Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
3 Polisi Tumbang Dilempar Batu Massa Demo Ricuh Tolak Militerisme Papua


Aksi demo mahasiswa di Jayapura, Papua, menolak militerisme di Papua
Photo : Ist

Lanjut dia, sempat terjadi perselisihan dan perdebatan di dua titik tersebut, kemudian terjadi pelemparan batu oleh sebagian massa aksi.

"Sesuai SOP, kami ambil tindakan tegas dan terukur dengan membubarkan massa aksi menggunakan flashball atau gas air mata," tambahnya. "Akibat dari pelemparan batu oleh massa aksi, di titik yang di pertigaan Kampus USTJ anggota dalmas kami 3 personel harus menjadi  korban lemparan batu, bahkan salah satu diantarnya alami luka di bagian wajahnya tepatnya di bagian hidung sebelah kiri dan harus mendapatkan penanganan medis," kata Kabag Ops

Akibat dari pembubaran massa aksi, salah satu massa dari kelompok aksi juga alami luka akibat berdesakan saat dibubarkan menggunakan gas air mata oleh petugas.

"Kami pihak Kepolisian memohon maaf atas kejadian tersebut, namun semua yang terjadinya tentunya tidak akan ada asap bila tak ada api," ujar Kabag Ops.

Kompol Hanafi juga menyayangkan hingga harus jatuh korban, padahal diawal kegiatan koordinasi maupun komunikasi berjalan dengan baik, adanya etikad baik dari pihak massa aksi maupun personel yang lakukan pengamanan.

"Kemungkinan ada yang menyusupi dan bertujuan untuk jadi pemicu terjadinya pembubaran massa aksi secara paksa oleh petugas. Namun alhamdulilah puji tuhan semua masih bisa dikendalikan dan dikondisikan sehingga situasi massa aksi dapat berjalan aman dan lancar di satu titik di Gapura Uncen bawah hingga selesai pembacaan dan penyerahan permyataan sikap oleh koordinator massa aksi dan diterima langsung oleh Ketua Tim Pemantau Aktifitas HAM dan Penyuluhan Komnas HAM RI Perwakilan Papua Melchior S. Weruin, S.H dan Anggota Komisi I DPRP Papua Jhon Nassion Gobay.

https://www.viva.co.id/berita/krimin...e-papua?page=2



Ricuh Demo Tolak Militer di Papua: Polisi yang Terluka Sudah Pulang dari RS

Demo oleh Front Mahasiswa dan Rakyat Papua Anti Militerisme (FMRPAM), Selasa (2/4/2024). Foto: Dok kumparanzoom-in-white

Demo oleh Front Mahasiswa dan Rakyat Papua Anti Militerisme (FMRPAM), Selasa (2/4/2024). Foto: Dok kumparan

Tiga polisi Polresta Jayapura Kota, Papua, yang terluka dalam kericuhan demo pada Selasa (2/4), kondisinya pada Rabu ini (3/4) telah membaik.

"Dua personel luka lecet kena lemparan batu, satu personel kena hidung hingga dibawa ke rumah sakit," kata Kabag Ops Polresta Jayapura Kota, Kompol M.B.Y Hanafi, Rabu (3/4).
Yang dibawa ke RS itu kini telah pulang, hanya dirawat jalan.

Demo FMRPAM, Selasa (2/4/2024). Foto: Dok kumparanzoom-in-white

Demo tersebut dilakukan sekelompok orang yang menamai diri Front Mahasiswa dan Rakyat Papua Anti Militerisme (FMRPAM). Digelar di beberapa titik di Kota dan Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa siang (2/4), sempat ricuh.

Awalnya demo digelar di pertigaan lampu merah Pasar Lama Sentani, Kabupaten Jayapura. Aksi ini berujung diamankannya 64 demonstran, namun kembali dipulangkan Polres Jayapura.
Tembakan Peringatan & Gas Air Mata


Saat demo dibubarkan. Dok: Ist
Selanjutnya, aksi demo digelar di Perumnas III Waena dan pertigaan Kampus USTJ Padang Bulan, Kota Jayapura.

Pada dua titik ini, aparat keamanan melakukan pembubaran paksa menggunakan gas air mata dan tembakan peringatan.
Video pembubaran massa di Perumnas III sempat viral di media sosial.
Hanafi menjelaskan pembubaran dilakukan karena massa memaksa berjalan ke DPR Provinsi Papua.
Diungkapkan, kericuhan terjadi ketika sebagian massa melakukan pelemparan batu ke arah petugas.
"Sesuai SOP, kami ambil tindakan tegas dan terukur dengan membubarkan massa aksi menggunakan flashball atau gas air mata," kata Hanafi.
Warga Terluka

Polisi usai membubarkan demo FMRPAM, Selasa (2/4/2024). Foto: Dok kumparanzoom-in-white

Dalam kericuhan, seorang warga terluka akibat berdesakan saat dibubarkan.
"Kami pihak Kepolisian memohon maaf atas kejadian tersebut, namun semua yang terjadinya tentunya tidak akan ada asap bila tak ada api," ujar Hanafi.
Polisi menduga aksi tersebut disusupi orang-orang yang tak bertanggung jawab.


Demo FMRPAM, Selasa (2/4/2024). Foto: Dok kumparan
Aksi serupa juga berlangsung damai di depan gapura Kampus Uncen, Abepura.

Massa berorasi cukup lama hingga penyerahan pernyataan sikap oleh koordinator massa aksi kepada Ketua Tim Pemantau Aktivitas HAM dan Penyuluhan Komnas HAM RI Perwakilan Papua Melchior S. Weruin dan Anggota Komisi I DPRP Papua Jhon Nassion Gobay.
Demo tersebut dipicu oleh video viral penyiksaan warga Papua dalam drum oleh oknum TNI di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Diketahui, TNI telah memeriksa terduga pelaku dan menetapkan serta memproses hukum 13 orang tersangka penyiksaan warga Papua tersebut.

https://kumparan.com/kumparannews/ri...TZAqkBoIw/full


Polisi bubarkan demo kasus warga Papua disiksa prajurit TNI

Makay mengaku temannya Edison Tebay harus dilarikan ke Rumah Sakit Dian Harapan. Makay mengatakan Tebay diduga terkena pukulan rotan polisi dan mengalami luka yang cukup besar.
April 2, 2024 in Polhukam
0
Penulis: Theo Kelen - Editor: Nuevaterra
Polisi
Polisi ketika membubarkan demonstran di gapura Universitas Sains dan Teknologi Jayapura. - Jubi/Theo Kelen

Share on Facebook
Share on Twitter
Jayapura, Jubi – Sejumlah massa demonstrasi yang tergabung Front Mahasiswa dan Rakyat Papua Anti Militerisme atau FMRPAM yang menggelar demonstrasi di Perumnas 3 Waena dan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, pada Selasa (2/4/2024) terkait kasus penyiksaan warga Papua dibubarkan polisi. Polisi memukul demonstran dan melepaskan tembakan gas air mata.
Front Mahasiswa dan Rakyat Papua Anti Militerisme yang menggelar demonstrasi itu terdiri atas Green, KNPB, SONAMAPA, BEM se-Papua dan organisasi mahasiswa dan kepemudaan lainnya di Kota Jayapura. Mereka menuntut agar dibentuk tim investigasi independen kasus penyiksaan warga Kabupaten Puncak oleh prajurit TNI dan meminta agar pelaku diadili di Pengadilan Militer III-19 Jayapura.

Pada 22 Maret 2024 pagi, beredar video di media sosial yang merekam penyiksaan terhadap seorang warga sipil Papua. Korban ditaruh dalam drum berisi air, dengan kedua tangannya terikat. Korban itu dipukuli dan ditendang berulang kali oleh sejumlah orang yang diduga prajurit TNI. Punggung korban juga disayat menggunakan pisau. Wajah sejumlah pelaku terlihat dalam video itu.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM Papua menyatakan penyiksaan itu diduga dilakukan prajurit Batalyon Infanteri Raider 300/Braja Wijaya pada Februari 2024, ketika mereka bertugas di Kabupaten Puncak. Ada tiga warga sipil Puncak yang disiksa para prajurit TNI itu. Para pelaku penyiksaan itu sudah selesai bertugas di Puncak, dan telah kembali ke Markas Batalyon Infanteri Raider 300/Braja Wijaya di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Pada 25 Maret 2024, Tempo.co memberitakan pernyataan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Kristomei Sianturi yang menyebut bahwa ada 42 anggota TNI yang telah diperiksa terkait penyiksaan terhadap warga Papua itu. Dari pemeriksaan itu, sejumlah 13 anggota TNI telah  ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.


Aksi Selasa itu, para demonstrasi hendak menuju kantor DPRD Provinsi Papua. Namun, di beberapa titik kumpul aksi seperti di Perumnas 3 Waena dan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura dibubarkan polisi. Demonstrasi di Perumnas 3 Waena itu awalnya berjalan aman sekitar pukul 08.00 WP.  Setelah berjalan 45 menit, polisi meminta agar massa menunjuk beberapa perwakilan untuk berdemonstrasi di DPRD Provinsi Papua.

“Silahkan tunjukkan perwakilan kalian yang ke kantor DPR Papua,” kata salah satu anggota polisi memakai megaphone.

Negosiasi antara polisi dan massa tidak berjalan baik dan tidak menemui kesepakatan. Massa demonstrasi dan polisi saling dorong.  Polisi kemudian membubarkan massa dengan memukul dan menembakkan gas air.

“Baku dorong langsung dapat pukul pakai rotan dalam kondisi pegang baliho. [Saya] dapat pukul di bagian kepala dengan rotan,” kata salah satu demonstran, Yonas Makay kepada Jubi.

Makay mengaku temannya Edison Tebay harus dilarikan ke Rumah Sakit Dian Harapan. Makay mengatakan Tebay diduga terkena pukulan rotan polisi dan mengalami luka yang cukup besar.

Secara terpisah, massa yang melakukan orasi di depan kampus USTJ juga dibubarkan polisi sekitar pukul 11.00 WP. Demonstran meminta untuk bergabung dengan massa di gapura Uncen Abepura tapi tidak diizinkan polisi.

“Bubar, bubar ini jalanan umum,” teriak Komandan Batalyon A Pelopor Brimob Papua di Kotaraja Jayapura, Kompol Clief Duwit kepada demonstran.

Polisi lalu membubarkan massa dengan cara memukul dan menembakan gas air mata. Demonstran kocar-kacir lari menyelamatkan diri ke arah kampus Universitas Sains dan Teknologi Jayapura. Hingga pukul 12.46 WP sebagian massa masih melakukan demonstrasi di gapura Universitas Cendrawasih Abepura. (*)

https://jubi.id/polhukam/2024/polisi...oogle_vignette
para demonstran dan polisi terluka..
Mistaravim
Mistaravim memberi reputasi
-1
244
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan