Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kenthussedAvatar border
TS
kenthussed
(Berita Merapi) Kisah Tim SAR Evakuasi Eri Yunanto Dari Kawah merapi
Solopos.com, BOYOLALI – Evakuasi Eri Yunanto, mahasiswa Universitas Jogja dari kawah Merapi yang dilakukan tim SAR gabungan layak diapresiasi. Tim SAR bertaruh nyawa untuk melakukan evakuasi jasad Eri di kawah Merapi kedalaman 150 meter.

Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Semarang, Agus Haryono, kepada Solopos.com, Selasa (19/5/2015) menyebut evakuasi tersebut merupakan evakuasi unik dan baru kali pertama evakuasi dari gunung berapi.

Tim SAR gabungan terdiri atas SAR Boyolali, Klaten, DIY, Basarnas Jogja, Solo, Semarang, SAR Merbabu, Guruh Merapi, KLM Malimpa UMS, PMI Sleman, PMI Bantul, MPA Merbabu.

Posko evakuasi dipusatkan di Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Selo, Boyolali. Masing-masing tim sejak Minggu (17/5) terus memantau perkembangan evakuasi terhadap Eri Yunanto, 21, mahasiswa Universitas Atmajaya Jogja yang jatuh ke kawah Gunung Merapi, Sabtu (16/5) siang.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, sebanyak dua belas anggota SAR diterjunkan untuk mengevakuasi Eri Yunanto. Enam anggota lainnya berfungsi sebagai belayer yang mengontrol kepegasan tali yang digunakan evakuator.

Sementara 35 anggota SAR lain berada pada posisi lebih jauh dari puncak dan berfungsi sebagai dan membantu menyiapkan logistik.

“Mengingat kondisi bibir kawah yang gembur dan rapuh, maksimal anggota yang diterjunkan untuk evakuasi adalah 12 orang, kalau lebih dari 12 orang akan sangat berbahaya,” kata Koordinator SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo.

Dalam operasi evakuasi tersebut, tim gabungan mengerahkan seluruh peralatan vertical rescue yang dimiliki. Carnmantel sepanjang 300 meter dipakai untuk menjangkau posisi Eri yang sebelumnya diketahui berada di 300 meter dasar kawah.

Sebelum evakuasi, tim bahkan sudah menyiapkan safety line. Untuk antisipasi gas beracun sulfatara tim menggunakan tabung oksigen. Tim penyelamat juga memakai baju dan sepatu tahan panas.

Sayangnya, oksigen yang dimiliki hanya berjumlah empat tabung. Ketersediaan oksigen di dalamnya hanya bertahan sekitar 1,5 jam hingga 2 jam. Anggota SAR yang turun juga berburu dengan waktu agar tidak kehabisan oksigen di tengah-tengah evakuasi.

“Bahkan, kalau suhu di sekitar kawah mencapai 160oC hingga 420oC tabung kemungkinan bisa pecah. Itulah yang menjadi kendala kami,” kata Kurniawan.

Psikologi Tim SAR

Dia meyakinkan peralatan vertical rescue yang dipakai untuk evakuasi kemarin sangat mumpuni. Justru yang lebih dipersiapkan adalah nyali dan mental anggota SAR yang diterjunkan untuk evakuasi.

Bagi anggota SAR, mendaki di ketinggian gunung dan bukit mungkin sangat biasa dilakukan. “Tapi ini kawah. Kawah aktif yang pernah menggegerkan dunia dengan erupsinya di tahun 2010. Kalau dibandingkan dengan kondisi saat itu, suhu panas di sekitar kawah bisa membuat tali carnmantel putus.”

Psikologi kedua belas anggota SAR juga sudah dipersiapkan sejak awal. Kedua belas anggota SAR itu sudah sejak Sabtu berada di puncak gunung. Tak dipungkiri, anggota SAR yang terjun mengevakuasi Eri Yunanto memiliki keahlian dan spesifikasi khusus untuk vertical rescue. “Selain spesifikiasi keahlian khusus, mental mereka pasti dobel.”

Anggota SAR yang diterjunkan tentu orang-orang pilihan yang sangat mengenal tentang kawah dan magma. Seperti diketahui, Eri Yunanto dilaporkan jatuh ke kawah gunung yang saat ini berisi magma padat.

Target pertama tim SAR adalah menyentuh Eri Yunanto. Setelah bisa menyentuh, tim kemudian melakukan orientasi medan untuk mengangkat Eri.

“Orientasi medan untuk persiapan holling atau mengangkat tubuh korban dengan tali. Kalau pakai teknik jumaring sangat tidak memungkinkan. Jadi perlu kami sampaikan, evakuasi bisa sangat tidak manusiawi, yang penting tubuh korban bisa diangkat.”

Dengan teknik holling, begitu SAR berhasil menyentuh tubuh korban, langsung diikatkan dengan tali. SAR bergegas naik untuk kemudian mengerek tubuh korban. Di situlah risikonya, tubuh korban kemungkinan besar akan terbentur-bentur dinding tebing kawah.

Kronologi

Sabtu (16/5/2015) sekitar pukul 11.00 WIB Eri terpeleset dan terjatuh ke kawah Merapi saat akan menuruni puncak Garuda, puncak tertinggi Merapi. Di puncak Garuda Eri difoto oleh rekannya bernama Dicky. (Baca: Kronologi Keberangkatan Eri ke Merapi)

Minggu (17/5/2015) sekitar pukul 17.00 WIB posisi Eri ditemukan berdasarkan pantauan drone. Hasil pantauan drone Eri jatuh ke kedalaman 200 meter. (Baca: Posisi Eri Ditemukan, Dipastikan Meninggal)

Senin (18/5/2015) 07.00 WIB

Tim SAR memulai proses evakuasi Eri di kawah Merapi. 12 Anggota SAR bertugas melakukan evakuasi. 35 anggota SAR berada di sekitar puncak sebagai tim pendukung.

Senin (18/5/2015) 12.30 WIB

Enam anggota SAR mulai menuruni tebing kawah Merapi. Enam anggota lainnya bertugas di bibir kawah menjaga jangkar (anchor) untuk pengamanan evakuasi.

Senin (18/5/2015) 13.30 WIB

Tim evakuasi berhasil menjangkau Eri di posisi 150meter dari bibir kawah. Eri ditemukan dalam kondisi tewas. Proses evakuasi dilakukan dengan membawa Eri bibir kawah. Butuh 3 jam-4 jam untuk membawa Eri ke bibir kawah. Tim SAR menggunakan teknik holling, yaitu mengikatkan tali ke korban.

Senin (18/5/2015) 17.00 WIB

Evakuasi dihentikan karena cuaca kian gelap. Eri baru dibawa sejauh 50 meter. Eri ditempatkan di tebing kawah, tim SAR kembali ke bibir kawah. Evakuasi dilanjutkan Selasa (19/5) pagi.

Selasa (19/5/2015) 10.00 WIB Evakuasi dilanjutkan Eri Yunanto berhsil dibawa sejauh 40 meter dari bibir kawah Merapi

Selasa (19/5/2015) 11.40 WIB Jenazah Eri Yunanto berhasil dibawa hingga bibir kawah

Selasa (19/5/2015) 12.55 WIB Tim SAR membawa jasad Eri menuruni gunung dan sampai di Pasar Bubrah.

Selasa (19/5/2015) 16.25 WIB, Jasad Eri Yunanto dibawa ke RSUD Boyolali. Sebelumnya jalur evakuasi setelah Pasar Bubrah melewati New Selo, namun berubah melewati Dusun Plalangan, Lencoh. Hal ini karena rute New Selo terlalu curam.

Selasa (19/5/2015) 18.30 WIB, jasad Eri Yunanto dari RSUD Boyolali dibawa ke rumah duka di Sleman DIY.


Bakat Setyawan, Relawan yang Masuk ke Kawah Merapi

Jakarta - Di balik sukses besar, akan selalu diwarnai denga cerita keberanian yang besar. Nah, di balik sukses evakuasi Erri Yunanto, pendaki yang terjatuh ke kawah Merapi, ada enam pahlawan gagah berani yang bernyali besar masuk ke jurang kawah untuk memasangkan tali ke tubuh Erri agar bisa diangkat dari dasar jurang.

Enam orang tersebut adalah Bakat Setyawan alias Lahar, Endro Sambodo, Andry Suzanto, Muchsin, Rahmadiono dan Ridho. Nama pertama berasal dari relawan Barameru Boyolali, sedangkan lima nama terakhir berasal dari Tim SAR DIY.

Dari keenam orang itu, hanya dua orang yang benar-benar masuk hingga dasar kawah, sedangkan empat lainnya memberikan back-up di ketinggian 50 meter dari dasar kawah. Dua orang yang masuk hingga dasar itu adalah Bakat Setyawan alias Lahar dan Endro Sambodo.

Bagi Bakat, masuk ke kawah Merapi bukan hal baru. Tahun 2014 lalu, dia juga melakukan hal serupa pada bulan Mei dan November 2014 lalu, dalam rangka pemetaan mitigasi bencana. Bahkan Bakat, atau yang akrab disapa Lahar oleh kawan-kawan sesama relawan, pernah memperkirakan bahwa kejadian yang dialami Erri kali ini akan terjadi pada suatu saat.

"Harus menjadi perhatian bersama, tentang mentaati aturan. Rambu-rambu juga sudah dipasang. Saya sendiri yang ikut memasang. Tapi memang sering diabaikan. Saya sudah memperkirakan hal seperti ini akan terjadi," ujar Bakat kepada wartawan di Posko Induk pencarian Erri Yunanto di Selo, Boyolali, Selasa (19/5/2015) petang.

Kerja keras sebagai relawan sudah dilakoni Bakat sejak bergabung di Relawan Barameru Boyolali sejak tahun 2008. Tak cuma membantu pendaki yang tersesat atau hilang, lelaki 29 tahun itu juga membantu warga ketika Merapi mengalami erupsi dari waktu ke waktu.

Bahkan tak cuma di Merapi, Bakat juga beberapa kali datang ke lokasi bencana gunung meletus di daerah lain, untuk membantu warga yang menjadi korban. "Saya beberapa kali ke Sinabung untuk membantu menyelamatkan warga dari amukan lahar panas di sana," ujar pemuda asal Desa Kembangkuning, Cepogo, Boyolali tersebut

Ada Luka Bakar, Inilah Kondisi Tubuh Eri
Pendaki jatuh ke kawah Merapi, Eri Yunanto, diketahui mengalami berbagai luka di beberapa bagian dan patah kaki.


Solopos.com, BOYOLALI — Jenazah Eri Yunanto, 21, yang jatuh ke kawah Merapi berhasil dievakuasi oleh tim SAR, Selasa (19/5/2015) dan tiba di lokasi penjemputan, Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, pukul pukul 16.25 WIB. Ditemukan luka bakar di tubuh Eri.

Korban langsung dibawa ke RSUD Pandanarang, Boyolali untuk kemudian di bawa ke kediaman, di Sleman, Jogja. Saat di bawa ke RSUD, keluarga korban sudah menunggu. Sementara ambulans milik PMI Sleman juga sudah stand by di RSUD Pandanarang.

Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, mengatakan penyerahan jenazah Eri terhadap keluarga dilaksanakan di RSUD Pandanarang. “Ya, tadi penyerahan dari Tim SAR kepada kepolisian, kemudian dari kepolisian kepada keluarga,” kata Kapolres, seusai evakuasi.

Di RSUD Pandanarang, tim dokter memvisum luar tubuh korban. Menurut dia, korban mengalami luka berat di beberapa bagian tubuhnya. “Antara lain, kepala, perut, dan patah kaki. Memang sampai petang ini hasil visum secara resmi belum keluar, tetapi keterangan sementara korban mengalami luka pada beberapa bagian tubuh itu,” kata Kapolres.

Dari informasi yang dihimpun Solopos.com ada beberapa luka bakar pada bagian tubuh korban. “Ya, ada luka bakar,” kata salah satu dokter yang ikut memeriksa korban.

Sebelumnya, proses evakuasi Eri Yunanto dari bibir kawah menuju pos Selo sesuai dengan target Tim SAR. “Target kami evakuasi selesai hari ini [Selasa] pukul 16.00 WIB. Ini selesai 16.25 WIB,” kata Staf SAR Mission Commander (SMC), Irwan santoso.

Hanya saja, sempat terjadi perubahan jalur evakuasi dari Pos 2 menuju Pos New Selo. Menurut Irwan, perubahan jalur itu merupakan kebijakan dari tim evakuasi. Tim evakuasi menilai, penjemputan tidak memungkinkan dilakukan di New Selo.

“Dari Pos 2 menuju New Selo tim memutuskan untuk beralih jalur agar lebih mudah. Jalur ke New Selo lebih curam dan lebih jauh, akhirnya jalur dialihkan dengan titik penjemputan di Dukuh Plalangan,” kata dia.

Selain alasan kondisi jalur, tim evakuasi juga menghindari crowded mengingat ratusan sukarelawan dari berbagai elemen termasuk puluhan awak media sudah menunggu kedatangan korban di New Selo. Di New Selo hanya untuk penjemputan tim Search Resque Unit (SRU).

Setelah misi penyelamatan ini selesai, posko evakuasi di Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) masih harus bekerja membersihkan jalur pendakian mulai dari bibir kawah sampai pos pendakian paling bawah. “Setelah ini kami masih ada tugas untuk cleaning jalur,” kata Kepala Plh BTNGM, Tri Atmojo. Sementara, 169 sukarelawan yang selama 3-4 hari berada di pos evakuasi mulai kembali ke markas masing-masing.





http://www.solopos.com/2015/05/19/pe...edium=facebook
salut dan apresiasi untuk tim SAR Nasional emoticon-Cendol (S) emoticon-Cendol (S) emoticon-Cendol (S) emoticon-Cendol (S)
Diubah oleh kenthussed 19-05-2015 15:33
nimitz_class
nimitz_class memberi reputasi
1
9K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan