Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

NovellaHikmiHasAvatar border
TS
NovellaHikmiHas
13 Pesan Bagi Pejuang Pendidikan, yang ke-11 bisakah disebut koruptor?
Koruptor dari Balik Ruang Kelas


Hari-hari ini, guru menjadi profesi yang semakin diminati. Berbeda dengan beberapa tahun silam.

Sayangnya, fenomena semakin diminatinya, menggeser ideologi bahwa guru itu panggilan hati dan bagian dari sebuah amanah besar.

Mengapa demikian? Karena para pendidik digambarkan tengah berada pada sebuah pabrik yang mencetak negara dan peradaban.

Sehingga, tidak mungkin jika goalnya mencetak peradaban, sementara pencetaknya adalah orang-orang yang asal-asalan dan tidak bertanggung jawab.

Wajib bagi pejuang pendidikan memiliki tekad menjadi pejuang pendidikan yang tidak asal dan semaunya sendiri, karena ketahuilah bahwa peran yang tengah diemban itu sangatlah mulia.

Beberapa pesan berikut untuk para pendidik, agar setiap apa yang dilakukan tidak sia-sia:

 
1. Niat Ikhlas cari Ridha Allah


Niat, ya, tentu saja niat adalah modal dari setiap aktivitas, apalagi niat menjadi pendidik yang hendak menyiapkan generasi untuk keberlangsungan masa depan.

Quote:


Sejatinya anda wahai pendidik, tengah melanjutkan tugas para Nabi. Apabila anda hanya mengharap keridaan Allah semata dalam pekerjaan atau usaha anda, maka setiap jam di sepanjang hari anda dalam timbangan kebaikan anda.

Sedikit pun jangan pernah bergeser niat anda selain mengharap keridaan-Nya semata. Niscaya kelak anda akan memperoleh apa pun kenikmatan yang tiada terhingga dari-Nya.


2. Tanamkan Cinta Ilmu


Ketahuilah dan ingatlah selalu bahwa di depan anda, di hadapan anda ada generasi. Iya, generasi penerus keberlangsungan hidup.

Untuk itu wahai para pendidik, tugas anda adalah bangkitkan jiwa mereka, ajarkan cinta kepada ilmu, dan bangunkan semangat untuk senantiasa berilmu.

Boleh jadi satu kata yang keluar dari lisan anda dapat membakar spirit dalam hatinya dan menjadi kebaikan untuk ummat di masa yang akan datang.

Quote:


3. Tidak Berpura-pura


Pura-pura adalah satu perbuatan antara kenyataan yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Jika di dalam Islam, hal tersebut masuk kategori seorang munafik. Kepura-puraan yang sering kali ada di sekitar dunia pendidikan, adalah ketika seorang pendidik berpura-pura tidak sehat. Sehingga dibenarkan untuk izin di hari itu.

Jika seorang pendudik itu teringat bahwa posisinya itu pengemban amanah, maka, hendaknya tidak mengambil cuti sakit ketika ia tidak benar-benar sakit, sehingga ia tidak akan menggabungkan dua maksiat sekaligus.

Kemaksiatan itu diantaranya Yaitu: kebohongan dan makan harta haram. Sesungguhnya pemotongan gaji dilandasi taqwa dan takut kepada Allah itu lebih baik dan lebih kekal.

 
4. Hormati Murid untuk Tauladan


Cukupkan diri seorang pendidik itu menjadi tauladan atau uswah hasanah. Tunjukkan rasa hormat anda kepada murid yang ada di hadapan anda dengan cara menerangkan keutamaan mereka sebagai penuntut ilmu. Hal ini akan mendekatkan jarak Anda dalam menuju hati mereka.

Dengan begitu, tentu saja dapat berdampak tidak ada lagi sekat antara murid dan guru. Guru pun akan lebih mudah memberikan nasehat, ilmu dan pengalaman.

Begitu juga sebaliknya, murid akan lebih mudah menerima wawasan, wejangan dan wacana.

5. Menerima Segenap Kelebihan dan Kekurangan


Murid itu manusia biasa, seperti halnya dirimu yang tidak terlepas dari kurang juga cacat. Apalagi mereka masih tengah berproses dalam kehidupan.

Berusaha menerima murid-murid dengan segala kesalahan mereka karena kita paham bahwa murid bukanlah malaikat tanpa dosa, juga bukan pula syaitan dengan segala kedurhakaannya.

Seorang guru hendaknya tidak beralasan untuk lari dari meluruskan kesalahan-kesalahan itu, karena Anda adalah murabbi (pendidik) dan ini yang utama diharapkan dari Anda.
 
6. Hibur Diri


Berusaha menghibur jiwa dengan membesarkan diri sendiri terkait peran diri sebagai pendidik, bukan pentransfer ilmu.

Ketahuilah dan ingat betul bahwa banyak di antara orang-orang hebat berubah menjadi istimewa lantaran sebuah kalimat yang dilontarkan oleh seorang guru yang dapat melejitkan mereka dan memantik cita mereka, kemudia berhasil hingga mecapai puncak.

 
7. Tanamkan Takut yang Benar


Tanamkan aqidah yang benar kepada murid-murid anda, apa hakikat kehidupan mereka dan apa sejatinya tujuan diciptakannya mereka.

Rasa takut murid Anda terhadap Anda bukanlah pertanda keberhasilan dan keterampilan Anda dalam menegakkan kedisiplinan. Itu hanya pertanda bahwa Anda gagal dalam memerankan pendidikan. Pendidikan itu membawa ketegasan dan kasih sayang bukan dengan menakut-nakuti.


8. Interaksi Bagus


Belajarlah memperbaiki cara interaksi anda dengan para murid. Ingatlah seberapa banyak guru yang memperoleh doa dari para murid setelah beberapa tahun berlalu, atau bahkan ketika berada di liang kubur.

 
9. Kaitkan Semua dengan Agama


Jika anda seorang guru, dan setiap apa yang anda sampaikan atau ajarkan itu dikaitkan dengan nilai-nilai ajaran agama, itulah nilai plus anda. Itulah yang dikatakan jariyah.

Berusaha dengan sungguh-sungguh agar setiap mata pelajaran yang disampaikan harus dapat dikaitkan dengan nilai-nilai aqidah yang lurus dan akhlak karimah.

Tugas anda selaku guru adalah mencari media yang sesuai untuk menyampaikan materi dasar sebagai hamba.
 
10. Pertanggung Jawaban


Berusahalah senantiasa merasa dalam pengawasan-Nya. Berbuat dan berlakulah dengan perbuatan terbaik.

Keterlambatan yang anda cipta saat hendak memulai pelajaran atau mengakhiri pembelajaran sebelum waktu yang telah dijadwalkan, perlu diketahui bahwa itulah hak murid anda, dan kelak mereka akan menuntutnya pada hari dihisabnya seluruh amal.

 
11. Manfaatkan Waktu


Seorang syaikh yang paham betul agama begitu berhati-hati dengan sebuah amanah.

Dia adalah Syekh Utsaimin rahimahulloh, ia begitu berhati-hati, sehingga ia senantiasa membedakan antara pulpen inventaris kantor dan pulpen pribadi. Ia begitu takut tubuhnya masuk sedikit saja barang haram.

Lalu bagaimana menurut anda dengan orang yang menghalalkan sesuatu yang lebih berharga daripada tinta? Yaitu waktu!

Begitu mudah dan rela menyia-nyiakan waktu, demi urusan pribadi. Pikir dan fungsikan hati nurani anda dengan baik, apakah yang anda lakukan dengan menyia-nyiakan waktu, memotong waktu pertemuan atau tatap muka, sehingga peserta didik merasa haknya terkurangi. Lantas adakah kerugian yang didapat dari peserta didik anda. Tanyakan betul-betul dalam hati nurani anda.

 
12. Luruskan Pemikiran



Ketahuilah, bahwa cukup banyak guru yang menjadi sebab lurusnya arah berpikir kaum muda sehingga ia mendapatkan doa-doa tulus dan kebaikan yang mengalir.

Quote:
Ya

13. Kebaikan itu kembali untuk Diri



Berusaha berbuat baiklah kepada murid atau putra-putri orang yang menjadi amanahmu, niscaya Allah subhanahu w ta'ala akan menyiapkan untuk anak anda pendidik yang akan senantiasa berbuat baik kepada mereka juga.

Bukankah kita paham betul bahwa Balasan sesuai dengan amal perbuatan, termasuk ketika mengajar.

Ingatlah bahwa anda mempunyai anak yang akan diajar oleh guru-guru seperti anda juga.

 
Penulis : NovellaHikmiHas
Narasi : oppri
Diubah oleh NovellaHikmiHas 09-05-2022 19:11
provocator3301
muyasy
muyasy dan provocator3301 memberi reputasi
2
717
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan