Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

NegaraTerbaruAvatar border
TS
NegaraTerbaru
Capres IQ Jongkok Rebutan Roket Elektabilitas Pesantren
Spoiler for Rockger:


Spoiler for video:



“There are more ideas on earth than intellectuals imagine. And these ideas are more active, stronger, more resistant, more passionate than "politicians" think.” – Michael Foucault

Tiap kelompok intelektual di muka bumi ini memiliki berbagai ide cemerlang. Bahkan ide yang belum terbayang oleh para intelektual itu sendiri. Ide-ide itu terus berkembang secara aktif, kuat, terus ada, dan lebih bergairah mengalahkah visi-visi yang dipikirkan oleh para politisi.

Bagi saya ucapan dari filsuf Perancis Michael Foucault itu dapat dimaknai bahwa para intelektual memiliki ide-ide serta mimpi cemerlang yang bahkan lebih wahid ketimbang mimpi politisi dalam rangka memajukan suatu negara.

Maka secara logika, seharusnya politisi lebih banyak berinteraksi, bertukar gagasan dengan para intelektual. Sayang, kenyataan yang terjadi di negeri ini bukanlah seperti itu. Para politisi lebih gemar mengunjungi alias sowan ke kyai pesantren ketimbang bertukar pikiran di kampus.

Coba saja tengok kenyataan kini, saat para politisi, dalam rangka menyambut tahun politik 2024, memilih mengunjungi pesantren-pesantren. Sebut saja politisi ternama seperti Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, maupun para politikus lain beserta partai-partai yang mendukung mereka.

Lihatlah ketika di bulan ini Menteri BUMN Erick Thohir di sela-sela pekerjaannya sebagai menteri bersilaturahmi dengan para ulama se-Pasuruan Raya, Jawa Timur. Dalam pertemuan itu, ia menyatakan berkomitmen menjadikan pondok pesantren sebagai mercusuar peradaban dan sebagai salah satu motor penggerak ekonomi umat

Sumber : Detik[Sowan ke Ulama Se-Pasuruan Raya, Erick Thohir Bicara Ponpes-Program BUMN]

Contoh lain bisa kita tengok pada relawan Gubernur Jawa Tengah yang terhimpun dalam relawan santri dukung Ganjar Lampung bersilaturahmi ke salah satu Ponpes di Bandar Lampung sekaligus membagikan paket sembako hanya agar memiliki citra peduli terhadap pesantren.

Sumber : Media Indonesia [Sowan ke Pesantren Al Firdaus Lampung, Relawan Ganjar Bagikan Sembako]

Begitu pula dengan politikus-politikus lain, dalam berpolitik praktis hanya akan terus sowan ke pesantren-pesantren dengan kedok ‘silaturahmi’.

Bila kita mau ambil dari sudut pandang psikologis, mendekatkan diri dengan kyai berarti secara tidak langsung sang capres sedang memberikan pesan kepada calon para pemilih. Bahwa sang calon telah sowan kepada sang kyai. Dalam tataran yang lebih ekstrem bisa memunculkan wacana “capres” tertentu mendapat restu dari kyai tersebut. Sebuah kesan yang coba dibangun terhadap kesadaran calon pemilih dari kalangan santri.

Namun uniknya, Dr Endang Turmudi lewat bukunya yang berjudul Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan (2004) menegaskan bahwa meskipun posisi kyai masih diperhitungkan, namun peran kyai dalam politik tidak begitu nyata.

Artinya, kecenderungan seorang kyai ke dalam satu politik tertentu tidak lantas linear dengan keputusan pemilih meskipun para pemilih tersebut menjadikan kyai yang bersangkutan sebagai panutan dalam kehidupan keseharian.

Sumber : Kompas [Politik ”Sowan” Kiai]

Fenomena para menteri dan politisi yang bermanuver untuk maju di Pilpres 2024 pun dikritisi oleh pengamat politik Rocky Gerung. Rocky mengatakan selama ini para menteri dan kandidat lainnya hanya mampu bersafari untuk memperkenalkan diri.

Namun, para menteri dan kandidat lainnya yang ingin maju sebagai presiden tidak berani beradu ide atau intelektualitas.

"Safari yang dilakukan itu manuver standar, publik justru tidak mendengar manuver ke kampus," kata Rocky Gerung.

Rocky menantang para menteri dan kandidat calon presiden lainnya mendatangi Badan Eksekutif Mahasiswa untuk beradu gagasan.

Dia menegaskan masyarakat hari ini sudah pandai setelah pemilu 2019. Masyarakat bisa saja menganggap manuver yang dilakukan calon presiden itu kampungan.

Sumber : JPNN [Calon Presiden Dikritik, Rocky Gerung: Tunjukkan Anda Itu Punya Otak]

Dari paparan di atas kita pun akhirnya dapat menilai bahwa manuver politik para capres di 2024 yang gencar bersafari ke kyai-kyai dan pesantren-pesantren hanyalah manuver standar demi kesan memiliki kedekatan dan restu dari kyai untuk maju ke Pemilu 2024.

Namun perlu diingat bahwa peran kyai dalam dunia politik tidaklah begitu nyata. Sowan ke kyai bukan berarti secara linier memperoleh dukungan pula dari para pengikut kyai tersebut.

Oleh karenanya yang jauh lebih penting demi politik saat ini adalah gagasan-gagasan yang cemerlang dari para capres demi meningkatkan nilai intelektual mereka. Caranya adalah bukan dengan sowan ke pesantren, melainkan berdiskusi ke kampus-kampus. Sebab Pemilu 2024 bukan hanya soal elektabilitas tapi juga intelektualitas. Tunjukkanlah bahwa para capres punya otak.

Seandainya para capres punya otak maka harusnya kontestasi 2024 adalah tentang adu intelektualitas, dan siapa lebih mampu diterima kelompok kiri intelektual seperti mahasiswa, bukan tentang siapa yang lebih mampu membeli kanan (agama).

Soal bersilaturahmi semua orang juga bisa, tapi tak semua orang bisa beradu gagasan untuk mengeluarkan ide-ide cemerlang.



Diubah oleh NegaraTerbaru 12-05-2022 16:52
nikelmahardi
Vinzarc
shellasoraya404
shellasoraya404 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
2.2K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan