Membicarakan orang di belakang atau menyebarkan gosip, sejak zaman dahulu telah dianggap suatu perbuatan tercela yang berbahaya karena dapat menyebarkan berita palsu atau penggiringan opini sehingga berpotensi membahayakan tatanan negara. Oleh sebab itulah kegiatan Gosip sejak zaman dahulu sudah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan sehingga masyarakat tidak dapat melakukan kegiatan ini secara sembarangan apalagi di tempat umum.

Dari sekian banyak kalangan masyarakat, kalangan wanita merupakan salah satu yang sering melakukan kegiatan gosip ini dan terkadang menggiring opini tanpa tahu kebenaran di baliknya. Hal inilah yang mendorong diberlakukannya hukuman spesifik bagi wanita yang secara terang-terangan tertangkap basah melakukan gosip. Penasaran seperti apa hukuman tersebut, mari kita cermati pada thread berikut!

Kegiatan gosip yang dilakukan sekelompok wanita, pada zaman dahulu dianggap sebagai suatu kegiatan yang merugikan tatanan masyarakat. Hal ini dikarenakan segala macam hal yang dibahas wanita saat sedang bergosip, berpotensi menyebarkan informasi menyesatkan yang bila disebarluaskan terus menerus dari mulut-ke mulut berdampak merugikan pihak tertentu. Oleh karena itulah ketentuan untuk melarang wanita melakukan gosip sudah ada peraturannya sejak zaman dahulu.

Kegiatan gosip juga dapat memecah belah rumah tangga dan kehidupan keluarga lainnya sehingga segenap masyarakat yang merasa dirugikan mendorong pemerintah untuk segera membereskan permasalahan sepele namun berdampak berbahaya ini. Pada abad ke-16 pemerintah Inggris akhirnya sepakat merilis ketentuan terbaru mengenai kegiatan bergosip dan merancang hukumannya. Hukuman tersebut adalah penggunaan kerangkeng pada wajah yang dinamakan sebagai "Scold Bridle"



Scold Bridle merupakan hukuman yang diterapkan kepada para wanita yang tertangkap basah melakukan gosip. Hukuman ini diberlakukan di Inggris dan Wales secara meluas pada abad ke-16 dimana untuk memberikan hukuman ini diperlukan saksi mata yang melaporkannya. Fungsi dari kerangkeng wajah ini adalah mencegah wanita berbicara untuk sementara waktu sehingga mereka diharapkan dapat merasa jera dan tak berani lagi melakukan gosip di tempat umum secara terang-terangan.

Meski kegiatan gosip terlihat sepele, bagi masyarakat zaman dahulu kegiatan ini dianggap berdampak merugikan. Oleh karen itulah penggunaan alat Scold Bridle ini dihadirkan untuk membatasi para wanita agar tidak berkerumun dan menyebarkan opini sesat. Ketika menggunakan alat ini mulut wanita benar-benar dibuat tidak dapat berbicara karena secara ketat alat ini membatasi rahang untuk dapat terbuka. Jadi prinsip alat kerja ini dapat terbilang cukup simpel.



Sayangnya semakin lama dunia berkembang, kesetaraan antara wanita dan pria di depan hukum semakin seimbang menyebabkan alat ini mencapai masa akhirnya pada abad ke-17. Kekuatan para wanita yang semakin cerdas dan mulai ikut serta dalam organisasi membuat segenap wanita berdemonstrasi untuk melarang penggunaan alat ini pada wanita. Para wanita di Inggris, Wales, dan Jerman perlahan-lahan berkumpul bersama dan mengemukakan pendapat untuk mendorong pemerintah tak lagi memberlakukan hukuman Scold Bridle. Mulai dari abad ke-17 perlahan-lahan alat ini mulai hilang di kehidupan masyarakat.

—oOo—

Itu dia alat bernama Scold Bridle yang pada zaman dahulu digunakan untuk wanita yang suka bergosip dan menggiring opini. Meski alat ini sempat eksis pada zaman dahulu, penggunaannya juga tidak bertahan lama karena desakan para wanita untuk menjunjung tinggi emansipasi wanita. Alat ini dinilai tidak fair bila target terdakwanya hanyalah wanita. Bila alat ini diterapkan di Indonesia, mungkin saja para wanita seluruh Indonesia akan berkumpul bersama dan mulai melakukan kegiatan anarkis dengan membakar dan menghancurkan tempat-tempat umum. Beruntung sekali alat ini tidak pernah eksis di Indonesia