Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

heavenlinggaAvatar border
TS
heavenlingga
Ini Dia Sob Sejarah Rokok Indonesia, dari Pedagang Portugis Sampai Banten


ilustrasi Rokok di Indonesia. (FOTO: KomunitasKretek.or.id)

Rokok jadi produk paling laris di Indonesia. Kebiasaan ngerokok nggak cuma ada di kota, tapi sampai ke desa-desa juga banyak yang kecanduan rokok. Tradisi ngerokok ini nggak pandang kasta, dari yang paling bawah sampai elite semua ngerokok.

Menurut data WHO, jumlah orang yang pake tembakau di seluruh dunia turun drastis dalam satu generasi. Satu dari lima orang sekarang ngerokok atau konsumsi tembakau lainnya dibanding satu dari tiga orang di tahun 2000, kata WHO. Tapi, WHO bilang masih banyak yang harus dilakukan buat ngurangin kecanduan tembakau yang merusak kesehatan itu.

Dilansir dari DW, dalam laporan globalnya, WHO bilang ada 1,25 miliar orang usia 15 tahun ke atas yang pake tembakau di tahun 2022. Angka ini jauh berkurang dibanding tahun 2000 yang mencapai 1,36 miliar. Studi ini bilang penggunaan tembakau bakal terus turun pada 2030 jadi sekitar 1,2 miliar orang, meski populasi dunia diperkirakan terus naik.

Asia Tenggara dan Eropa punya proporsi perokok terbesar, dengan sekitar seperempat populasi masih kecanduan rokok. Penggunaan tembakau masih naik di beberapa negara, termasuk Mesir, Yordania, dan Indonesia. Statistik lain yang mengkhawatirkan, laporan bilang rata-rata 10 persen anak usia 13-15 tahun di seluruh dunia pake satu atau lebih jenis tembakau. Jumlah ini setara dengan setidaknya 37 juta remaja, termasuk 12 juta yang pake produk tembakau tanpa asap.

Sejarah rokok di Indonesia nggak lepas dari masa penjajahan Portugis dan Belanda. Pada abad ke-17, sekitar tahun 1600-an, tanaman tembakau pertama kali dibawa oleh pedagang Portugis ke Pulau Jawa. Kata tembakau sendiri asalnya dari Bahasa Portugis "tumbaco". Setelah itu, pemerintahan Kolonial Belanda lewat Gubernur Jendral Cornelis de Houtman bikin kebun tembakau di Banten.

Perkembangan terus berlanjut sampai tahun 1800-an didirikanlah Deli Maatschappij yang jadi sentra industri tembakau di Deli. Kultur budidaya tembakau terus berkembang ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di masa itu, tembakau banyak dibudidayakan sebagai tanaman ekspor lewat program tanam paksa yang diterapkan pemerintah kolonial. Tembakau yang punya daya jual tinggi di pasar dunia diharapkan jadi sumber pemasukan buat pemerintah kolonial, tapi ini menyiksa rakyat Indonesia.

Untungnya, kultur menanam tembakau jadi kebiasaan sendiri bagi masyarakat, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hingga di abad 19, ditemukanlah produk kretek yang nggabungin tembakau dan cengkeh sebagai bahan baku rokok jenis baru. Produk budaya ini masih bertahan hingga kini. Jenis rokok ada dua, filter dan kretek. Tapi yang populer di Indonesia adalah rokok kretek.



Mau sebanyak apa pun rokok putih berkreasi di Indonesia, pasar rokok kretek nggak pernah berkurang. Bahkan, sekarang kretek menguasai sekitar 90% pasar rokok di Indonesia.




siloh
glass69
glass69 dan siloh memberi reputasi
2
154
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan