Tekanan dari Dalam Negeri Mulai Muncul! Keluarga Sandera di Israel Ngamuk, Serbu Rumah Benjamin Netanyahu!









Apa yang akan dilakukan oleh sebuah negara dalam menghadapi tantangan untuk membebaskan sandera dari tangan milisi bersenjata pasti berbuah kesulitan dan dilema ya gansist, sebenarnya bisa ambil contoh tak perlu jauh-jauh di Timur Tengah karena di Indonesia pun ada.

Yaitu kasus penyanderaan pilot maskapai Susi Air yang sudah lebih dari setengah tahun lalu tapi tak kunjung membuahkan hasil, dengan kemampuan sekelas Indonesia sudah barang tentu bisa melakukan operasi penyelamatan sandera secara besar-besaran mengempur posisi-posisi persembunyian KKB OPM.







Permintaan keluarga sandera ini datang setelah mereka mendengar bahwa pemerintah Israel telah menunda dan menghindari kesepakatan untuk membebaskan para sandera. Mereka ingin Netanyahu dan kabinetnya mengambil langkah nyata dalam mengamankan pembebasan mereka. Namun, hingga saat ini, Netanyahu menolak untuk membahas gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Tidak hanya di Yerusalem, protes serupa juga terjadi di Tel Aviv. Ribuan orang berkumpul, mengibarkan bendera dan memegang foto para tawanan di Gaza serta poster dengan slogan "Bebaskan para sandera sekarang bagaimanapun caranya". Mereka mengeluarkan seruan keras, "Bawa mereka pulang sekarang". Protes ini bertepatan dengan hasil jajak pendapat yang menunjukkan bahwa lebih dari tiga perempat warga Israel yakin Netanyahu harus mengundurkan diri.







Pawai 5 hari ini bisa dikatakan tekanan berat keatas pemerintahan Israel oleh warganya sendiri, sandera itu kemungkinan lepasnya akan sangat kecil jika harus menempuh pembebasannya melalui jalan kekerasan.

Semoga bisa terbebas semua sandera yang ditawan oleh milisi Hamas dan Israel pun tidak lagi melakukan pemboman ke jalur Gaza secara acak, mengingat dua-duanya sebenarnya punya musuh yang bukan warga sipil jadi tidak layak menggunakan warga sipil sebagai balasan atau tameng.

Sudah tidak zamannya lagi perang membabi-buta dengan cara seperti tentara Mongol zaman dahulu, warga sipil musuh dijadikan tameng untuk berjalan menuju ibukota lawannya atau membunuhi rakyat biasa agar pihak musuh akhirnya ketakutan dan memilih menyerah.

Sekarang zamannya kemanusiaan walaupun perang adalah kejahatan tapi menggunakan kemanusiaan dalam perang merupakan kewajiban setiap anggota militer!


'Narasi dan Opini Sendiri'

Tulisan Sendiri:

@amekachi

Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2