Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Kenapa harga pangan selalu melonjak jelang Lebaran?

Pekerja memeriksa bawang merah di gudang penyimpanan Badan Urusan Logistik (Bulog), Jakarta, Senin, 16 Mei 2016. Harga bahan pangan di Indonesia selalu melonjak jelang Lebaran, tanpa diketahui penyebab pastinya.

Menjelang Lebaran, lonjakan harga pangan selalu menghampiri Indonesia tiap tahun. Komoditas seperti beras, bawang merah, gula, daging sapi dan ayam harganya selalu melambung.

Menurut Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati masyarakat Indonesia punya tradisi agak unik. "Setiap Lebaran ada peningkatan permintaan (bahan pangan)," ujar Enny, seperti dikutip dari Kompas.com. Hal ini tidak terjadi di negara-negara lain yang berpenduduk muslim cukup besar seperti Malaysia dan Brunei Darussalam, tidak ada tuh gejolak pangan ketika menghadapi hari raya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Anton J Supit menilai, data pemerintah yang tak akurat menjadi salah satu penyumbang gejolak harga pangan. Di sisi lain, pemerintah selalu beranggapan produksi pangan surplus, meski harganya naik. Masalah lawas lonjakan harga pangan jelang Lebaran ini tak pernah tuntas dan selalu berulang. "Persoalannya pada data," ujarnya seperti dikutip dari FinanceDetik. Ibarat perang dalam militer. "Tak mungkin menang kalau datanya salah."

Menurut Anton, data yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS) kurang akurat, karena sebagian besar sumber data berasal dari data sekunder. "Dari Dinas Pertanian. Padahal Kepala Dinas, Bupati, dan pemerintah itu punya kepentingan dengan anggaran," jelasnya. Anton menyarankan, jika mau data primer BPS perlu diberi anggaran lebih besar agar bisa dapatkan data primer. "Agar tidak tergantung lagi dengan data sekunder," kata Anton.

Menurut Anton, pendataan pasokan daging banyak salah perhitungan sehingga kebijakan yang diambil kurang tepat sasaran. "Intinya pasar tidak bisa dibohongi. Ada barang, harga turun, tidak ada barang, harga naik," kata Anton seperti dikutip dari Katadata.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menilai ada masalah di rantai distribusi. "Persoalannya itu di tingkat tengah, pada distribusinya," ujar Ketua KPPU, Syarkawi Rauf seerti dipetik dari FinanceDetik. Syarkawi menemukan, di Jambi harga daging ayam di tingkat pedagang naik. Padahal, permintaan tidak bertambah dan harga di peternak juga tak naik. Contoh lain, harga bawang merah di Nganjuk, Jawa Timur naik. Padahal, pasokan bawang merah banyak karena sedang panen. "Ini yang rantai distribusinya bermasalah," ujar Syarkawi.

Menurut Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menilai kondisi yang sudah terjadi setiap tahun, ini disebabkan rantai distribusi yang rumit. Kondisi ini sudah tercipta sejak 70 tahun yang lalu. Menurutnya, butuh waktu panjang menyelesaikan persoalan tersebut. " Kita baru merespons ini 1 tahun. Jadi butuh waktu lah," ujar Amran di Istana Negara, Jakarta, Senin (6/6) seperti dinukil dari FinanceDetik.

Sebelumnya saat harga naik, seringkali yang dipermasalahkan adalah faktor produksi. Namun saat suplai sudah melimpah, harga tetap naik. Amran mengambil contoh kasus minyak goreng dengan produksi 1,6 juta ton dan kebutuhan 400.000 ton, namun harganya tetap naik disaat permintaan tidak sebesar produksi. "Jadi ini ada anomali," ujarnya.

Solusi jangka pendek adalah melakukan operasi besar-besaran. Untuk jangka menengah panjang adalah memotong rantai pasok menjadi lebih sederhana. "Memotong rantai pasokan," kata Amran.

Wakil Ketua Komisi Pangan DPR, Viva Yoga Maulady menilai masalah ada di pola distribusi bahan pangan. Viva mengatakan titik operasi pasar tidak bisa hanya di Jakarta dan sekitarnya hanya dengan menimbang 60 persen konsumsi daging nasional berada di wilayah ini, tapi mesti digelar secara menyeluruh di Indonesia. "Kalau hanya di Jabodetabek, hanya pencitraan saja itu," kata dia seperti ditulis Katadata. Komisi akan meminta keterangan Menteri Pertanian dan Perum Bulog terkait operasi pasar untuk menekan harga daging sapi.

Politisi dari PAN itu khawatir pemerintah hanya melakukan jual beli daging sapi semata. Akibatnya, hanya memunculkan subsidi harga. "Tidak masalah membantu konsumen, cuma mau sampai berapa hari melakukan ini," kata dia.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...jelang-lebaran

---

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
3.9K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan