Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Sejarah THR (Tunjangan Hari Raya), Didukung Oleh PKI




Siapa yang hari THR nya sudah ludes? Pasti hampir sebagian orang duit THR sudah berpindah tangan ke orang lain, bahkan ada juga yang dipakai untuk biaya pulang kampung.

Yup, terlebih kota besar seperti Jakarta banyak kaum urban yang tinggal disini hanya untuk beradu nasib dengan mencari peruntungan agar bisa sukses dimasa depan.

Tapi ngomongin THR, kamu pernah berfikir ga, siapa sih yang mengusulkan adanya THR?



Nah, menarik bukan pembahasan kali ini. Kok bisa ya, perusahaan baik hati memberikan THR. Jadi begini ceritanya juragan, menurut beberapa sumber di media awalnya dimasa Jepang ada istilah hadiah lebaran dan ide ini dikembangkan menjadi THR oleh Soekiman Wirjosandjojo. Dia politikus Partai Masyumi yang menjabat Perdana Menteri pada 27 April 1951 hingga 3 April 1952.

Ide ini akhirnya dipenuhi pemerintah dengan keluarnya PP No. 27 tahun 1954 Tentang Pemberian Persekot Hari Raya Kepada Pegawai Negeri. Walau jumlahnya tidak full sebulan gaji, jelas dengan adanya hal ini membuat serikat buruh pun iri dan menuntut hal yang sama dengan PNS.



Salah satunya adalah Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) yang dibentuk di Indonesia pada 29 November 1946. Organisasi ini bisa dibilang berada dibawah naungan dari Partai Komunis Indonesia, sebagian besar pengurusnya adalah aktivis partai tersebut seperti Harjono, Njono, dan Setiadjit Soegondo. Pengurus SOBSI juga terlibat pula dalam pemberontakan Madiun 1948.

Jadi THR ini unik walau dicetuskan oleh pengurus Masyumi, namun mendapatkan dukungan oleh Sobsi atau PKI. Sebenarnya tak heran juga, karena PKI itu menjual kemiskinan.



Maka lihatlah pidato-pidato para pemimpin PKI yang mengadopsi sistem komunis, mereka dengan lantang memberikan janji-janji kepada rakyat miskin. Mereka terus berjuang untuk memberantas kemiskinan, hingga kedudukan manusia bisa setara.

Maka menjual kemiskinan akan banyak pengikutnya, tak heran PKI menjadi partai yang besar di Indonesia. Bahkan mempunyai organisasi sayap seperti Sobsi, Gerwani, Lekra, dan Pemuda Rakyat.



Atas dukungan dari Sobsi itu maka THR, pada tahun 1959, Menteri Perburuhan Ahem Erningpradja, dari kalangan nasionalis, mengukuhkan THR sebagai hak penuh buruh. Kesuksesan organisasi buruh dengan adanya THR berlanjut hingga sekarang.

Lantas apa benar perusahaan tempat kita bekerja memberikan uang cuma-cuma pada karyawannya? Hmmm, menarik bukan untuk dikuliti. Sebenarnya ada saja perusahaan yang tidak benar-benar mengeluarkan uang pribadi perusahaan untuk THR.



Jadi begini, jumlah gaji yang diterima karyawan dari gaji pokok sudah dipotong pajak penghasilan, dan juga uang potongan THR. Namun potongan THR tidak disebutkan jumlahnya, padahal dalam 12 bulan akan dipotong hingga mencapai gaji yang ditetapkan untuk perbulannya. Lalu diberikan saat Hari Raya tiba, jadi sebenarnya perusahaan tidak rugi karena memang uang hak dari karyawan itu sendiri yang dikumpulkan oleh perusahaan.

Karena perusahaan swasta akan menghitung berapa besar jumlah yang harus dikeluarkan ketika hari raya tiba, kalau memakai kas perusahaan tentu jatuhnya profit semakin tipis. Kesempatan gulung tikar lebih besar. Lain halnya dengan PNS, karena gajinya diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana itu didapat dari pajak negara, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), bahkan sampai harus berhutang kalau masih kurang.

Konten Sensitif


Maka PNS akan digantikan oleh Robot AI, merupakan langkah revolusioner untuk menekan pengeluaran negara.

Apalagi dengan adanya THR, putaran uang yang ada dimasyarakat cukup besar. Efeknya nilai mata uang terkoreksi, dan kebijakan pengusaha menaikkan harga barang pun menjadi bumerang. Inflasi terjadi setiap kali hari raya, ini tentu merugikan buat masyarakat yang tak nendapatkan THR.



Karena seperti pedagang di pasar, warung hingga pedagang kecil yang memanfaatkan dengan menaikkan harga jual ketika hari raya menjelang. Ini disebabkan mereka tidak mendapatkan THR, namun rasa berbagi ketika hari raya pun tinggi ini salah satu sisi positif dari THR.

Yang tidak mendapatkan THR dengan berkeliling silaturahmi kepada tetangga, saudara dijamin akan mendapatkan rezeki terlebih membawa anak kecil.



Gimana, sudah tak penasaran lagi dengan sejarah THR.

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.

emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2022
referensi : klik, klik,klik, klik,
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star





Diubah oleh c4punk1950... 06-05-2022 12:54
37sanchi
dalledalminto
pixecute
pixecute dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2.4K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan