iluvtariAvatar border
TS
iluvtari
Banjir Akibat Kembang Api, Ada yang Bersyukur Melihat Derita Orang Lain
Tahun baru 2020 menjadi hari yang pilu bagi sebagian besar warga Jabodetabek. Awalnya hanya Jakarta dan Bekasi yang heboh dengan banjir di awal tahun ini. Bahkan sempat jadi bahan candaan di berbagai media sosial.


Mungkin karena faktor angka cantik, 2020, malam pergantian tahun kali ini nampaknya lebih meriah dibanding tahun sebelumnya. Di daerah admin sendiri terasa betul perbedaannya.

Entah memang karena angka itu, atau 2019 telanjur jadi kenangan buruk muramnya hari-hari kita akibat politik yang memecah belah bangsa ini.

Kita sempat tenang saja melihat berita bajir di sana-sini, karena mengira air akan segera surut, nyatanya justru semakin parah. Tidak lagi disebut banjir Jakarta, tapi banjir Jabodetabek. Alhasil, yang semula begitu getol menyalahkan Gubernur DKI, Anies Baswedan, harus mikir sebelum banyak menghujat.


Menyalahkan gubernur jelas tidak tepat, sebab sejak zaman Hindia Belanda, Jakarta yang kala itu dikenal dengan Batavia memang sudah langganan banjir. Sebab posisi Jakarta/Batavia berada di dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 8 meter dpl. Siapa pun gubernurnya, tak ada cerita Jakarta tak banjir di musim penghujan.

Tapi banjir kali ini memang terbilang parah. Dikutip dari tirto.id (2/1/20), banjir telah memakan korban jiwa 16 orang dan mengakibatkan 31.000 orang mengungsi.


Melihat fakta tersebut, tidak selayaknya banjir dijadikan bahan debat politik, saling menyalahkan, apalagi candaan di media sosial. Seperti meme yang admin temukan di bawah ini.


Entah bermaksud bercanda atau menasihati, sepertinya pembuat meme menceritakan tentang keseruan tahun baru yang berujung banjir. 'Serangan' petasan dibalas langit dengan hujan.

Yang lebih parah lagi caption seseorang di status Whatsapp-nya. Seperti mensyukuri bencana yang menimpa orang lain. Maksudnya mungkin menasihati, tapi jadinya justru memvonis.

Memangnya ada orang yang mau dinasihati dengan nada sinis begitu? Yang ada adalah orang makin sakit hati. Lebih buruk lagi menganggap semua yang tidak ikut merayakan tahun baru sedang kegirangan menikmati kesulitan orang lain. Padahal siapa yang tahu, di antara para korban, apakah mereka merayakan tahun baru atau tidak.

Lagipula namanya bencana, jangankan berpikir soal dosa orang, agamanya pun tak perlu jadi pertimbangan untuk menolong atas nama kemanusiaan. Alih-alih menolong, tidak menyakiti saja sudah bagus!

Kalau mau bawa-bawa Allah, seharusnya berpikir juga. Jangan-jangan kesombongan kita juga ikut andil membawa bencana ke negeri ini. Sudahlah tak berempati, malah menuding lagi!



referensi
tirto.id/penyebab-banjir-jakarta-2020-dan-daftar-jumlah-korban-meninggal-ep9p
liputan6.com/news/read/807235/ketika-banjir-besar-terjang-batavia-pada-1918

sumber gambar
antaranews.com
liputan6.com
dokumen pribadi
anasabila
4iinch
sebelahblog
sebelahblog dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2.1K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post

Post telah dihapus azhuramasda