Jakarta - Komika Soleh Solihun memberi perhatian terhadap sikap politik Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Soleh Solihun bingung terhadap langkah politik PSI yang mesra ke Partai Golkar.

Sorotan ini disampaikannya lewat akun Twitter bercentang, @solehsolihun, Rabu (24/8) kemarin. Pada Kamis (25/8/2022), detikcom telah mendapatkan izin dari Soleh untuk mengutip cuitannya.

Soleh mengunggah dua gambar tangkapan layar (screenshot) dari laman situs resmi PSI. Tangkapan layar pertama menampilkan paragraf ajakan PSI kepada masyarakat dengan sub judul 'Kenapa PSI?'.

"PSI sebagai partai baru tidak lagi tersandera dengan kepentingan politik lama, klientalisme, rekam jejak yang buruk, beban sejarah dan citra yang buruk terhadap partai politik sebelumnya," demikian bunyi paragraf 'Kenapa PSI?'.

Tangkapan layar kedua yang diunggah Soleh Solihun menunjukkan sikap yang kontras dari PSI. Tangkapan layar kedua itu menampilkan informasi soal penjajakan koalisi dengan Partai Golkar, partai lama yang sudah ada sejak era Orde Baru.

"PSI-Golkar Baru PDKT, Panah Asmara Sudah Diluncurkan," demikian bunyi tangkapan layar dari situs resmi PSI.

Soleh mencuit dengan kalimat singkat, menggunakan sapaan khas PSI yakni 'bro' dan 'sis'.

"Bro, sis, saya jadi bingung nih," cuit Soleh. Hingga kini, cuitan Soleh sudah mendapat 496 Retweets, 146 Quote Tweets, dan 2.051 Likes.

Cuitan Soleh ditanggapi banyak akun Twitter lainnya. Ada yang menilai Soleh mulai bicara politik, namun Soleh menyatakan tidak akan membawa materi politik ke panggung stand up comedy.

Dihubungi via aplikasi pesan singkat, Soleh sedikit menjelaskan mengenai responsnya terhadap sikap PSI. "Ya bingung, kenapa PDKT ke Golkar? Katanya partai anak muda? Hehehe," kata dia.

Sekilas soal penjajakan koalisi PSI dengan Golkar, Ketua Umum PSI Giring Ganesha dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto telah bertemu di Kantor DPP Golkar di Slipi, Jakarta Barat, Selasa (23/8) lalu. Namun, Airlangga menjelaskan pertemuan itu masih silaturahmi awal.
(dnu/tor)

Sumur:
detik.com

mungkin sedang belajar dari partai tua