Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kalimoroAvatar border
TS
kalimoro
RUMAH PENAMPUNGAN




Chapter 1

Mendaftar




“mbak.... Mbak.... Kanan!” tiba-tiba suara yeni membubarkan titik pusatku dalam melajukan kendaraan.

“endi yen?“ jawabku sambil menoleh arah tempat yang ditujunjukan oleh yeni.

“iki loh kanak iki, wes mandeko terus awak dewe belok kanan. “

Kita berdua berhenti pas di bawah pohon beringin yang ada di pinggir jalan raya. Karena pas kanan jalan adalah sebuah tempat yang menjadi tujuan utama kami berdua.

“bener iki tah yen tempate? “ tanya siti pada yeni. Siti seakan meragu dengan tempat yg di tunjukan oleh yeni. Sebuah rumah lumayan besar dengan halaman yg cukup luas dengan warna cat putih berpagar hitam. Yang halamannya di mana ditumbuhi rumput liar yang cukup banyak dan cukup tinggi.

Siti dan yeni adalah 2 orang sahabat dekat dan baik. Mereka berdua di pertemukan di salah satu perusahaan tempat mereka berdua kerja dahulu. Mereka berdua memutuskan untuk berhenti bekerja secara bersama-sama dan mencoba mengaduh nasip si negara orang.
Siti dan yeni melihat sekeliling rumah itu namun tak nampak ada orang disitu, hingga akhirnya Siti mencoba langsung mengucap salam dengan berharap ada orang yang mendengar dan mau membukakan pintu gerbang yang tergembok. Namun tak satupun orang yang keluar mungkin suara siti tidak mampu menembus kedalam rumah tersebut.

Lalu yeni dengan tersenyum melirik siti sambil berkata "iki loh mbak ono bell e." Siti dengan sedikit malu dan agak jengkel kepada yeni llau mengatakan "oalah.... Ngono yo dirimu ra ngomongi. Kene lak bengok sampek kesel. Ywes ndang penceten."

Yeni pun memenekan bell yang terpasang di pagar tersebut sambil menahan tawa.

Lalu setelah yeni menekan bell tak lama kemudian keluarlah seorang wanita separuh baya dan bertanya kepada yeni dan siti yang berada di luar pintu gerbang.

Wanit tersebut pun mengajukan sebuah pertanyaan kepada yeni dan siti dengan tersenyum ramah "ada perlu apa mbak??"

" maaf mbak kami berdua mau ketemu sama mbak hesti, kita sudah ada janji kok." jawab yeni.

Lalu wanita tersebut membukan pintu gerbang untuk yeni dan siti sambil menyilahkan untuk masuk kedalam. Sedikit penasaran siti mengajukan pertanyaan kepada wanita separuh baya tersebut, " maaf mbak boleh saya tanya? "

" iya boleh mbak. Mbak mau tanya apa?" jawabnya dengan tersenyum.

"Mbak disini mau kerja keluar negeri kah atau memang kerja disini?" tanya siti dengan rasa keingin tahuannya.

"Iya mbak, saya mau kerja keluar negeri. Mbaknya mau daftar juga kah?"

"Iya mbak, kami berdua mau mendaftar buat kerja ke luarnegeri." jawab siti dengan sedikit malu. Lalu tiba-tiba yeni mengajukan pertanyaan kepada wanita itu. "Mbak kalau boleh tahu disini ada berapa orang? Maksudnya saat ini yang tinggal di penampungan ini?"

"sendiri mbak." Jawab wanita itu.

Yeni dan Siti cukup kaget mendengar jawaban itu, lalu yeni mengajukan pertanyaan lagi kepada wanita itu "memangnya mbak gak takut tinggal disini sendirian?? Lagian aku dengar disini bisa pulang pergi gitu gak harus menginap?"

Wanita tersebut tersenyum lalu menjawab alasannya "iya itu memang benar mbak, tapi saya gak tega melihat anak saya yang masih kecil itu menangis setia saya tinggal untuk belajar disini. Lagian disini saya juga tidurnyanya ditemani sama laushe (yang artinya guru dalam bahasa mandarin) berdua gitu jadi gak bener-bener sendiri mbak."

Sesampai mereka bertiga di depan pintu masuk ruangan, wanita tersebut mempersilahkan yeni dan siti untuk masuk dan menuju ke ruangan kantor yang tepat sebelah kanan dari pintu masuk. Setelah mengantarkan yeni dan siti masuk kedalam sebuah ruangan yg disebut dengan kantor wanita tersebut pun pergi dan tak lupa memberikan senyuman kepada yeni dan siti. Yeni dan siti pun membalas senyuman. Saat masuk kedalam ruangan tersebut sudah ada dua wanita didalamnya yakni mbak Hesty yang menjabat sebgai direkturnya dan satu lagi karyawannya bernama Nova.

Maklumlah tempat itu baru saja di buka dan perijinannya pun masih baru. Hanya rumah yang ditempati saja yang lama namun baru ditempati setelah sekian lamanya kosong tak berpenghuni.

Yeni dan Siti menyerahkan dokument persyaratan untuk bekerja keluar negeri namun ternyata masih belum cukup, masih ada beberapa berkas yang harus dilengkapi. Lalu mbak Hesty meminta kepada Yeni dan Siti untuk segera melengkapi berkasnya dahulu sebelum diproses ke tahap selanjutnya.

Sebelum beranjak pulang Yeni dan Siti mengajukan pertanyaan kepada mbak Hesty. "Mbak boleh saya tanya sesuatu?" tanya Yeni.

"Ya boleh, mau tanya apa?" jawab mbak Hesty dengan senyuman yang membuat mbak Hesty terlihat semakin cantik dan manis.

"Saya dengar kalau di sini itu bisa pulang pergi, tanpa harus menginap mbak?"

"Oh iya memang benar tapi itu hanya untuk awal-awal saja. Nanti kalau dokument yang disana sudah di acc maka para calon pekerja wajib tinggal disini sampai nanti penerbangannya." jawab mbak Hesty.

Yeni dan Siti saling bertukar pandang. Namun mbak Hesty menangkap kekhawatiran dari wajah Yeni dan Siti. Saat itu pula mbak Hesty menerangkan lagi.

"Kalian jangan risau... Kalian tidak hanya berdua kok tinggal disini nanti ada satu lagi teman kalian yang bisa dibilang usianya hampir sama dengan kalian yang akan juga tinggal disini bersama kalian. Ditambah lagi gurunya pun kemungkinan akan tinggal juga disini untuk menjaga kalian." terang mbak Hesty

" Gurunya yang itu mbak? Yang sekarang sedang mengajar itu??" tanya Siti

"Oh bukan, itu hanya guru sementara saja. Soalnya dia juga harus segera balik ketempat tugasnya di kota M."

Mendengar keterangan tersebut Yeni dan Siti cukup merasakan lega dan puas. Yeni dan Siti pun pulang dengan menaiki sepeda motor yang ada di teras depan. Dan melajukan sepeda mountuk balik kerumah.


*Yeni dan Siti mendaftarkan diri ke sebuah Penampungan TKI yang baru dibuka di sebuah di desa P daerah S kabupaten B Jawa Timur.

Dalam perjalanan pulang menuju rumah, Yeni dan Siti merencanakan lanhkah selanjutnya yakni menyegerakan resign ke perusahaan yang telah mempertemukan mereka berdua. Status mereka saat ini masih berstatus karyawan di perusahaan tersebut.

"Mbak pie? Kiro-kiro sopo disek sing ate resign? Saranku ojo barengan mbak,,, engkok malah nimbulno curiga karo wong pabrik." ujar Yeni.

"Yo aku disek ae sing resign yen, entuk seminggu baru dirimu metu. Bukanne dirimu yo butuh duet saiki?" jawab Siti dengan tetap menfokuskan pikirannya dalam mengendarai kendaraannya.

"Iyo mbak, aku butuh duet" ujar Yeni dengan tersenyum malu. "Yo kan lumayan mbak gae nambah-nambahi kebutuhan. Heheheheee" lanjutnya.

Mendengar kalimat itu yang keluar dari mulut Yeni, Yeni dan Siti pun tertawa lepas...


..............



Index :
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Diubah oleh kalimoro 09-01-2020 13:38
Gimi96
NadarNadz
nona212
nona212 dan 19 lainnya memberi reputasi
20
5K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
kalimoroAvatar border
TS
kalimoro
#27
Chapter 9
Anak kecil (2)

“ini sudah kedua kalinya aku melihatnya. Yang aku lihat itu bener gak sih? Kalau itu benar hanya sebuah tanaman tapi kenapa aku melihat bocah yang sama? Ah enggak mungkin itu halusinasiku saja, efek dari ketakutanku saja.” Ucap Siti dalam hati.

Ema dan Yeni memperhatikan Siti yang terdiam saja seakan memikirkan sesuatu. Yeni dan Ema saling pandang dan melihat lagi ke arah Siti yang masih saja terdiam.

“Sit,,, kamu gak apa-apa? Kamu sedang mikirin apa?” tanya Ema.

“Eh enggak…. Gak mikirin apa-apa kok. Udah yuk kita ke kamar dan tidur udah malam.” Ajak Siti.

Keesokan harinya mbak Hesty memanggil Yeni, Siti, Ema dan juga mbak Nonik. Mbak Hesty memberikan pengumuman sesuatu kepada mereka. Terlihat Yeni, Siti, dan Ema saling pandang dengan memberikan kode berupa bahasa tubuh yang bermakna “ada apa”

“Apa kabar semuanya? Betah kan disini?” tanya mbak Hesty memulai percakapannya.

Yeni, Siti, dan Ema pun hanya menjawab dengan menganggukkan kepala saja.

“Saya ingin memberi tahu sesuatu kepada kalian, kalau mulai minggu ini kalian tidak akan pulang setiap minggu tapi kalian akan pulang secara bergilir setiap minggunya.” Ucap mbak Hesty

Yeni, Siti dan Ema pun terkejut mendengar pengumuman tersebut. Mereka saling pandang, namun saat mereka hendak mengeluarkan suara mbak Hesty langsung memotongnya dan melanjutkan ucapannya seakan mbak Hesty sudah tahu apa yang akan dikatakan oleh mereka bertiga.

“Ini sudah keputusan saya jadi jangan ada yang protes.” Lanjut mbak Hesty.

“Tapi kenapa mbak?” tanya Ema yang juga anggukan oleh Yeni dan Siti.

“Anggap saja ini sebagai latihan kalian sebelum berangkat. Toh waktu kalian juga gak lama kok disini. Bentar lagi kalian sudah terbang.” Tegas mbak Hesty.

“Tapi mbak….” Sahut Siti

“Gak ada tapi-tapian ini sudah keputusan yang terbaik, lagian kalian bertiga sudah mendapatkan job kan? Kalian sudah ada majikan jadi kalian harus lebih siap lagi. Dan lagi pula kalian juga masih ada jatah pulang secara bergantian kan? Aku rasa itu sudah lebih dari cukup. Coba kalian bandingkan di tempat penampungan yang lainnya mereka gak ada yang pulang, mereka stay di penampungan sampai terbang. Kalian mau kayak gitu?” jawab mbak Hesty dengan nada yang sedikit lebih tegas.

“ tapi kan mbak….” Lanjut siti.

“Tapi apa lagi? Kalian gak setuju keputusan saya? Oh atau kalian lebih suka menginap disini sampai terbang?” ucap mbak Hesty.

“Bukan begitu mbak… Mereka setuju kok mbak…” sahut mbak Nonik dengan mengedipkan mata dan sedikit menganggukan kepalanya kepada Ema, Siti dan Yeni.

“Mereka akan pulang secara bergantian mbak.” Lanjut mbak Nonik.

“ya sudah kalau gitu kalian kembali lagi ke kelas!” perintah mbak Hesty.

“Baik mbak.” Jawab Ema, Siti, dan Yeni serempak dengan mimik wajah yang tidak puas dengan keputusan mbak Hesty yang secara mendadak itu. Dan segera meninggalkan mbak Hesty.

“Mbak Nonik tunggu aku mau bicara dengan kamu!” pinta mbak Hesty.

“iya mbak ada apa?”

“Hari ini tidak usah masuk kelas tapi hari ini minta anak-anak untuk membersihkan halaman. Sebab rumput depan maupun belakang sudah mulai tinggi dan sudah menghalangi pandangan. Kalau anak-anak protes lagi suruh langsung temui saya disini.” Ucap mbak Hesty.

“Mereka pasti mau kok mbak, gak akan ada yang protes kok.” Jawab mbak Nonik dengan membela para muridnya itu.

Mbak Nonik pun kembali pergi meninggalkna mbak Hesty dan menuju ke kelas.

“Pengumuman hari gak kelas tapi hari ini disuruh untuk membersihkan halaman depan dan juga halaman belakang.” Ujar mbak Nonik.

“hemmm….. Kenapa sih pulangnya harus gantian gitu? Dulu awalnya bilang kalau gak usah nginep tapi tiap hari harus datang pagi sore pulang lalu berubah lagi aturannya, kita disuruh nginep dan pulang sabtu minggu. Dan hari ini aturannya berubah lagi kita di suruh pulang gantian aku yakin minggu depan kita semua gak boleh pulang sama sekali.” Gerutu Siti.

“Iya bener.” Sahut Yeni dan Ema.

Wajah mereka terlihat tidak sangat setuju akan keputusan itu.

“Udah jangan dibahas dulu, nanti omongan kalian ada yang denger terus dilaporkan ke mbak Hesty terus urusannya semakin panjang efeknya penerbangan kalian tertunda. Aku mengerti kok perasaan kalian. Aku sendiri juga kurang setuju, nginap disini terus pulang sabtu minggu itu sudah bagus. Tapi aku juga gak bisa menyalahkan mbak Hesty sebab apa yang tadi mabk Hesty katakan tadi itu ada benarnya. Di tempat penampungan lainnya tidak bisa pulang, mereka dapat ijin pulang kalau sudah mau berangkat saja atau ada urursan keluarga yang sangat penting dan mendadak. Ya sudahlah kalian terima saja putusannya anggap ini sebagai latihan kalian sebelum berangkat.” Ucap mbak Nonik mencobah menengahi.

Siti, Yeni dan Ema hanya terdiam mendengar penjelasan dari gurunya itu. Mereka bertiga saling melihat satu dengan yang lain seakan pasrah dengan keputusan itu.

“Apa kalian sudah menentukan siapa yang terlebih dulu untuk pulang pertama?” tanya mbak Nonik.

Ema, Siti dan yeni hanya menggelengkan kepala saja tanpa kata yang keluar dari mulut mereka.

“ya sudah kalau gitu, seperti permintaan mbak Hesty hari ini kita bersih-bersih.” Ucap mabk Nonik

Mereka bertiga pun berdiri dengan rasa malas, seakan hari ini benar-benar membuat mereka bertiga tidak ada semangat saama sekali untuk melakukan aktivitas. Meski begitu mereka semua tetap melakukan tugas yang sudah di perintahkan oleh mbak Hesty. Mereka membersihkan rumput liar yang sudah lebat dan sebagian lagi mulai meninggi. Saat sudah mulai membersihkan halaman belakang atau area depan kelas tiba-tiba mulut Yeni menceletuk sesuatu.

“Tanaman ini semalam membuat saya kaget, aku kira ini semalam aku melihat anak kecil lak-laki tapi setelah di perhatikan tanaman ini.” Tangannya juga sambil membabat tanaman tersebut. Mendengar celutukan Yeni, Sitipun terkejut mendengarnya.

“Maksut kamu dua anak kecil laki-laki?” tanya Siti penasaran.

Semua orang yang saat berada disana terkejut mendengar pertanyaan siti yang di ajukan kepada Yeni.

“Kok mbak tahu? Mbak ngelihat juga?” tanya balik Yeni.

“Iya, aku melihat disini tepat di tanaman ini yang kau babat ini. Aku melihat ada dua anak laki-laki satu berdiri dan satunya lagi duduk, wajahnya terlihat pucat dan pakaiannya…” belum sempat meneruskan Yeni pun langsung meneruskan perkataan Siti.

“Dia memakai baju lengan pendek, celene pendek dan kancing bajunya juga hanya terpasang sebagian. Dan anak satunya lagi dia tidak memakai baju dan posisinya juga…”

“Duduk.” Sahut Siti.

“iya duduk. Jadi mabk Siti ngelihat juga anak itu?” tanya Yeni. Ema dan mbak Nonik hanya mendengar percakapan Yeni dan Siti yang saling bersahutan namun bersambungan seakan melihat hal yang sama.

“Kalian berdua jangan nakutin deh!” ucap Ema.

“mungkin kalian berdua berhalusinasi.” Sahut mbak Nonik.

“Kalau saya berhalusinasi, mengapa itu sama dengan Yeni padahal sebelumnya kita berdua gak perrnah membicarakan sesuatu. Malahan kita baru tahu sekrang ini.” Ucap Siti

“Ya sudahlah… lupakan ntar kalian semakin takut. Yeni kamu lanjutkan saja babatnya. Insha allah itu bukan apa-apa.” Ujar mbak Nonik

Mereka bertiga pun melanjutkan pekerjaannya. Semua halaman sudah bersih kini pemandangan terlihat lebih rapi dan bersih. Kini mereka berlanjut untuk membersihkan kelas yang belum pernah terpakai, kelas yang ini lebih luas dua kali dari kelas yang mereka pakai selama ini. Ketika masuk dalam kelas semua di kejutkan oleh sebuah batu kerikil yang berjejer melingkar dan juga batu batu yang tersusun rapi.

“ini kenapa kerikil disusun melingkar dan batu batu juga di tumpuk ke atas kayak mainan anak kecil aja. Apa mungkin tukang yang dulu itu mainan kayak gini?” tanya Ema.

“Ya mungkin tukangnya masa kecilnya kurang bahagia.” Jawab Yeni disusul tawa Siti dan mbak Nonik.

“Ya udah pindahin saja batunya mbak. Kita bersihin ruangan ini kalau sudah kita istirahat.” Ujar mabk Nonik.


………..

kemintil98
ariefdias
ariefdias dan kemintil98 memberi reputasi
2
Tutup