Bidadari Alai Timur tidak berderai air mata. Namun, perasaannya seperti kulit yang tergores silet tajam. Tidak sakit, tapi mengeluarkan percik darah. Dibasuhnya luka tersebut dengan merangkai aksara indah sederhana berjudul "Yang Bertuah Telah Berangkat", bakda Subuh tadi. Mengapa Bidadari tidak memakai kata pergi? Karena, beliau masih tetap ada, hanya berpindah alam saja, menunggu dunia ini kan berakhir porak poranda. Telah selamatlah ia.

Spoiler for Me:

Dok.Pri

Mengetahui tentang beliau pertama kali adalah tentang kecerdasan beliau yang di atas rata-rata hingga mampu membuat pesawat terbang. Sebagai anak kampung betapa bangganya diriku saat itu, hingga kini. Negeri terjajah lebih dari tujuh turunan ini mampu memiliki pesawat terbang made in Indonesia, maasyaa Allah.

Spoiler for Pesawat:

Selanjutnya, lebih dalam lagi aku mengenal beliau melalui buku biografi yang ditulis oleh wartawan senior yang setia mengintili kegiatan beliau kemana saja, baik di dalam maupun di luar negeri. Banyak cerita hangat tertuang di dalamnya membuat diri ini seketika jatuh cinta pada sosoknya. Manusia nyaris sempurna. Sang negarawan sejati.


Satu hal yang paling berkesan dari buku tersebut adalah cerita di mana sebagai pejabat publik beliau sangat diinginkan kehadirannya di forum manapun. Hal itu dibuktikan dengan betapa mudahnya tim janji temu BJ. Habibie dengan klien di manapun cepat disetujui. Malahan mereka rela menggeser jadwal demi bisa memenuhi pertemuan itu. Tabarakallah, adakah saat ini potret pejabat kita yang seperti itu? Aku percaya ada. Membayangkannya saja sudah membuat diriku sumringah. Betapa ia penuh berkat dari Yang Maha Kasih.


Kisah betapa royalnya beliau mambagi-bagi uang kepada para pekerja di rumah makan langganan beliau sungguh mengharu biru hatiku. Betapa ringan hatinya beliau untuk berbagi bahagia. Mungkin dirasa sebagai perhatian kecil, tapi efeknya sungguh luar biasa bagi para pekerja itu, aku dapat merasakannya.


Habibie orang jenius. Ia belajar cukup hanya dengan mendengarkan temannya yang melafal nyaring materi pelajaran, sudah menempel lah itu materi di otaknya. Sementara temannya harus bersusah payah belajar ... ehem, aku sedikit iri tentang ini. Apalah aku, bisa hidup nyaman saja sudah Alhamdulillah.


Beliau dikenal sangat memperhatikan para staf dan bawahan beliau. Ketika musim dingin di luar negeri, penulis biografi tersebut lupa membawa coat. Lalu diberilah dia uang untuk membeli coat. Ke seluruh uang tersebut digunakannya membeli sepotong coat dengan merek yang ehem harganya. Ketika ditanya Habibie, dijawablah bahwa uangnya pas untuk membeli coat merek anu. Piaslah Habibie, maksud beliau uang itu bisa dipergunakan untuk keperluan lain selain beli coat saja. Ha ha, gak mudeng kali ya.


Ah ya, ada satu momen 'istimewa' terkait dengan sang Cinta beliau. Aku membaca bagian ini mengikik sendiri. Ternyata sosok petinggi negara ini bisa 'takut istri' juga, ha ha.

Spoiler for Ainun Habibie:

Saat itu musim dingin. Ainun sedang di luar rumah. Habibie sedang bersama si wartawan penulis biografi yang sudah aku sebutkan di atas. Habibie memasak nasi goreng, bumbunya mudah saja, seperti kebanyakan bumbu nasi goreng lainnya, ditambah maggie yang banyak. Hmmm, si jenius penyuka maggie ternyata.


Seusai masak, tinggallah si wartawan sendiri di dapur. Ngubek-ngubek isi kulkas, ketemulah dengan ikan kering (kesukaan kebanyakan orang Indonesia). Cap cus segera digoreng. Tetapi, apa yang terjadi?


Habibie kalang kabut melarang dia menggoreng ikan kering di musim dingin saat itu. Rumah tertutup rapat sehingga bau yang kuat seperti itu akan tertinggal lama berhari-hari dan susah hilang. "Ibu akan marah," kata beliau seraya sibuk mengibas-ngibas udara berharap dapat mengurangi aroma. Ha ha, aku kembali tertawa menveritakan ini.

Spoiler for Winter:

Sepertinya tulisan di atas banyak tentang di saat musim dingin. Ya, mungkin itulah yang menempel kuat di memoriku karena aku sangat ingin merasakan sensasi salju di negara empat musim seperti di Jerman. Semoga dapat segera travelling ke sana, aamiin.


BJ. Habibie, Ainun Habibie, dua nama yang tak lekang oleh waktu. Kisah kehidupan keduanya menyiratkan pesan moral. Walaupun diri adalah sosok terpandang, tidak lalu menafikan sosok pendamping sah yang selalu setia kepada setiap keputusan sang pemimpin rumah tangga maupun negara itu.

Spoiler for About Ainun:

Satu hal yang sangat aku ambil ibrohnya dari cerita kehidupan BJ. Habibie, bahwa menjadi orang lurus itu tidak ada salahnya, pasti Tuhan akan bantu untuk kita tetap berada di jalan yang lurus, jalan yang diridhoi oleh-Nya. Dengan kata lain, menjadi orang baik yang istiqamah pasti akan mendapat ganjarannya juga. Tak usah lelah menjadi orang baik, yang cerdas.

Spoiler for Cinta Sejati:

Hingga aku berpikir. Lebih tepatnya berdoa, semoga kehidupan percintaanku dengan kekasih hati, dapat langgeng pula dalam kebahagiaan, dan bertemu pula serta berkumpul kembali di jannah-Nya, aamiin.

Spoiler for Selamat Jalan Putra Terbaik Bangsa:

Simak pesan beliau untuk kita, para generasi penerus bangsa.

Spoiler for Amanat:

Spoiler for Senja Jadi Sendu:

Terima kasih bagi yang sudah membaca secara lengkap tritku ini. Ingat berikanlah cendol, rate 5, subscribe, dan komentar lalu komentar balik lagi. I like U, GanSis.