Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bungatiarafu472Avatar border
TS
bungatiarafu472
Opini: Puisi " Corona" Karya Famil Kalahi
Penulis: Bunga Tiara Futri
Dosen Praktisi: Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum
Email : bungatf001@gmail.com
Mahasiswa Fkip Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
 

“Corona”

Famil Kalahi

Corona
Hadirmu menghentak angkuh rengkuh congkak pun sirna
Tak ada prediksi persepsi analis para kritikus kritis
Luput dari pantauan para ilmuan
Lepas dari penjaga lapas harga diri kemanusiaan
 
Kami rasakan
Ketakutan,
kecemasan,
kepanikan,
Kekhawatiran
Menyatu membelenggu
Mengantarkan negeri-negeri menjadi pilu...
 
Corona
Kau bukan baja, bukan juga batu mulia
Makhluk mungil yang hadir di belantara dunia
Mengoyak kemampuan, kemapanan, ambisi, prestasi, dan
Harapan...
Menjadi rasa baru yang mengerikan
 
Sekolah diliburkan untuk pencegahan
Aktivitas agama berhenti sementara
Toko tempat usaha, pasar jadi bulan bulanan waspada siaga
Hidup seolah hampa tanpa rencana...
Sementara tekhnologi kecanggihan hanya menambah riuh beban
Lalu bagaimana dengan aku, Kawan
Saat ini aku mencari, hari itu pun hasilnya aku makan
Himbauan hanya jadi lumbung tangisan
Karena semua berjalan tanpa Jaminan
 
Saudaraku...
Ini bukan penolakan apalagi pembangkangan
Ekspresi sederhana karena dilema pilihan
Nasib paruh kecil tembolok secuil
Terseok dan buntu jadi berpikir kerdil
 
Wahai, Tuhan Maha Pengasih Penyayang
Tak ada nestapa tanpa restu-Mu Sang Maha Kuasa
Tak ada bahagia yang tersimpan lama
Untuk Kau bagi sebagai pengganti derita
Pamulang, 25 Maret 2020

 
Opini Puisi
Puisi diatas menjelaskan keresahan saat terjadinya pandemi corona, dimana semua aktivitas yang biasa kita lakukan bersama selama bertahun-tahun itu terhenti karna pandemi. Dan di puisi tersebut dapat dilihan banyaknya kerugian yang kita dapatkan karna pandemi corona mulai dari banyaknya tokoh yang tutup, aktivitas diluar rumah terhenti jadi banyak orang-orang yang dirugikan.
 
Pembahasan Unsur Intrinsik Puisi

1. Tema

 Tema yang diangkat dari puisi di atas adalah sebuah penyampaian suara hati seorang yang mata pencaharian nya terhenti karna kebijakan pemerintah tentang pembatasan kegiatan masyarakat yang berkepanjangan yang di lakukan semata-mata untuk menanggulangi penyebaran virus Corona . Namun , apalah daya tak semua dari mereka hidup nya sudah terjamin dapat makanan di esok hari tanpa bekerja .

2. Rasa dan nada

 adapun rasa yang terkandung dalam puisi diatas ialah kekecewaan , kegelisahan , ketakutan akan perut yang tak mampu di isi oleh makanan . Itulah yang membuat sebagian orang merasa terbebani oleh kebijakan namun tanpa di barengi solusi pasti.

3. Pesan atau amanat

 pesan atau amanat yang terkandung dalam puisi diatas ialah agar masyarakat tetap mengikuti peraturan yang telah di tetapkan karna itu semua dilakukan semata-mata untuk kebaikan bersama. Serta , jangan pernah lepas melangit kan doa kepada sang Maha Kuasa .

4. Majas

Berikut beberapa Majas yang terdapat dalam puisi diatas antara lain:

a. Majas Hiperbola Memberikan kesan berlebihan terhadap kenyataan.

-Corona

Kau bukan baja, bukan juga batu mulia

Makhluk mungil yang hadir di belantara dunia

-Sementara tekhnologi kecanggihan hanya menambah riuh beban

5. Diksi

Diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam puisi tersebut adalah makna konotasi dan makna denotasi.

6. Rima

Rima yang di gunakan pada puisi diatas merupakan rima silang berpola ( a-b-a-b )

 
 


0
12
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan