Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

damar.jagadAvatar border
TS
damar.jagad
Collector:Sepenggal Kisah Tentang Perjalanan Hidup

1.mijil




Hari itu, sore hari di sebuah rumah kontrakan berdinding setengah batu bata dan separuh bilik bambu terlihat seorang pria tengah kebingungan bercampur bahagia dihadapanya terlihat seorang wanita dan seorang anak kecil,wanitaitu terus memegangi perutnya yang membuncit sambil mengerang.ya,wanita itu akan segera melahirkan

”pak…aduh …pak …sepertinya aku akan melahirkan ini”

“iya …buk sabar dulu ya …. Ditahan aku mau pinjam becak dulu ke pak dul “

“ iya …pak …cepet udah gak tahan ini….”

“iya ..iya buk “

Dengan berlari tergopoh gopoh ia berlari kearah rumah tetangganya yang berada tepat disebelah rumah kontrakan itu untuk meminjam becak miliknya, maklum ditahun 1987 itu motor belum terlalu banyak di kota Malang

“kulo nuwun ….pak dul….pak duuul”

Terlihat seorang laki-laki berusia 40 tahunan keluar dari dalam rumah

“monggo…lho dek nu ono opo kok kelihatan bingung”

“ anu…pak dul mau minjem becak punya pak dul boleh”

“lha ada apa sih dek nu kok minjem becak apa jangan2 dek yun istrimu mau melahirkan ya”

“injih , pak dul boleh ya saya pinjam becaknya”

“iya ….iya.. boleh deknu bawa aja oh iya deknu bawa aja ke bu bidan budi biar deket”

“oh yang didekat tukang las itu ya pak dul”

“iya…cepet kamu bawa istri kamu kesana keburu brojol nanti bayinya”

Tanpa banyak kata lagi ia menuntun becak itu kedepan rumah kontrakannya lalu masuk dan menemui istrinya

“buk….ayo buk itu becaknya udah di depan rumah”

“iya pak bantu aku jalan pak udah gak kuat pak”

Lalu ia menuntun istrinya ,sambil memanggil anaknya yang ketiga tiawan namanaya

“wan ayo le kamu naik kebecaknya dulu nemenin ibuk”

aNak berusia 3 tahun itu hanya menganggukkan kepala lalu naik ke becak sembari melihat bapaknya sedang menuntun ibunya yang tengah mengerang menahan sakit

“pak adek mau lahir ya pak”

“iya le adekmu mau lahir ini”

Ia menjawab pertanyaan anaknya sembari menaikan istrinya ke becak lalu menaikinya dan mengayuhnya menuju rumah bu bidan budi yang sudah ditunjukkanoleh tetangganya tadi,

Dengan perlahan iya mengayuh becaknya ,bukan tidak kuat namun ia mencoba berhati-hati dikarenakan kala itu belum semua jalan sudah rata,tak seberapa lama ia sampai didepan rumah bu bidan yang dimaksud ,kemudian ia turu n dari becaknya menuju sbuah pintu kayu yang trlihat baru saja di pasang lalu ia mengetuk pintu rumah itu

“kulo nuwun ….bu bidan “

Lalu terdengar suara langkah terdengar dari dalam rumah dan perlahan –lahan membuka pintu itu dari dalam

“ceklek..ceklek…” suara grendel pintu itu dibuka dari dalam dan keluarlah seorang wanita berusia 30 tahunan berperawakan tinggi besar berkulit kuning,berwajah khas orang jawa mengenakan kerudung berwarna coklat kekuningan kluar dari dalam rumah dengan wajah keheranan

“monggo pak apa ada yang bisa dibantu”

“nganu….bu bidan istri saya mau melahirkan tolong dibantu” ucap paknu kepada bidan itu

“lha mana istrinya pak”Tanya bu bidan kepadanya

“itu bu masih di becak belum turun”jawab pak nu

“oh ya udah pak dibawa kesini ibuk nya biar saya siapkan dulu tempatnya”

“injih bu bidan”

Ia berucap sambil berjalan cepat menghampri istrinya yang masih duduk diatas sadel becak yang sudah terlihat usang dimakan usia itu.

“BUk ..ayo tak bantu turun bu bidan sudah nunggu”ucapnya

“iya pak ayo aku dah gak tahan ini ,tolong bantu ibuk turun pak” ucap istrinya sambil meringis menahan sakit

“ iya buk sini tak bantu,wan kamu turun juga ya temenin bapak”

Bocah kecil itu hanya menganggukkan kepala sambil turun dari becak dan lalu mengikuti bapaknya yang tengah menuntun ibunya menuju rumah bubidan

“bu bidan ini istri saya .. bu bidan”

“ iya pak sini pak ajak ibuknya masuk ke kamar persalinan pak”

“iya bu..” jawabnya sambil menuntun istrinya menuju kamar berukuran 3x4 meter yang di cat berwarna putih besih ditengah tengah ruangan itu terdapat dipan setinggi satu meter dan panjang 2 meter menghadap kearah jendela kaca yang menatap lurus kearah kebun bunga milik bu bidan di belakang rumahnya yang terlihat basah akibat hujanyang mengguyur kota malang tadi pagi,maklum di bulan februari itu curah hujan masih lumayan tinggi .di sebelah dipan itu terletak alat bantu persalinan yang pak nu sendiri kurang tau namanya

“pak rebahin ibuknya di dipan ya pak biar saya periksa dulu”

“injih bu”ucapnya terbuyar dari lamunan pendeknya lalu menuntun istrinya untuk menaki dipan .

“Sebentar ya pak saya panggil asisten saya dulu bapak temenin ibuknya dulu disini”ucapnya sambil keluar ruangan untuk memanggil asistenya

“DES…DESI AIR PANASNYA UDAH BELOM” Ucapnya dengan suara agak keras

“tunggu bu ini mau saya bawa kesana”ucap asisten bu bidan yang bernama desi.lalu wanita berperawakan tinggi langsing berambut panjang lurus berwajah ayu itumembawa baskom berisi air panas menuju keruangan persalinan,dan meletakkannya di meja di samping peralatan persalinan.

“pak ..bapak bisa nunggu di ruang tamu, biar ibuknya saya tangani dulu” ucap bu bidan kepada pak nu

“iya bu, tapi gak papa kan bu”

“ gak papa pak doakan aja lancer ya pak”

“iya bu”jawab pak nu sambil keluar dari ruangan mnuju ruang tamu dimana tiawan anaknya yang ke 3 menunggu dengan tenang ,dengan wajah bertanya khas anak umur 3 tahun ia bertanya ke bapanya

“pak …bapak mas yan sama mbak rin kemana yak kok dari kemarin gak pulang pulang ?”

“masmu sama mbakmu nginep di rumah mbah mir di timbangan mau nginep sana katanya”jawab pak nu ke tiawan

“oh…terus kapan pulangnya pak ?” Tanya tiawan lagi ke bapaknya

“mungkin besok le” jawab pak nu

“hmm”ucap tiawan pendek lalu terjadi keheningan diantara mereka berdua .

Sejenak pak nu menatap ke arah jam dinding kuno yang terpasang di dinding ruang tamu bu bidan tersebut yang menunjukkan pukul 3.00 sore .

Waktu semakin berlalu detik demi detik menit demi menit jam demi jam pun berlalu dengan harap-harap cemas paknu mulai menengadahkan kembali kepalanya sembari memandang kembali kejam dinding kuno yang terletak di ujung ruangan yang tergantung kokoh diatas dinding yang seakan akan memandang nya dengan penuh Tanya, yang membuat paknu semakin terhanyut dalam kecemasan bercampur kekhawatiran yang bercampur menjadi satu ,

“sudah 2 jam…” ia ber ucap lirih sambil berdiri dan berjalan mondar-mandir berusaha menghilangkan rasa kegelisahan yang mencengkeramnya dalam keheningan kemudian suara kecil melepaskannya dari cengkeraman kegelisahan itu

“pak ….bapak..kok adeknya belum keluar ya..?” dengan nada polos tiawan bertanya pada bapaknya yang tengah berjalan mondar- mandir di depannya

“bapak juga gak tau le semoga aja gak ada apa- apa ya le”jawab paknu sambil tertunduk dan menggeleng kecil

“pak ..tiawan ngantuk pengen bobok nanti klo adeknya udah keluar tiawan dibangunin ya pak….”ucap bocah kecil itu sembari menguap dan menutupi mulutnya

“iya le kamu tidur aja dikursi panjang itu nanti klo adek dah keluar bapak bangunin ya…”jawab paknu ke pada tiawan yang mulai merebahkan dirinya dibangku panjang tempat ia duduk sedari tadi,dan paknu tercekat dalam keheningan sekali lagi lamat- lamat ia mulai mendengar suara adzan yang berkumandang dari masjid yang letaknya agak jauh dari rumah bu bidan itu.

“sudah sorop …..”ucapnya sambil menengadahkan lagi kepalanya kerah jam dinding yang tergantung sombong di ujung ruangan itu

“ setengah enam ….” Ucapnya lirih

“bukannya bayi yang lahir di waktu sorop itu pertanda yang kurang baik ya semoga aja tidak ada sesuatu yang buruk terjadi kepada anak dan istriku,gusti paringaken lancer sedantenipun” ucap pak nu dalam hati

Tak lama dari itu pak nu dikagetkan oleh suara keras yang berasal dari langit

“DUAAAR… KRETEK…KRETEK…DUAAAAR”

“GUSTI ……Ngak ada mendung kok ada petir nyamber”ucap paknu ssambil mencoba menenangkan hatinya

Kemudian ia mencoba berdiri dan melangkahkan kedua kakinya ke pekarangan rumah bu bidan yang terdapat pohon mangga yang lumayan tinggi itu terlihat beberapa cabangnya patah dan mengeluarkan asap seakan terbakar oleh sesuatu ,ya petir tadi menyambar pohon mangga yang ada di pekarangan rumah bu bidan budi , sejenak paknu merasakan bulu halusnya perlahan meremang ada suatu perasaan yang tak terjelaskan mulai menggelayutinya

“ada apa ini gusti…”lalu dengan perasaan yang ia rasakan mulai memasuki rumah bu bidan budi kembali disana ia melihat anaknya yang ke 3 telah terbangun karna suara petir yang tiba tiba itu

“pak ada apa tiawan takut pak…” ucap tiawan sambil mendekati ayahnya dan memeluknya

“ gak papa le cuman suara petir kok”jawab pak nu kepada putra ke 3 nya itu

Tak lama dari itu lamat –lamat iya mulai mendengar suara yang telah ia nanti nanti sedari tadi,ya suara anak ke empatnya yang telah mijil ke dunia, anaknya yang sudah dinanti nantinya selama 11 bulan ini,ya memang rata-rata masa kehamilan di keluarga paknu lebih dari 9 bulan aneh memang

“ooeek…oeeekkk…”

Dengan rasa bahagia ia mulai mendekati pintu tempat kamar persalinan teman dimana ia mendengar tangisan anaknya yang telah terlahir kedunia

Perlahan lahan ia mendengar suara lain selain tangisan anaknya dari balik pintu kamar itu

“ceklek….ceklek….”dan terlihat seseorang tengah membuka pintu itu dari dalam dan seorang wanita berperawakan tinggi besar berkulit kuning berkerudung kuning kecoklatan keluar dari kamar sambil tersenyum

“pak monggo masuk anaknya sudah lahir “ucap bu bidan

“injih bu klo boleh tau jaler nopo estri njih”Tanya paknu ke bu bidan

“laki laki pak monggo masuk dulu ada yang mau saya bicarakan ke bapak soal istri bapak..” dengan wajah yang mendadak berubah menampilkan keprihatinan

“ada apa buk sama istri saya,istri saya gapapa khan bu”ucap paknu sambil menampilkan rasa kekhawatiran yang memuncak dari guratan wajahnya

“sudah sini masuk dulu pak kita bicarakan didalam”ucap bu bidan sambil mempersilahkan paknu kedalam ruang persalinan di dalam rumah bubidan itu

“jadi gimana bu ada apa dengan istri saya” ucap paknu dengan nafas tersengal

“jadi gini pak istri bapak pingsan setelah melahirkan lalu jatuh ke keadaaan koma setelah saya cek tadi ternyata kandungan ibunya mengalami varises jadi mau gakmau harus di steril kan, jadi dengan kata lain si ibuk gak boleh hamil lagi pak terlalu bahaya,”ucap bu bidan mempertegas ucapannya

“tapi bu apa kira –kira istri saya bisa sadar gak ya bu”Tanya paknu dengan nada hampir putus asa

“itu saya juga masih belum tahu pak kita tunggu aja pak,kita pasrahkan ke yang maha hidup pak.”jawab bu bidan budi dengan nada pasrah

Lalu paknu melangkah kearah istrinya yang masih tergolek lemah diatas dipan persalinan itu ,dan mengenggam tangan istrinya tak terasa matanya terasa hangat dan cairan hangat mulai membasahi pelupuk matanya .perlahan ia melepaskan genggaman tangannya dari tangan istrinya dan menghampiri bayi yang merupakan anak nya yg ke 4 ,dengan penuh hati hati iya mecoba menggendong bayi yang tengah menangis itu kedalam pelukannya ia belai dengan lembut kepala bayi itu dan ia cium keningnya. Namun, ada sesuatu yang aneh saat bibirnya menyentuh dahi bayi yang tengah ada dalam pelukannya terasa hawa panas mulai terasa dibibirnya kemudian ia melepaskan bibirnya dari dahi kening bayi itu dan perlahan menatap kearah dahi bayi itu alangkah kagetnya ia saat melihat dahi bayi itu mengeluarkan setitik cahaya menyilaukan yang perlahan membesar dan menyilaukan matanya kemudian meredup dan memadat di tengah antara alis kiri dan kanan perlahan membentuk gambar kalacakra yang pernah ia lihat di buku tua milik ayahnya,paknu terkejut dan bertanya Tanya

“ada apa ini ?”Tanya pak nu dalam hati lalu ia mencoba menanyakan ke bu bidan

“ngapunten bu bidan itu tadi cahaya apa ya….?”Tanya pak nu ke bu bidan, namun bu bidan hanya menatap kearah asisstennya sejenak mereka berdua saling tatap lalu bersamaan memandang kearah pak nu dan menggeleng bersamaan lalu asiisten bu bidan pun menjawab

“cahaya apa toh pak? orang dari tadi nggak ada apa apa kok ,ngimpi mungkin bapaknya” sambil tertawa kecil bu bidan pun melakukan hal yang sama

Pak nu pun tidak memikirkannya terlalu jauh lagi sambil menggedong anaknya ia menghampiri istrinya yang masih terbaring di dipan persalinan itu dan meletakkan bayi itu disebelah istrinya tiba- tiba keanehan terjadi iabayi itu tersenyum dan dengan tangan kecilnya ia mencoba meraih tangan ibunya yang tengah tergolek tak sadarkan diri disebelahnya itu ,keanehan pun terjadi lagi setelah tangan mungil sang bayi menyentuh pergelangan tangan sang ibu muncul perlahan- lahan cahaya yang menyilaukan itu lagi dan tiba tiba mata ibunya pun seketika terbuka dan menatap kearah bayi yang ada di sebelahnya yang tengah menyentuh pergelangan tangan kanannya ia tak mampu berkata dan hanya mampu menitikkan airmatanya saja .perlahan-lahan istri pak nu mulai menatap pak nu dengan masih menitikan air mata ia tersenyum lalu berkata

“ini anak kita pak…laki-laki atau perempuan pak”ucapnya sambil terus menatap lembut bayi itu

“ iya buk ini anak kita buk ...laki-laki, ganteng ya buk” sambil membelai kepala istrinya yang baru siuman dari komanya

“ iya pak mirip sama mbah kung nya”ucapnya sambil mencoba membelai kepala bayi itu

Lalu paknu pun perlahan mendekati bubidan dan bicara

“ bu bidan ngapunten berapa biayanya njih?”ucap pak nu kepada bu bidan

“oh injih pak totalnya 25000 rupiah pak ”jawab bu bidan

(murah y biaya lahiran cuman 25000 di tahun itu kalo sekarang cuman dapat rokok sebungkus paling xixixi)

sambil mengeluarkan dompet ,pak nu menghitung uang untuk pembayaran biaya persalinan hari itu pak nu memang baru saja dapa rejeki dari gaji nya sebagai tukang bangunan siang tadi nggak banyak sih karna gaji tukang kala itu hanya 2500 perhari itupun sudah tergolong besar untuk tukang bangunan dikala itu karna paknu adalah seorang kepala tukang di proyek bangunan yang tengah ia kerjakan,paknu pun mengeluarkan 5lembar uang pecahan 5000 dari dompetnya dan menyerahkan kepada bu bidan,

“ niki bu bidan untuk biaya persalinannya,oh iya bu bidan kapan istri dan anak saya bisa saya bawa pulang ya?” Tanya paknu ke bu bidan sambil menyerahkan uang pecahan 5000an berjumlah 5 itu kepada bu bidan

“sebentar ya pak nunggu ibunya sudah agak kuat dulu baru boleh pulang ,oh iya pak ngomong ngomong anaknya mau dikasih nama siapa ini biar saya tulis sekalian di surat tanda lahir”ucap bu bidan

Setah mendapat pertanyan itu paknu pun terdiam seketika sambil mengingat-ingat mimpinya yang sudah datang berulang selama 7 hari ini mimpi yang memperlihatkan gambaran yang sama mimpi tentang seorang pria tinggi gagah berambut panjang bergelombang bermata coklat cerah tanpa memiliki kumis dan jenggot wajahnya teramat bersih dan bercahaya ia mengenakan pakaian khas keraton jawa kuno bertelanjang dada memperlihatkan dada bidangnya yang dipenuhi otot memeperlihatkan guratan guratan kegagahan yang terukir di tubuhnya pria itu duduk diatas singgasana ukiran berprada emas singgasana yang menampilkan keagungan dan keangkuhan wibawa yang tinggi dia mengatakan beberapa kata yang masih diingat jelas oleh pak nu kala itu

“paringono asmo anakmu dyah angger bagus” ucap pria itu dengan nada penuh kewibawaan

Lalu tiba tiba paknu merasakan tepukan dibahunya yang membuyarkan lamunan dari mimpi yang telah ia alami beberapa hari ini

“pak ditanya kok malah ngalamun tho” ucap bu bidan sambil menepuk bahunya

“eh..i…iya bu maaf jadi gimana bu?” ucap paknu sambil tergagap

“lho gimana tho pak anaknya itu lho mau dikasih nama siapa…?” jawab bu bidan dengan nada keheranan

“oh iya bu lupa ….hehehe anaknya mau saya kasih nama dyah angger bagus damaraji”ucap pak nu sambil terkekeh

“dyah angger bagus damar aji ya pak ,klo boleh tau apa bapak masih ada keturunan dari keraton”Tanya bu bidan dengan nada penasaran

“waduh ngapunten bu bidan saya juga belum tau ada nggaknya hehehe” ucap paknu sambil menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal

“oh lha kok dikasih embel2 nama dyah pak?”Tanya bu bidan penasaran

“Cuma suka saja sama nama itu bu” jawab paknu

Tiba tiba istrinya menyahuti dari atas dipan pa

“pak kasih nama angger jayanata aja pak biar gk kepanjangan”ucap istrinya

“ iya pak klo bisa 2 suku kata aja yang di surat tanda lahir pak biar mudah pendataanya”ucap bu bidan kepada pak nu

Pak nu kemudian terdiam dan menimbang lagi ata saran dari itrinya dan bu bidan

“nanti gimana ya klo dimimpiin terus dimarah marahin gara 2 nama “pikir paknu sambil menggosok2 dahinya yang mulai berkeringat

“udah gini aja deh daripada bingung yang disurat tanda lahir biar angger jayanata terus nama asli yang di tanem bareng ari arinya “dyah angger bagus damaraji jayanata” pikir paknu membuat keputusan

“iya bu bidan klo gitu angger jayanata aja”

(Ya dihari itulah aku terlahir aku yang bernama dyah angger bagus damaraji jayanata alias angger jayanata sedikit aneh memang heheheh)

Lalu tiba-tiba tiawan sambil muka kegirangan ia memasuki ruangan

“pak bapak mana adeknya pak aku mau lihat “ dengan tawa polo anak kecilnya iya bertanya pada bapaknya

“itu adek lagi bobok sama ibuk”jawab pak nu terenyum

“ayo pak adeknya kita bawa pulang yuk” pinta tiawan sambil merengek

“iya bapak Tanya sama bu bidan dulu ya klo boleh nanti kita bawa pulang” jawab paknu kepada anak ke3 nya itu

“gimana bu bidan apa sudah boleh saya ajak pulang istri dan anak saya?” Tanya pak nu ke bu bidan

“ iya pak boleh lagian nanti keburu kemaleman pulangnya udara malam hari kurang baik buat adek bayinya” jawab bu bidan sambil tersenyum

“ayo bu kita siap siap buat pulang takut kemaleman nanti”ucap pak nu ke istrinya lalu menuntun istrinya yang tengah menggendong anak ke 4 nya yang baru lahir sedang pak nu menyiapkan becak milik pak dul yang sedari tadi terparkir di halaman rumah bu bidan terlihat istrinya sedang menggendong anak ke 4nya serta ditangan kanannnya tergenggam tangan anak ke 3 nya yang tampak kegirangan lalu perlahan menuntun istrinya untuk duduk diatas becak yg sudah ia parker dekat pintu rumah bu bidan

“ayo buk sini tak bantu naik” ucap pak nu kepada istrinya

“ iya pak, ayo sini tiawan naik dulu”jawab istri paknu serta meberikan perintah ke anak ke 3 nya

Setelah membantu istrinya naik ke becak milik pak dul itu ia tak lupa menghampiri bu bidan untuk mengucapkan terimakasih

“bu bidan ,mbak desi matur sumbah nuwun sudah bantu kelahiran istri saya ya” ucap pak nu sambil menjabat tangan bu bidan dan mbak desi asistennya

“iya pak sama sama hati2 dijalan ya pak gak usah ngebut bawa becaknya”ucap bu bidan mengingatkan paknu

“injih bu bidan nyuwun pamit sumonggo” ucap pak nu berpamitan lalu menuju becak dan mengayuhnya menuju rumah kontrakan yang berjarak 15 menit dari rumah bu bidan



======================
tariganna
pulaukapok
anwaranwar93
anwaranwar93 dan 20 lainnya memberi reputasi
19
871
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan