Awal tahun 2022 akan menjadi awal tahun yang tak terlupakan bagi kita pecinta dunia militer dan alutsista, pasalnya selama awal tahun ini telah banyak terjadi inisiden kecelakaan pesawat tempur. Beberapa kecelakaan bahkan sampai merenggut nyawa sang pilot. Setelah kejadian terakhir dialami Mirage 2000 Taiwan yang jatuh ke laut, kini musibah kecelakaan dialami dua penempur milik Paman Sama selama dua hari berturut-turut. Dan berikut ini sekilas rangkuman insiden tersebut.




Kabar satu ini tentu tidak mengenakkan bagi fans boy Amerika garis keras, pasalnya pesawat tempur siluman twin engine kebangaan Pakde Sam kembali mengalami kecelakaan di Eglin Air Force Base untuk yang kedua kalinya pada hari Selasa (22/03/2022). Sebagai pengingat pada 15 Maret 2021 lalu, sebuah F-22 Raptor juga mengalami kecelakaan di Eglin Air Force Base. Di mana kedua pesawat yang terlibat kecelakaan sama-sama berasal dari 325th Fighter Wing.

Kecelakaan yang menimpa F-22 terjadi sekitar pukul 10:25 pagi waktu setempat, dalam insiden itu pilot selamat. Diduga insiden ini terjadi karena adanya masalah pada bagian roda pendaratan, sehingga pesawat tidak bisa mendarat dengan mulus. Operasi penerbangan di Eglin sempat ditutup sementara sampai sore hari untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, kru dari USAF pun berjaga-jaga di tempat kejadian hingga sore hari.

Sampai saat ini pihak USAF selaku operator F-22 masih belum memberi keterangan lebih lanjut atas insiden ini. Saat ini mereka masih terus melakukan proses penyelidikan, sementara itu kecelakaan yang menimpa Raptor kembali menambah daftar panjang sisi buruk dari pesawat tempur silumn ini.





Mengutip artikel airforcemag.comarmada F-22 kini berjumlah 182 pesawat, dan telah mengalami 32 kecelakaan “Kelas A” dan 50 kecelakaan “Kelas B” selama 21 tahun terakhir. Kecelakaan Kelas A melibatkan kematian, kehilangan pesawat, atau kerusakan lebih dari US$2,5 juta. Sementara kecelakaan Kelas B adalah kecelakaan yang menyebabkan cidera serius atau kerugian antara US$500.000 dan US$2,5 juta. Semua jenis kecelakaan F-22 telah meningkat secara substansial sejak 2015, dan kecelakaan akibat permasalahan roda pendarat adalah masalah umum yang sering terjadi.

Di sisi lain, F-22 Raptor adalah jet tempur siluman bermesin ganda generasi ke-5 yang mulai beroperasi dengan USAF pada tahun 2005 untuk menggantikan F-15 Eagle sebagai jet tempur superioritas udara Amerika berikutnya. Kemajuan signifikan dalam desain kokpit yang terdiri dari hands-on throttle and stick control (HOTAS) dan tampilan multifungsi memberikan pandangan komprehensif tentang situasi taktis udara dan darat untuk meningkatkan kesadaran situasional pilot.

F-22 dapat membawa total 5 ton GBU-32 Joint Direct Attack Munitions untuk serangan udara ke darat; dan rudal AIM-120 AMRAAM dan AIM-9 Sidewinder untuk pertempuran udara ke udara. Tepat setahun yang lalu, F-22 mengalami kecelakaan serupa yang berasal dari masalah pada roda pendaratannya di Pangkalan Udara Eglin. Sebagai tambahan informasi, armada F-22 juga memiliki masalah kecelakaan roda pendaratan yang berkelanjutan.


Sehari Kemudian Giliran F-16

Tepat sehari setelah kecelakan F-22 Raptor, pada hari Rabu (23/03/2022) giliran F-16 yang bertugas untuk Air National Guard mengalami kecelakaan. Dalam insiden ini pilot berhasil menyelamatkan diri dengan memakai kursi lontar. Sampai saat ini insiden yang menyebabkan kecelakaan pesawat itu masih dalam penyelidikan. Pesawat tempur yang mengalami kecelakaan adalah F-16C Block 42 yang diterbangkan oleh 125th Fighter Squadron “Tulsa Vipers” dari Oklahoma Air National Guard. D-16 tersebut merupakan bagian dari Oklahoma Air National Guard’s 138th Fighter Wing yang mengelola pesawat di Ellington Field Joint Reserve Base.

Para pejabat USAF mengatakan jika F-16 tersebuy berangkat dari Pangkalan Angkatan Udara Gabungan Lapangan Ellington di Texas saat melaksanakan misi latihan. F-16 jatuh di sekitar wilayah Tusla, Lousiana. Sementara itu menurut Polisi Bagian Negara Lousiana, kecelakaan terjadi di dekat Betrand Road, di sebelah selatan DeRidder, sekitar pukul 11:15 waktu setempat.

F-16 pun sebenarnya juga tak lepas dari yang namanya masalah dan kecelakaan dalam karirnya. F-16 diketahui memiliki beberapa kegagalan gearbox, engine shutdown dan kegagalan kabel listrik sejak dekade 1980-an dan 90-an. Sementara itu akhir-akhir ini masalah pada roda pendaratan juga telah mengganggu pesawat. Pada tahun 2019, perintah teknis kepatuhan dikeluarkan untuk penggantian aktuator roda pendarat di semua pesawat F-16C/D Block 40 sebelum tanggal 2 Maret tahun ini.





Menurut Pusat Keselamatan USAF, ada 3 kecelakaan F-16 tahun lalu; termasuk 1 kecelakaan "Kelas A" yang menghancurkan pesawat dan menewaskan pilotnya, dan 2 kecelakaan "Kelas B." Untuk nilai kerugian yang dotimbulkan dari kecelakaan Ke;as dan Kelad B dari F-16 sama dengan nilao kerugian pada F-22. Sementara itu tercatat sudah ada 24 kecelakaan Kelas A dan 14 Kelas B yang melibatkan F-16 USAF sejak tahun 2015.

Dan bisa dibilang momen awal tahun ini adalah salah satu yang terburuk bagi pesawat tempur AS, pasalnya dalam dua hari ada dua pesawat yang mengalami kecelakaan. Hal ini menunjukkan bahwa, pengoperasian pesawat tempur bukanlah perkara mudah. Selain membutuhkan SDM yang handal untuk menerbangkan dan merawat pesawat tempurnya, tentu juga dibutuhkan pesawat yang terus dalam kondisi terbaikya; agar misi-misi yang diemban kelak berhasil sebagaimana mestinya



Referensi Tulisan: eurasiantimes.com& airforcemag.com
Sumber Foto: sudah tertera di atas