Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Novena.LiziAvatar border
TS
Novena.Lizi
Kasus Virus ASF pada Babi Ancam Kegiatan Adat di Tana Toraja
Kasus Virus ASF pada Babi Ancam Kegiatan Adat di Tana Toraja
Rabu, 31 Mei 2023 20:22 WIB
Salah satu upacara adat warga Suku Toraja, Rambu Solo. Upacara ini digelar saat ada peristiwa kematian 


TRIBUNTORAJA.COM - Ditemukannya kasus virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi afrika di dua wilayah Kabupaten Tana Toraja yaitu Lembang Buri', Kecamatan Rembon dan Lembang Ra'bung, Kecamatan Saluputti dikhawatirkan akan berdampak pada kegiatan Rambu Tuka' dan Rambu Solo masyarakat.
Pasalnya, babi menjadi hewan yang memang diwajibkan untuk dikurbankan dalam kedua upacara adat khas masyarakat Toraja tersebut.
Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dinas Perikanan, Kelautan, Peternakan, Pertanian, dan Kehutanan (DPKPPK), Oktavianus Sonda menyampaikan kekhawatirannya.

“Ini dilema ya, karena kasus ASF ini menyangkut masyarakat luas, adat istiadat Tana Toraja. Pasalnya, tidak ada babi maka pesta (Rambu Tuka'dan Rambu Solo') tidak akan jalan,” tutur Oktavianus kepada TribunToraja.com, Rabu (31/5/2023).
Kasus ASF yang ditemukan di dua lembang Kabupaten Tana Toraja ini diduga kuat diakibatkan oleh babi yang dibawa warga dari luar untuk kegiatan Rambu Solo.
“Kalau rata-rata memang asal mulanya dari ternak yang dibawah dari luar. Berdasarkan investigasi yang dilakukan di Bori' dan Ra'bung terkait apakah pernah ada dilakukan misalnya kegiatan Rambu Tuka' dan Rambu Solo'. Dan memang terbukti pernah ada orang meninggal yang dipesta di situ dari hasil investigasinya. Artinya kan babi yang masuk untuk kegiatan pesta dibawa oleh orang dari berbagai tempat. Selain itu, dugaan lainnya yaitu pemberian makanan sisa ke ternak babinya,” beber Oktavianus.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik dan DPKPPK, Kabupaten Tana Toraja memiliki sebanyak 346.710 populasi ekor babi domestik dari total 948.735 yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan.
Kasus Virus ASF ditemukan setelah pengambilan sampel oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros di empat lokasi berbeda di Kabupaten Tana Toraja pada tanggal 17-19 Mei 2023.
Lokasi tersebut yaitu di Lembang Buri', Kecamatan Rembon, Lembang Ra'bung, Kecamatan Saluputti, Kelurahan Tengan, Kecamatan Mengkendek dan Lembang Turunan, Kecamatan Sangalla.

Sampel yang didapatkan kemudian diuji beberapa hari oleh BBVet Maros yang hasilnya keluar pada Sabtu, (27/5).
Oktavianus sendiri mengaku sudah mengambil langkah awal terkait kasus ASF ini.
“Langkah awalnya, kita ini sementara sedang koordinasi dengan bapak Bupati Kabupaten Tana Toraja, Theofilus Allorerung. Untuk langkah-langkah selanjutnya, kami sudah kirimkan surat dan sedang menunggu konfirmasi bapak bupati apakah akan merilis surat edaran tentang pembatasan masuk lalu lintas ternak di wilayah perbatasan,” imbuh Oktavianus.
Hingga saat ini, belum ditemukan vaksin untuk virus ASF dengan angka penularan sebesar 98 persen dan kematian 100 persen pada babi ini.
Satu-satunya cara untuk menurunkan risiko penularan virus ASF adalah dengan biosecurity atau keamanan biologi, yaitu dijauhkan dari sumber virus dan dengan menyemprotkan disinfektan.(*)

https://toraja.tribunnews.com/2023/0...di-tana-toraja


antitesa-nya dr Idul Adha rupanya

.bindexee.
nomorelies
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan 2 lainnya memberi reputasi
1
491
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan