Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

suciasdhanAvatar border
TS
suciasdhan
Karena Pandemi, Keseruan Belajar Tatap Muka Tergantikan Oleh Belajar Online


Hingga saat ini, Corona masih menjadi perbincangan hangat. Hampir di semua belahan dunia, virus yang satu ini masih mendominasi khalayak ramai dan menjadi trending. Berbagai macam perubahan mulai terasa di banyak aspek kehidupan.

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah menyebar hampir ke semua negara, termasuk Indonesia. Dan itu berlangsung hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Sehingga, pada tanggal 11 Maret 2020, WHO menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.

Untuk mencegah penyebarannya semakin meluas, pemerintah daerah di berbagai wilayah, memutuskan kebijakan untuk meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di Indonesia pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi lainnya, termasuk di wilayah tempat saya tinggal. Walau pun Ciwidey, masuk ke dalam salah satu wilayah zona hijau, tetapi, sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus, maka sistem belajar online ini pun ikut diberlakukan di semua sekolah yang ada di wilayah Ciwidey dan sekitarnya.

Sebagai salah satu staf pengajar di sebuah Madrasah Aliyah swasta di Ciwidey, jujur, saya merasa sangat rindu dengan suasana belajar tatap muka. Banyak keseruan yang tak bisa didapatkan melalui belajar online. Di antaranya, rindu upacara bendera setiap hari Senin, rindu kegiatan ekstrakurikuler setiap hari Sabtu, rindu belajar dalam kelas, melalui berbagai metode, seperti games, simulasi, atau diskusi, serta rindu melihat langsung siswa-siswa mengerjakan tugas yang diberikan. Berikut ini beberapa foto kegiatan belajar di kelas sebelum pandemi, yang sempat diabadikan.

Spoiler for Belajar di kelas:


Walau, menahan beratnya rindu belajar di dalam kelas, namun, peraturan memang harus dijalankan, demi kebaikan bersama. Baru saja belajar online berjalan selama 3 minggu, banyak keluhan yang diterima, baik dari siswanya sendiri, mau pun orang tuanya. Yang paling banyak dikeluhkan dan menjadi kendala utama, yaitu borosnya penggunaan kuota dan kendala di jaringan internet.

Seperti dikutip melalui laman-laman berikut:

Quote:

Sumber: Klik

Quote:

Sumber: Klik

Belajar Online Ramah Kuota Melalui WhatsApp

Quote:

Sumber: Klik

Melihat banyak kendala yang terjadi di lapangan, saya mulai mencoba berdiskusi dengan rekan-rekan guru, dan pihak sekolah untuk mencari jalan tengah terbaik. Alhamdulillah, saya dan beberapa rekan guru beberapa waktu yang lalu, sempat mengikuti webinar tentang Merancang PJJ Ramah Kuota yang diadakan oleh iTELL Indonesia. Di sana, ditampilkan simulasi pembelajaran melalui aplikasi Telegram. Lebih lengkapnya, bisa ditonton melalui video berikut:



Sumber: Channel Youtube iTELL Indonesia

Awalnya, kami terinspirasi dengan pembelajaran ini dan kami berencana akan menerapkannya. Namun, masalahnya siswa-siswa kebanyakan memakai aplikasi WhatsApp. Akhirnya, pihak sekolah, dan juga rekan-rekan memutuskan untuk menggunakan WhatsAppsebagai sarana belajar. Untuk itu, saya dan beberapa rekan guru yang menjadi wali kelas, mulai membuat WhatsApp grup per kelas.

Agar belajar bisa berjalan menarik, kami membuat media belajar melalui Microsoft 365 atau Sway. Materi yang akan disampaikan, bisa kita susun sedemikian rupa, agar tampilannya lebih berwarna. Usai menyusun materi, link-nya bisa langsung dibagikan ke WhatsApp grup. Tampilan media pembelajarannya bisa dibuat dengan cantik, karena banyak pilihan latarnya dan berbagai jenis font huruf di sana, sehingga setiap materi bisa diganti-ganti tampilan atau warna latarnya. Kita juga bisa menyisipkan gambar, atau video. Siswa-siswa bisa langsung mengklik link tersebut, lalu membaca materi yang ada di dalamnya. Untuk evaluasi atau soal-soal yang terkait dengan materi, kami membuatnya melalui microsoft form, yang link-nya bisa disisipkan di akhir materi. Berikut ini tampilannya:

Spoiler for Tampilan materi di Sway:

Link: Di sini

Selain menggunakan Sway, kita juga bisa mengakses learningApss.org. Di dalamnya terdapat banyak media pembelajaran yang bisa dipakai sesuai dengan materi yang akan kita sampaikan. Kita juga bisa membuat atau menyusun media pembelajaran di learningApss.org, yang link-nya bisa dibagikan, baik melalui WhatsApp, maupun lewat Telegram. Tampilannya pun lebih interaktif. Lingkungan sekitar rumah siswa juga bisa menjadi sumber belajar yang bisa diamati. Tentunya, disesuaikan dengan materi yang disampaikan guru.

Contohnya, saja, ketika saya menyampaikan materi tentang Report text about animals, mereka diminta mengamati hewan-hewan yang ada di sekitar rumah. Kemudian, mereka diminta menuliskan hal-hal penting dari hewan yang diamati, mulai dari ciri-cirinya, hingga makanannya. Lalu, menulis report textsesuai dengan hal-hal penting yang telah dicatat.

Spoiler for foto tugas report text about animal:


Untuk menghemat kuota, kami biasanya mengurangi penggunaan link video sebagai media belajar, mengurangi menggunakan video rekaman kami yang sedang menjelaskan materi, dan menggantinya menggunakan voice note, tetapi yang durasinya pendek.

Untuk membantu mengatasi kendala siswa yang memang benar-benar masih tak bisa mengikuti, dikarenakan tempat tinggalnya susah sinyal, satu minggu sekali, kami mengadakan tatap muka secara bergiliran, dengan tetap mengikuti panduan dan protokol kesehatan. Tentunya, dengan durasi waktu yang sebentar, hanya satu sampai dua jam pertemuan saja.

Spoiler for Diskusi dan tatap muka seminggu sekali:


Quote:

Sumber: Klik

Walau, tidak bisa langsung bertatap muka di kelas, tetapi, alhamdulillah, siswa-siswa hingga saat ini masih semangat mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas melalui WhatsApp grup. Selain, itu, belajar melalui WhatsApp ini, menurut siswa-siswa, termasuk ke dalam salah satu aplikasi yang fitur-fiturnya mudah untuk dioperasikan. Mengingat, hampir semua orang di seluruh dunia, saat ini menggunakan Whatsapp. Hingga saat ini pun sejak beralih ke WhatsApp, kami belum mendengar lagi keluhan mengenai borosnya penggunaan kuota internet, dari siswa maupun orang tuanya.

Spoiler for WhatsApp grup:


Namun, tetap saja, saya dan juga rekan-rekan rindu belajar langsung di kelas. Kami sepakat, bertemu secara langsung, ikatan emosionalnya terasa lebih kuat. Keseruan belajar di ruang kelas, memang tak akan pernah tergantikan dengan belajar di grup WhatsApp. Semoga saja pandemi ini segera berlalu, agar kami para guru bisa bercengkerama dengan siswa-siswa, melepas rindu, menyampaikan setitik ilmu secara langsung, di hadapan wajah anak-anak didik, generasi penerus bangsa.

Sumber foto: dokpri

Referensi:

Di sini

Di sini

Sistem Belajar Online di Jabar Banyak Kendala Termasuk Internet

Nadiem Akui Internet Jadi Kendala Siswa Belajar di Rumah

Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19

Teaching With Mobile Messenger apps

[URL=https://SENSOR URL SHORTENERy7kvxubq]teacher’s experience of using WhatsApp [/URL]

[URL=https://SENSOR URL SHORTENERybr7hp7v]using WhatsApp to support teacher development[/URL]

Diubah oleh suciasdhan 29-08-2020 05:00
Anna471
ukhtyfit81
tien212700
tien212700 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
3K
142
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan