku bisa menghapus ingatan, aku ingin menghapus tentang kalian
Ingatan-ingatan tentang kalian sungguh sangat menyesakkan dada. Lelah rasanya berusaha melegakan dada ini saat ingatan tentang kalian terus bermunculan. Perasaan sakit, kecewa, marah dan terluka ini belum bisa aku lenyapkan sepenuhnya. Jika bisa, ingin sekali aku menghapus ingatan tentang kalian. Mungkin dengan begitu hidupku akan menjadi lebih ringan. Aku tau itu adalah hal yang hampir mustahil untuk dilakukan, maka akan kukubur saja kalian di dasar ingatan hingga tak dapat lagi ke permukaan.

Akan kukubur kalian di dasar ingatan hingga tak muncul ke permukaan
Di memoriku, kalian adalah pengalaman, perasaan dan data yang seharusnya tidak diperlukan lagi. Tapi dengan menghapus kalian, akan banyak sekali, terlalu banyak malah ruang-ruang yang akan menjadi kosong. Seharusnya memang sejak awal sebaiknya ruang-ruang itu tidak perlu terisi, apalagi oleh kalian. Menghapus kalian adalah hal yang hampir tidak mungkin, jadi akan kukubur kalian di dasar ingatan dan kutimbun dengan ingatan-ingatan baru yang menyenangkan hingga kalian tak lagi dapat muncul ke permukaan. Dengan begitu akan berkurang penyesalan atas apa yang aku lakukan selama ini. Dan mengenal kalian adalah salah satu hal yang aku sesalkan.

Aku menyesal mengenal kalian
Belum pernah rasanya aku menyesali perkenalan denga seseorang, apalagi dengan segerombol orang. Awalnya aku sangat bahagia saat mengenal kalian. Apalagi setelah kita sering menghabiskan waktu bersama. Semakin hari kita semua semakin dekat satu sama lain. Bahkan aku merasa akulah yang paling bersemangat saat kita akan bertemu atau hanya sekedar akan datang ke suatu event bersama-sama. Namun semuanya berubah sejak aku berpisah dengan kalian. Rasanya tak ingin aku mengenal kalian. Rasanya, aku menyesal mengenal kalian. Karena setelah mengenal kalian, aku tau apa itu rindu, dan bagiku ini menyiksa.

Kata orang rindu itu indah, namun bagiku ini menyiksa
Perasaan yang baru buatku. Tentu saja sebelum-sebelumnya aku pernah merasakan ini. Tapi kali ini rasanya sangat berbeda. Perasaan yang indah menurut orang, namun sangat menyiksa bagiku. Rinduku untuk kalian sering kali membuat dada ini sakit. Tak jarang aku harus menahan tangis dan lebih sering lagi air mata tak terasa mengalir karena perasaan ini. Mungkin terdengar berlebihan bagi kalian. Sering aku menuliskan ‘I miss you’ kepada kalian dengan dengan senyum dalam percakapan kita. Tapi sebenarnya sangat sakit saat mengatakan hal itu, hanya saja aku merasa kalian tidak perlu tau.

I miss you so much it hurts, I just don’t say it out loud
Sering kali kalian menanyakan kapan aku akan kembali kesana. So many times you say that you miss me. Setiap kali kita melakukan percakapan, kata-kata itu tak pernah lupa kalian tuliskan. Dan aku akan dengan senyum menjawab “I miss you too”. Taukah kalian tiap kali kalian menuliskan hal itu, dalam benakku kadang berkata bahwa itu hanyalah ucaan yang sepantaskan kalian katakan, namun bisa saja sebenernya itu hanyalah basa basi buat kalian agar aku merasa senang. Agar aku merasa bahwa kalian ingin sekali bertemu denganku. Aku tau itu pemikiran yang jahat, tapi terkdang aku jenuh dengan perkataan kalian. Karna mungkin kalian tidak tau, tiap kali aku mengatakan “I miss you”, aku benar-benar ingin kesana dan bertemu kalian. Bahwa aku benar-benar menahan rindu ini untuk kalian. That I miss you so much, it hurts, I just don’t say it out loud. Setiap ada percakapan “ayo ngumpul” atau “kapan ngumpul lagi” atau “besok jadi ya”, rasanya saat itu juga aku ingin terbang kesana, dan rasanya sangat sakit karna aku tau itu tidak mungkin. I miss you all. I miss you all so much.


I didn’t write any name, place, time or any specific things.
But I’m sure if you are one of ‘those people’ I wrote about, you will know it immediately.
And I wish you will understand how I feel.
And I want you to know that I still care and miss you all so bad.