republika.com

Semakin berkembangnya zaman, ternyata ga mengubah teknologi, industri dan lingkungannya saja, bahkan merubah pola pikir semua orang. Dimana zaman dulu guru diberi gelar sebagai pahlawan tanpa tanda jasa dan dihormati oleh murid dan orang tua murid, kini ane rasa hal tersebut sudah sangat berubah.

radarbanten.co.id

Ada satu cerita yang membuat ane kagum oleh profesi guru. Cerita ini diceritain sama guru SMP ane, seorang guru Bahasa Indonesia pas ane masih SMP dulu. Beliau cerita, pernah suatu ketika karena dia terburu-buru ga sadar dia ngelanggar rambu lalu lintas. Akhirnya dirinya dihentikan oleh polisi yang sedang bertugas. Ane lupa isi dialog keduanya, cuman intinya guru ane ini minta dikasih kelonggaran karena dia sudah terlambat untuk mengajar murid-muridnya. Dan polisi yang menghentikannya langsung mengizinkannya untuk melanjutkan perjalanannya. 

Cerita ini hampir mirip sama yang dialami temen ane. Dia seorang dokter dan lagi buru-buru ke rumah sakit. Karena melanggar marka maka temen ane dihentiin, cuman dia bilang ke polisi yang ngehentiinnya bahwa dia emang harus segera tiba di rumah sakit. Akhirnya polisi tadi mengizinkannya melanjutkan perjalanan menilangnya.

Itulah dua profesi spesial yang memiliki peran berbeda namun memiliki niat yang mulia.

tribunnews.com

Namun akhir-akhir ini ane lihat profesi guru menjadi profesi yang serba salah. Ada murid anak diberi hukuman, akhirnya gurunya yang salah. Kalo enggak si anak ngadu ke orang tuanya dan orang tuanya yang balik ngasih hukuman ke guru tersebut. Karena takut bermasalah, maka banyak para guru yang akhirnya membiarkan anak-anak bermasalah itu. Efeknya, ya anak nakal itu yang menindas para guru. Bedanya ketika guru menghukum siswa guru bisa dipenjara, kalo siswa semena-mena sama guru ujung-ujungnya kalo ga damai ya si anak pindah sekolah. 

Kayaknya pemerintah perlu membuat hukum khusus untuk melindungi para guru. Yang tujuannya untuk mencerahkan otak dan pikiran orang tua murid, biar mereka mikir kalo ga mau anaknya dididik ya gausah sekolah umum, home schooling aja. Kalo ga mau home schooling yaudah ga usah protes sama aturan sekolah. Kalo ga mau sekolah umum tapi ga ada duit buat home schooling yaudah ga usah sekolahin anaknya, biar ortunya nyesel sendiri entar. 

kompasiana.com

Mana digaji rendah, kalah sama gaji s******s dan a******s yang kerjanya santuy tapi bayarannya gede. Udah gitu ga punya beban dan tanggung jawab. Modal viralpun udah bisa menjadi seorang diantaranya .

Inget ngerusak itu lebih gampang daripada memperbaiki. S*******s banyak yang ngerusak moral, guru banyak yang memperbaiki moral.

Sumber:Opini TS