Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shahrah018Avatar border
TS
shahrah018
Prabowo King Maker, Pasangan Gatot-TGB Bisa Kalahkan Jokowi di 2019?
Prabowo King Maker, Pasangan Gatot-TGB Bisa Kalahkan Jokowi di 2019?

SELASA, 03 APR 2018 22:44





Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi disebut-sebut bisa menjad kuda hitam di Pilpres 2019. (JawaPos.com)

JawaPos.com - Sampai saat ini Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto belum juga mendeklarasikan dirinya untuk maju di Pilpres 2019 mendatang. Banyak rumor menyebut Prabowo Subianto akan memilih untuk berada di belakang layar tidak ikut Pilpres 2019.

Salah satu pakar politik yang mendukung Prabowo Subianto duduk sebagai king maker di belakang layar saat Pilpres 2019 adalah Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago.

Menurut Pangi, akan lebih baik jika Gerindra mengusung mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo ‎dan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB).



Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dikabarkan masih berharap ada partai yang mau menjadikan dirinya bagian dari Pilpres 2019. (JawaPos.com)

Karena menurut Pangi, apabila dua figur itu dipasangkan, dirinya meyakini keduanya bisa bersaing dengan Joko Widodo (Jokowi). Apalagi dua tokoh ini sangatlah ideal karena mewakili kalangan nasionalis dan religius.
“Ada kombinasi ideal antara militer dengan ulama atau kepala daerah, jadi pasangan nasionalis-religius," ujar Pangi kepada JawaPos.com, Selasa (3/4).


Namun, Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) ini mengaku, hanya saja yang menjadi kendala saat ini Gatot tidak memiliki partai politik. Sedangkan TGB adalah keder Partai Demokrat, yang sudah pasti tidak akan diusung oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena ada sang anak Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).


Karena itu, Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) harusnya paham dengan situasi seperti ini. Mereka disarankan untuk menarik dua tokoh terebut menjadi pasangan capres dan cawapres. 


Apalagi kata Pangi, Gatot dan juga TGB memiliki elektabilitas yang bagus, dan apabila berdampingan akan menjadi pasangan yang cocok.


"Harusnya PKS dan Gerindra bisa mengambil momentum politik ini, elektabilitas mereka lagi bagus," katanya.
Oleh sebab itu, saat ini yang ‎terpenting adalah kerelaaan dari Prabowo Subianto dan juga elite dari PKS. 


Karena apabila akan tetap memaksakan Prabowo maju, maka Pilpres 2014 bakal terulang di 2019—Jokowi akan kembali menang.

"Jadi daripada PKS mengajukan kadernya yang tidak menjual (sembilan nama kader PKS). Lebih baik merelakan untuk mendukung Gatot dan TGB,” pungkasnya.

https://www.jawapos.com/read/2018/04/03/201322/prabowo-king-maker-pasangan-gatot-tgb-bisa-kalahkan-jokowi-di-2019


'Gatot-Anies atau Gatot-TGB Bisa Saingi Jokowi'
Ahad 25 Februari 2018 22:45 WIB


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Joko Widodo sudah resmi menjadi calon presiden (capres) PDI Perjuangan yang diumumkan pada Rakernas di Bali akhir pekan ini. Direktur Eksekutif lembaga kajian Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai Jokowi tampil sebagai calon kuat yang untuk menyainginya harus dimunculkan calon presiden alternatif.

Pangi mengatakan, koalisi PKS dan Gerindra membutuhkan sosok baru untuk dijadikan capres alias capres alternatif. Hal itu diperlukan, jelas dia, untuk menyaingi Joko Widodo yang bakal didukung beberapa parpol besar.

"Maka di sinilah diperlukannya calon alternatif, bisa saja Gerindra-PKS mengusung Gatot Nurmantyo-TGB (Tuan Guru Bajang -- M Zainul Majdi), atau Gatot-Anies Baswedan," kata Pangi, Ahad (25/2).

Menurut dia, saat ini mereka sedang menggodok sosok baru karena jika tidak muncul capres alternatif, mereka bisa kesulitan melawan Jokowi. Pangi mengutip perkataan dari salah satu kader Partai Gerindra bahwa Prabowo Subianto belum tentu maju sebagai capres merupakan sinyal adanya sosok baru.

Selain itu, ini juga sebagai "kode" bahwa tidak menutup kemungkinan Prabowo bakal jadi "king maker". Karena memang, kata Pangi, pertumbuhan elektoral Prabowo sudah tidak ada, bahkan sudah klimaks.

"Karena memang orang juga sudah jenuh juga. Apalagi hasil survei masyakarat menginginkan sosok baru, mungkin di luar Jokowi dan Prabowo," terang Pangi.

PKS dan Gerindra kemungkinan besar tetap dalam satu rel koalisi. Sementara PKB, PAN, Demokrat masih belum pasti atau justru mereka akan membuat poros baru.

Pangi menyatakan, jika Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dirangkul Jokowi, maka Demokrat pasti bergabung poros PDI Perjuangan. Demikian juga dengan PKB, kalau digandeng dengan Jokowi, pasti bakal bergabung ke poros tersebut.

"Tapi kalau PAN saya lihat cenderungnya ikut PKS-Gerindra. PAN juga sudah punya kedekatan dengan PKS Gerindra. Maka tiga poros sangat mungkin terulang," jelas Pangi.

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/18/02/25/p4pqfz440-gatotanies-atau-gatottgb-bisa-saingi-jokowi


4 Hal Akan Terjadi Jika TGB - Gatot Normantyo Memimpin Indonesia




Menanti Capres Alternatif dan Poros Baru Pilpres 2019, Gatot-TGB "Kuda Hitam"
Kamis, 08 Maret 2018 15:26 WIB



Ilustrasi Gatot-TGB. (Istimewa)

JAKARTA - Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019 hanya tinggal menunggu hitungan bulan. Partai PDI-P sudah memastikan akan kembali mengusung Joko Widodo sebagai Capresnya.

Selaian nama Jokowi, Ketua Umum Gerindra, Prabowo juga disebut-sebut bakal kembali maju dalam perebutan kursi RI 1 itu.

Namun yang menarik adalah, ketika beberapa parpol mulai bermanuver untuk membentuk poros tiga, atau mencalonkan nama selain Jokowi dan Prabwo.

Keberadaan koalisi ketiga ini, dianggap bisa memunculkan calon presiden alternatif. Seperti yang dikatakan Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago.


"Pilpres 2019 kemungkinan akan diikuti tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Ketiga paslon ini merupakan dari poros petahana Joko Widodo, poros Hambalang Prabowo Subianto dan poros Alternatif Cikeas Agus Harimurti Yudhoyono," ujarnya kepada GoNews.co, Kamis (8/3/2018).

Untuk poros alternatif kata Pangi, cawapresnya sudah banyak nama yang mengemuka. Atau cawapres yang memuluskan langkah Jokowi dua periode (cawapres ketam kayu).

Saat ini kata dia, masyarakat masih menunggu kandidat Capresnya, terlebih dari poros alternatif. Lalu seberapa besar kans capres dari poros alternatif menjadi kuda hitam dalam pilpres 2019?

Kemungkinan kata Pangi, akan ada dua sampai tiga poros. Kalau kotak kosong melawan Jokowi, saya pikir tipis kemungkinan tersebut terjadi. Karena kalau calon tunggal, demokrasi kita akan hambar," paparnya.

Adapun poros pertama yang ia maksud, adalah poros dari (PDIP, Golkar, PPP, Nasdem, Hanura dan PPP yang akan kembali mengusung Joko Widodo.

Dimana kata dia, Parpol pengusung presiden Jokowi sudah ngantri jadi cawapres Jokowi. "Meskipun ada beberapa parpol yang mengusung tanpa syarat atau tanpa ngotot mengajukan cawapres," tandasnya.

Kemudian poros kedua. Sosok Prabowo masih menjadi capres atau king maker bagi dua parpol yakni Gerindra dan PKS.

"Ngomong soal king maker, ini juga manarik juga untuk dicermati. Bujur sangkar politik elite (veto player) ada di Mega-JK-Prabowo-SBY," paparnya.

Lalu poros ketiga, ini akan diusung Demokrat, PAN dan PKB. Dan bisa menjadi poros alternatif.

"Dipastikan kontestasi elektoral akan berjalan dinamis dan kompetitif. Poros Ketiga dengan calon alternatif punya kans bisa mendulang elektoral dan mengambil ceruk segmen capres lainnya," papar pria asal Sumatera Barat itu.

Namun kata dia, jika Demokrat merapat ke Jokowi, dengan syarat AHY jadi cawapres, maka poros ketiga (alternatif) bisa bubar di tengah jalan.

"Atau Cak Imin ke poros Prabowo, poros ketiga juga bisa bubar juga," tandasnya.

Lanjutnya, ketiga poros diatas sudah memenuhi ambang batas suara nasional. Hal ini merujuk pada 22, 2 persen yang menjadi penentu. "Ambang batas 20 persen jumlah kursi DPR dan 25 persen suara sah nasional. Jokowi dan Prabowo sudah mendapatkan tiket. Namun ada upaya sistematis agar terulang kompetisi Prabowo dan Jokowi pada 2014 untuk, bisa lebih mudah memenangkan Jokowi," katanya.

Semakin banyak calon kata dia lagi, sebenarnya semakin bagus. Ibarat menu prasmanan, cita rasanya akan semakin banyak yang dihidangkan ke tengah masyarakat. Sehingga masyarakat banyak dihadapkan dengan pilihan yang variatif dan punya korelasi terhadap peningkatan partisipasi politik.

Lalu siapakan kira-kira pasangan calon figur alternatif yang bisa menjadi lawan tanding atau sebanding melawan Jokowi selain Prabowo?

Jika dilihat dari keinginan masyarakat ataupun beberapa nama tokoh yang sudah muncul kepermukaan. Menurut Pangi ada beberapa kandidat pasangan yang punya kans jadi kuda hitam di Pilpres 2018.

Pasangan tersebut kata dia, pertama adalah Jenderal Gatot Nurmantyo- Tuan Guru Bajang (TGB). Kemudian pasangan Gatot Nurmantyo- Anies dan Sultan Sri Hamengkubuwana

https://www.goriau.com/berita/gonews-group/menanti-capres-alternatif-dan-poros-baru-pilpres-2019-gatottgb-kuda-hitam.html

[size={defaultattr}][size={defaultattr}]-------------------------------[/size][/size]

[size={defaultattr}][size={defaultattr}]


[/size]
[/size]

Bangsa yang besar adalah bangsa yang rakyat bisa memilih para pemimpinnya yang baik, bijak, dan bertaqwa kepada Tuhan YME

emoticon-Ultah

0
4K
40
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan