Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

abahekhubytsanyAvatar border
TS
abahekhubytsany
Bersatu Melawan Corona Demi Generasi Penerus yang Berkwalitas



Pixabay.com

Ada hikmah di balik keganasan Virus Corona


Apa yang yang terlintas dalam benak kita saat mendengar kata "anak-anak"?

Yah!
Satu masa yang pasti pernah dilalui oleh setiap orang yang dalam masa tersebut ada kebahagiaan yang sesungguhnya tanpa mengenal kepura-puraan.

Secara garis besarnya, masa kanak-kanak adalah masa transisi di mana pada masa tersebut anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain sambil belajar.

Sekali waktu, coba kita perhatikan apa yang dilakukan mereka dalam kesehariannya.




Docpri.

Di situ bisa kita lihat kepolosan mereka dalam menikmati aktifitasnya, bahagia tanpa beban apapun tergambar di raut wajahnya.
Bahkan mereka tidak merasa bersalah saat aktifitasnya mengusik ketenangan orang dewasa.

Sebagai orang dewasa (orang tua) yang menyadari bahwa anak-anak adalah calon generasi muda penerus perjuangan, tentunya akan melakukan banyak hal agar nantinya mereka menjadi generasi The Power of Change atau Agen Perubahanbaik dalam hal agama, bangsa, juga negara.
Banyak hal inilah yang kemudian lebih kita kenal dengan istilah pendidikan.

Adapun pendidikan itu sendiri meliputi tiga hal, yakni pendidikan Formal, Non Formal, dan In formal.
Tiga hal tersebut adalah merupakan upaya yang dilakukan para orang tua untuk menjadikan anak-anak sebagai generasi yang mumpuni nantinya.
Sayangnya usaha tersebut saat ini harus terganjal oleh situasi dan kondisi dunia yang tak pasti.

Sejak merebaknya virus corona di akhir 2019 lalu, dunia pendidikan (khususnya) anak-anak menjadi dilema tersendiri bagi para orang tua.

Di satu sisi, mereka mewajibkan pada anak-anak untuk melakoni aktifitas dalam hal belajar baik secara formal, nonformal, ataupun informal.
Namun di sisi lain para orang tua juga harus mengikuti protokol kesehatan yang dibuat oleh pemerintah demi memutus mata rantai penyebaran virus yang mematikan saat ini (Covid -19).

Dalam hal pendidikan untuk calon generasi penerus, pemerintah melalui Kemendikbud memberlakukan sistem Pendidikan Jarak Jauh atau PJJ.

Dalam merealisasikan sistem ini memang dibutuhkan kerjasama yang apik antara pemerintah, orang tua dan peserta didik.
Dengan kata lain seluruh elemen bangsa punya kewajiban yang sama dalam masalah pendidikan anak-anak dan harus saling terkait antara satu dengan yang lainnya.

Spoiler for Pidato Mendikbud, Nadiem Makarim:
Kompas.com

PJJ yang dijadikan alternatif dalam menangani masalah pendidikan formal bagi anak, menjadi polemik bagi para orang tua murid.
Pasalnya, para orang tua yang sebelumnya cenderung mengandalkan peran para guru kini mau tidak mau harus berkecimpung langsung dalam proses belajar mengajar anak.

Untuk para orang tua yang memang mempunyai latar belakang yang memadai (secara ekonomi maupun ilmu juga pengalaman), tentu sistem PJJ tidak begitu berpengaruh.
Namun beda hal dengan mereka yang berada di bawah garis kemiskinan serta faktor pendidikan dan pengalaman yang rendah.
Keluhan juga keberatan dari berbagai pihak dengan sistem PJJ dan Daring bisa kita lihat di berbagai media sosial.

Namun, terlepas dari sisi negatif yang ditimbulkan oleh sistem PJJ dan Daring saat ini, ada hikmah yang bisa kita petik.

Spoiler for :

Kompas.com

Agan dan Sista.

Menurut pendapat ane tidaklah berlebihan jika para orang tua peserta didik merasa terbebani dengan adanya sistem PJJ saat ini.
Minimnya pengalaman, latar belakang pendidikan, juga faktor ekonomi menjadi alasan kuat bagi mereka (orang tua).

Namun hal tersebut tidak logis jika kita jadikan alasan untuk larut dalam keluh kesah yang bisa jadi akan memupuskan harapan kita untuk mendapatkan generasi penerus yang berkwalitas.

Dalam kesempatan kali ini, ane ingin mengingatkan pada diri sendiri dan juga para orang tua bahwa masalah mendidik anak (secara Islam) adalah kewajiban mutlak yang dibebankan Allah (Tuhan Yang Maha Esa) pada masing-masing orang tua anak.
Namun karena beberapa alasan yang mengharuskan orang tua mempercayakan kewajiban tersebut pada pihak lain (guru, ustadz, kiyahi dlsbg).

Saat ini, di mana setiap orang menyadari akan keganasan virus Corona, kewajiban tersebut kembali pada kita sebagai orang tua meski tidak sepenuhnya.

Marilah kita sama-sama berusaha untuk apa yang sebenarnya sudah di tetapkan menjadi kewajiban kita demi tercapainya masadepan generasi penerus yang lebih mulia baik dalam hal agama juga dalam hal mengangkat kehormatan bangsa dan negara Indonesia di mata dunia.


Demikian thread yang bisa ane tulis kali ini.

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Ada kurang lebihnya ane minta maaf dan ane akan sengat berterima kasih jika Anda (pembaca) berkenan melengkapi thread ini.

Kritik juga saran Anda ane tunggu di kolom komentar.

Wal 'afwu minkum....
emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2

Opini pribadi.
Sumber berita : Kompas.com




[color=red] Dari ujung timur Indonesia.
Serutim Kobi, Maluku 9 September 2020.
Diubah oleh abahekhubytsany 12-09-2020 14:58
Cahayahalimah
aviep
alifrian.
alifrian. dan 4 lainnya memberi reputasi
5
431
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan