Halo Gan,Sist semuanya! Sudah mendengar tentang isu penutupan wisata di Pulau Komodo tahun 2020 belum? Ya, awal Januari 2019, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mulai mencanangkan isu penutupan Taman Nasional (TN) Komodo. Tujuan penutupan ini sebenarnya baik, karena ingin melindungi habitat dan komodo yang semakin mengecil. Jadi untuk konservasi, wisata di Pulau Komodo akan ditutup mulai Januari 2020.Sumber

Namun, isu ini menuai pro dan kontra dari sejumlah warga setempat dengan berbagai alasan perekonomian. Tentu saja, karena dengan ditutupnya kawasan wisata ini, maka tertutup juga beberapa mata pencaharian penduduk setempat. Selain itu, juga akan merugikan pendapatan negara.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah berusaha mengambil jalan tengahnya. Dimana habitat dan kadal raksasa di dunia itu tetap lestari, serta perekonomian tetap berjalan. Akhirnya Wisata Pulau Komodo tidak jadi ditutup, setelah diadakan rapat koordinasi Pengelolaan Taman Nasional Komodo antara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Senin (30/09).
Sumber

Pulau Komodo akhirnya tidak jadi ditutup. Namun demikian, tidak sembarang orang dapat berkunjung dan menemui kadal raksasa terbesar di dunia tersebut. Pasalnya, agar konservasi dan daerah wisata tetap berjalan, maka dilakukan pembatasan wisatawan di daerah ini. Hanya orang-orang yang benar-benar ingin melihat komodo-lah yang diperbolehkan masuk. Itu pun dengan tiket masuk per orang sebesar Rp14 juta. Wah, fantastik ya Gan, Sist.... Dari harga tiket masuk yang semula Rp 50.000,- untuk wisatawan lokal, dan Rp 150.000,- hingga Rp 225.000,- untuk wisatawan asing, akan menjadi tiket dengan sistem keanggotaan (Membership) tahunan.

Dengan harga tiket Membership Card Premiumyang terbilang mahal, tentu dapat membatasi jumlah wisatawan. Tapi jangan dilihat mahalnya ya Gan,Sist, karena lokasi wisata Pulau Komodo ini akan dijadikan kawasan wisata alam yang eksklusif dengan standar internasional. Sepertinya, pemegang kartu keanggotaan premium akan mendapatkan pelayanan dan fasilitas yang istimewa. Karena wacananya, mereka akan langsung diarahkan ke Pulau Komodo dengan fasilitas yang akan diperbaiki dengan lebih baik dan akan mengantarkan wisatawan ke Pulau Komodo, dimana tempat tersebut dihuni oleh binatang purbakala yang berupa kadal raksasa yang hanya ada di Indonesia dengan segala keindahan alamnya, apalagi setelah dilakukan konservasi nantinya.

Namun, buat kita-kita yang belum bisa memiliki membership card premiun atau non-premium , tidak perlu khawatir, karena kita akan diarahkan ke Pulau Rinca atau lainnya yang juga terdapat komodo kok. Walau ukurannya lebih kecil dari yang di Pulau Komodo, setidaknya kita masih bisa menyapa binatang purba ini ya Gan,Sist....

Harga tiket masuk yang mahal, ketertarikan turis lokal maupun mancanegara kemungkinan tidak sebanyak sebelumnya. Selain karena harga tiket yang terbilang besar, jumlah wisatawan juga dibatasi, agar tidak terlalu mengusik komodo-komodo yang berada di kawasan konservasi eksklusif tersebut. Tentu saja agar habitat di kawasan ini tidak rusak saking banyaknya pengunjung, dan pengontrolan juga lebih mudah.

Untuk wisatawan yang memiliki ketertarikan dengan kadal raksasa yang langka ini, entah untuk penelitian, berlibur, ataupun kepentingan yang lain, berapapun harga tiketnya tidak akan menjadi masalah. Jangankan turis asing, turis lokalpun akan menembusnya. Apalagi disertai dengan perawatan lokasi yang eksklusif dengan standar internasional. Waah, enggak tanggung-tanggung deh untuk ketempat ini.

Ya, seperti para mahasiswa K-Kop lovers, berapapun harga tiket konser artis-artis idolanya, ia akan berusaha keras untuk bisa membeli tiketnya. Begitu pun dengan para wisatawan. Kalaupun tidak bisa mendapatkan membership card premiumyang wacananya juga dibatasi, wisatawan masih bisa berkunjung ke Pulau Rinca atau pulau lainnya yang rencananya bakal diatur setidaknya seperti kawasan konservasi Pulau Komodo dulu.

Mengenai kartu keanggotaan premium dan non-premium ada baiknya pemerintah juga mempertimbangkan subsidi harga untuk turis lokal dengan turis mancanegara. Karena bagaimanapun juga, penduduk lokal berhak menikmati keindahan dan kekayaan alam di tanah air sendiri. Lagi pula tidak semua wisatawan lokal dapat ke Pulau Komodo mengingat jarak yang tidak semua penduduk Indonesia letaknya berdekatan dengan NTT, dan memiliki isi dompet yang gendut-gendut. Di tambah lagi dengan harga tiket yang fantastik mahalnya disama ratakan dengan wisatawan mancanegara. Karena rata-rata turis asing yang berkunjung ke Indonesia ataupun negara-negara lain adalah dari kalangan berada yang memiliki kekayaan berlimpah.

Namun, diharapkan, dengan harga tiket yang fantastik tersebut, justru dapat menarik rasa penasaran turis, sehingga mereka pun akhirnya memutuskan untuk berwisata ke Pulau Komodo. Selain itu, dengan tiket yang tergolong mahal, palayanan dan fasilitas yang diberikan kepada wisatawan sebanding dengan harga tiketnya. Agar wisatawan tidak kapok untuk berkunjung ke Pulau Komodo, bahkan secara langsung atau tidak langsung ikut berpartisipasi dalam menarik wisatawan lainnya.

Demikian tanggapan saya mengenai kawasan wisata alam yang eksklusif dengan harga yang fantastik di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Semoga dengan adanya kawasan konservasi yang eksklusif tersebut komodo dapat terus lestari dan memiliki habitat yang jauh lebih baik.

Mari cintai alam, lestarikan budaya, dan lindungi binatang dari kelangkaan, khususnya komodo yang merupakan binatang purbakala yang hanya ada di Indonesia!