Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pilotproject715Avatar border
TS
pilotproject715
Pemerasan Rp 50 Juta ke 2 Waria yang Libatkan Perwira Polda Sumut


Medan - Deca alias Kamaluddin (27) dan Fury alias Rianto (26) menjadi korban pemerasan hingga Rp 50 juta saat berada di Ditreskrimum Polda Sumut. Kabar terbaru kasus pemerasan itu melibatkan seorang perwira.
Pemerasan itu berawal saat keduanya ditangkap pada Senin (19/6) dari sebuah hotel di kawasan Jalan Ringroad, Medan. Setelah ditangkap keduanya digelandang ke Ditreskrimum Polda Sumut untuk menjalani pemeriksaan.

Awalnya Deca dan Fury tengah berjumpa dengan pria bernama Hans yang memesan mereka berdua. Kata dia, Hans menghubunginya melalui pesan WhatsApp untuk meminta layanan threesome.

"Si (Hans) ini minta mau threesome. Jadi saya tanya budgetnya berapa. Dia bilang akan memberikan aku uang Rp 700 ribu dan teman aku Rp 700 ribu. Lalu, nanti akan dilebihkan ke aku Rp 500 ribu. Dia DP lah Rp 150 ribu," katanya di Kantor LBH Medan, Jumat (23/6/2023) lalu.

Usai kesepakatan soal harga tercapai, keduanya mendatangi hotel tempat Hans berada. Sesampai di hotel itu, Deca dan Fury diarahkan untuk langsung ke kamar 301.

Hans pun langsung mengajak Deca ke kamar mandi untuk menyerahkan uang Rp 1,8 juta. Selanjutnya Hans dan Deca keluar dari kamar mandi. Hans kemudian meminta agar Deca dan Fury membuka pakaian.

"Nah, dia masuk lagi ke kamar mandi. Lalu keluar lagi dan langsung memegang bahu kawan saya (Fury). Tak lama, ada bunyi bel. Dia buru-buru buka pintu. Terus masuk lah, kalau tidak salah, delapan pria yang mengaku polisi. Mereka pakai baju sipil," ungkapnya.


Kepada sekelompok orang yang mengaku polisi itu Deca sempat menanyakan surat penangkapan. Kemudian dia diberikan selembar kertas. Namun, dia tidak membaca surat itu karena situasi yang tak memungkinkan.

"Saya sempat bilang surat penangkapannya mana. Mereka hanya menunjukkan kertas putih tapi saya tidak baca apa isi kertas itu. Aku terus melawan," katanya.

Hans, lanjut Deca, kemudian mengeluarkan satu bungkusan yang disebut narkoba oleh polisi.

"Tiba-tiba, Hans ini mengambil satu bungkusan putih dari dalam tasnya. Kemudian polisi bilang, itu narkoba," tambahnya.


Polisi yang mengamankan lokasi kemudian membawa Fury, Deca dan Hans keluar hotel. Ponsel milik Deca ditahan polisi. Saat hendak dibawa ke kantor polisi, Deca dan Fury berada satu mobil sedangkan Hans tidak.

"Waktu di mobil, mereka membaca pesan di handphone aku. Mereka bilang aku terkena pasal perdagangan orang. Sampai di Polda Sumut, kami interogasi. Mereka memaksa buka rekening, menakut-nakuti, serta lainnya," ujarnya.

Deca dan Fury pun diborgol memakai kabel T saat berada di dalam ruang pemeriksaan. Salah satu polisi yang ada di ruangan itu mengatakan dia akan menyandang status pelaku, sedangkan Fury sebagai korban.

Tidak lama setelah polisi itu pergi ada seorang petugas kebersihan yang berbincang dengannya. Petugas kebersihan ini menyarankan agar Deca memberikan uang damai Rp 40 juta.

Kepada petugas kebersihan itu Deca mengaku hanya punya uang Rp 25 juta. Namun, dia sempat bertanya apakah bisa dikeluarkan setelah menyerahkan uang damai.

"Dia bilang bisa menjamin. Cuma kalau Rp 25 juta, katanya tidak bisa. Tetapi dia tetap akan coba menelepon ibu yang memeriksa kami. Setelah itu dia keluar ruangan untuk menelepon dan masuk kembali memberikan info, besok ibu itu akan datang sekitar pukul 07.00 WIB," katanya.

Keesokan harinya, wanita yang disebut petugas kebersihan itu datang. Lalu mereka membicarakan perdamaian dengan mahar Rp 100 juta.

"Paginya, kami jumpa ibu itu dan membicarakan uang damai. Ibu itu tanya, kami ada uang berapa. Aku bilang ada Rp 25 juta. Ibu itu bilang untuk kasus seperti ini tidak bisa. Dia minta Rp 100 juta. Terus saya bilang, ya udah tahan saja," tambahnya.

Kemudian ada proses negosiasi lanjutan mengenai besaran uang damai. Wanita itu bahkan menakutinya jika tidak damai dia ditakuti justru akan menghabiskan uang lebih banyak jika ditahan.

Belum lagi ketika di dalam tahanan Deca akan dibotaki, memakai celana pendek serta lainnya. Sedangkan Fury hanya diletakkan di tempat rehabilitasi karena sebagai korban.

"Terakhir, deal biayanya Rp 50 juta dan uang itu saya kirim ke rekening BRI atas nama Sugianto. Terus ibu itu sempat bilang, jangan mempersoalkan lagi ke depannya. Karena no rekening itu punya orang dan mereka hanya numpang transfer. Dia bilang itu nomor orang yang bekerja di BRI. Sehingga kalau aku permasalahkan, kasihan orang yang punya rekening," bebernya.

Kabid Humas Ungkap Keterlibatan Perwira
Polda Sumut bergerak cepat menindaklanjuti kasus yang menjadi perhatian masyarakat itu. Setelah dilakukan pemeriksaan awal, empat personel Ditreskrimum terindikasi melakukan pelanggaran, satu di antaranya perwira.

"Ya, ada, satu (perwira) di Ditreskrimum," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, Selasa (27/6).

Hadi mengatakan perwira itu berpangkat Ipda dengan inisial PG. "Ipda PG," jelasnya.

Mantan Kapolres Biak, Papua itu belum merinci apakah dugaan pemerasan itu memang terorganisir. Dia mengaku pemeriksaan terhadap anggota polisi itu masih terus dilakukan.

"Kita belum sampai sejauh itu, karena proses penyelidikan yang dilakukan Propam masih berlangsung," ujar Hadi.

Hadi menjelaskan pihaknya masih terus mendalami soal dugaan pemerasan itu. Termasuk, memeriksa petugas kebersihan yang disebut menjadi perantara antara waria dan anggota polisi tersebut.

Selain itu, pemilik rekening yang menerima transferan yang Rp 50 juta itu juga masih didalami.

"Semua yang memiliki keterlibatan dari peristiwa yang terjadi akan didalami. (Rekening) itu akan didalami apakah punya anggota atau dari sipil," jelasnya.

Perwira menengah Polri itu menyebut keempat oknum polisi itu bertugas di Ditreskrimum Polda Sumut.

"Penyidik Propam secara berkesinambungan melakukan pemeriksaan terhadap empat oknum anggota Polda Sumut yang disebutkan dalam laporan saudara D (Deca) dan rekannya. (Bertugas) di Ditreskrimum," kata Hadi Wahyudi.

Hadi mengatakan pemeriksaan terhadap keempat polisi tersebut masih terus dilakukan. Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, keempatnya terindikasi melakukan pelanggaran.

"Empat yang terindikasi (pelanggaran), dan itu pemeriksaan masih berjalan," ujarnya.

detik.com

Quote:
Diubah oleh pilotproject715 04-07-2023 02:15
jiresh
aldonistic
croot.di.muka69
croot.di.muka69 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.3K
76
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan