Saat kehilangan membuatmu dalam titik terendah


Kehilangan adalah satu kata yang menjadi momok untuk semua orang. Siapa yang ingin kehilangan, tentu tidak ada satu orang pun yang ingin kehilangan. Hilang uang beberapa rupiah saja sudah kepikiran, apalagi kehilangan sesuatu yang kita sayang.

Ane pernah merasakan kehilangan. Sebuah kehilangan yang paling menyakitkan. Seseorang yang menjadi satu-satunya tumpuan hidup ane. Orang yang memiliki tempat teristimewa di dalam hati. Ayah dari anak-anak ane. Beliau hilang dan tersesat untuk beberapa waktu lamanya. Jangan ditanya rasanya, sakit seperti ditusuk ribuan belati. Perih bagai disayat ratusan silet. Masa di mana ane berada di dalam titik terendah di dalam hidup.

Langit seolah runtuh saat itu. Waktu terasa melambat dan panjang. Hingga setiap sayatan terasa begitu perih dan menyiksa. Hingga sesuap nasi pun susah untuk di telan. Semua terasa pahit dan menyakitkan.

Benarlah jika sakit hati bisa membunuhmu. Hampir tiga bulan ane belum bisa menerima kenyataan bahwa ane telah kehilangan orang yang paling ane cinta. Tubuh ane makin kurus dan hanya berbalut tulang. Berat badan turun hingga lima belas kilo.

Ane sempat putus asa, sempat menyalahkan takdir. Sempat merutuki pertemuan kami hingga berjodoh dan akhirnya tersakiti.

Hati ane hancur, apalagi saat dia benar-benar menjauh dan ingin berpisah. Hidup dan masa depan bersama ketiga anak ane seperti di tepi jurang.

Itulah manusia saat rasa memiliki bersemayam di hati. Sakit hati dan tidak terima ketika kehilangan.

Ane lupa, bahwa semua yang kita miliki adalah milik-Nya. Semua hanya titipan yang sewaktu-waktu bisa diambil atau dialihkan oleh Sang Empunya.

Ane sadar bahwa semua milik Allah dan hanya Dia yang bisa menghapuskan luka ini. Ane mulai mendekati Sang Pencipta dan memohon agar dia yang hilang segera kembali.

Setelah melalui semua rasa sakit dan kecewa. Melewati hari dengan ribuan tetes air mata. Akhirnya Allah mendengar do'a ane.

DIA membawa kembali ayah dari ketiga anak ane kembali seutuhnya. Berkumpul dan bersama kembali.

Kehilangan mengajarkan arti sabar. Kehilangan mengingatkan untuk kembali bertawakkal. Membuat lebih dekat dengan Sang Khalik.

Ada hikmah di balik ujian. Akan datang pelangi setelah badai. Yakinlah Allah tidak akan menguji hambanya melebihi batas kemampuannya.

Sekian dan Terima kasih

Sumber: oponi pribadi
Pic : dokpri