bekinyotAvatar border
TS
bekinyot
Tutup Hidung (Thriller - Gore - Horror)
podcast-episode

Tubuhnya yang kecil dan matanya yang bulat membuat dirinya menjadi perhatian satu kelas.

Aku dan beberapa temanku langsung mencoba mengakrabkan diri dengannya.

Mia adalah anak pindahan dari kota besar, disini dirinya sebagai mahasiswa semester 2 yang baru bergabung bersama kami.

Kepindahannya ke kampusku dikarenakan dirinya tidak betah oleh pergaulan di kampus yang lama ‘katanya’.

Dia adalah anak yang mudah bergaul dengan siapa saja, aku merasa heran, memang seperti apa pergaulan yang tidak cocok dengannya dulu.

Ternyata aku merupakan salah satu orang yang cukup akrab dengannya. Beberapa kali kami keluar bersama mengerjakan tugas kelompok. Yang sebenarnya lebih banyak dihabiskan dengan mengobrol dan juga mencoba berbagai macam makanan yang banyak dibicarakan orang.

Orang tuaku sendiri menyukai mia, kata mereka mia adalah anak yang sopan. Dan secara terbuka mereka berharap jika aku bisa menjadikan mia sebagai menantu untuk mereka.

Sejujurnya aku memang tertarik dengan mia, dirinya yang selalu nyaman untuk aku ajak bicara membuatku sedikit menaruh hati kepadanya. Namun perasaan itu aku pendam jauh-jauh, aku khawatir jika aku menunjukan perasaan tersebut kepadanya dia akan menjaga jarak. Aku rasa di sinilah rasa syukurku sedang di uji.

Suatu malam mia menghubungiku melalui pesan singkat, dirinya berada di sebuah club malam, dan memintaku menjemputnya.

Mendengar hal tersebut aku segera memanaskan mobil, dan berangkat menuju lokasi. Sekitar 10 menit aku sampai, waktu yang sudah menunjukan pukul 3 pagi membuat jalanku lancar.

Dengan mudah aku dapat menemukan mia, dirinya berdiri seorang diri di pinggir jalan, kuhentikan mobilku tepat di depannya, dengan satu klakson singkat dirinya tersadar dari lamunan mabuknya dan mendekat kearah mobilku.

Aku rasa, jika ada orang lain yang melakukan hal serupa, dirinya tidak akan sadar.

Dari spion kuperhatikan dirinya kesulitan untuk membuka pintu mobil, kubiarkan beberapa saat, sedikit memberi hukuman kepadanya karena mabuk terlewat batas, hingga akhirnya ku bantu untuk membuka pintu tersebut dari dalam.

Tubuhnya langsung direbahkan pada kursi, suaranya yang melantur memintaku untuk menemaninya istirahat di hotel. Aku sempat menolak ajakannya karena lebih baik dirinya pulang ke rumah saja, namun mia berkata bahwa dirinya sudah memesan hotel tersebut dan sudah dibayarkan. Daripada mubazir pikirku, maka aku menyetujui keinginannya.

Sebuah hotel yang sangat besar dan kasur ukurannking size menghadap ke arah jendela. Dari lantai 35 ini aku dapat melihat seluruh atap kota ini, bahkan lampu-lampu merah mobil itu terlihqt seperti jajaran kunang-kunang yang bergerak dengan teratur.

Diatas kasur mia mengeram memanggilku, kidekatian telingaku pada mulutnya yang sangat beraroma alkohol itu. Bisikannya dengan lemnut berkata “temani aku, kamu jangan pulang” dan dengan sangt halus dirinya menarik keeah bajuku hinghansangat dekat telingaku dengan bibirnya yang kecil itu, dengan sedikit desahan dirinya memohon “haus, tolong air”.

Setelah meminum airnya mia langsung tertidur pulas, melihat wajahnya yang mengeram aneh, membuat aku iba, namun apa yang dapat kulakukan, inilah harga yang harus diterima setiap orang yang mabuk.

Esok pagi saat aku terbangun, tercium aroma sabun dan udara lembab menerpa wajahku. Mia baru saja keluar dari kamar mandi dan menatapku dengan senyuman khas anak kecil yang merasa bersalah.

Aku bangun dari kasur dan kudekati mia, kutarik handuk yang menutup tubuhnya dan langsung aku masuk kedalam kamar mandi sambil berkata “pinjam, mau mandi”. Terdebgar jeritan mia yang nyaring sebelum kututup pintu kamar mandi.

Kami berdua check-out dari hotel tepat pukul 12 siang, pada jam makan siang ini kami berdua berencana untuk mencari tempat makan searah jalan aku mengantarkan mia pulang.

Sebuah warung yang sangat ramai dan menjual bakso daging, saat pertama masuk kedalam warung ini aroma gurih dari kuah bakso sudah tercium, aromanya yang tajam serta suasana ramai di jam makan siang membuat aku sudah tidak sabar untuk ikut merasakan hidangan di warung ini. Hanya menjual satu menu, dengan aku duduk saja, dan menunggu sekitar 2 menit, dua mangkuk bakso daging dan sepiring nasi sudah tiba untuk aku dan mia. Dengan lahap aku menikmati makanan ini, mia sampai nambah 2 kali.

Setelah makan kami melanjutkan perjalanan pulang, aku yang sebelumnya tidak pernah kerumah mia, di setiap belokan aku selalu menebak akan belok ke arah mana, sesekali tebakanku benar, namun lebih sering salah dan dibenarkan oleh mia.

Perjalanan di siang hari dengan keadaan yang kekenyangan membuat mataku terkantuk, mia yang melihat keadaanku tersebut menyarankan untuk berhenti sejenak di supermarket. Sebuah supermarket bertulisan dua puluh empat jam dengan warna biru menterengnya kami menepi.

Sekaleng kopi dan sebuah masker diberikan mia kepadaku, serta dirinya membeli buah-buahan segar. Aku berterima kasih untuk pemberiannya, dan terheran pada masker yang dibelikannya. Dirinya berkata bahwa di rumahnya nanti kita harus menggunakan masker itu, karena sedang ada jadwal penyemprotan nyamuk hari ini.


Ini kali pertamaku ke rumah mia, kami tiba sekitar pukul 7 malam, di rumah yang sederhana dan suasana yang sepi membuat aura pedesaan semakin terasa di sekitar rumahnya. Sebelum keluar dari mobil, mia kembali mengingatkanku untuk menggunakan masker, namun aku tidak melihat adanya pekerjaan di sekitar rumah itu.

Mia membukanan master tersebut dan langsung memasangkannya pada wajahku, dirinya berkata bahwa aroma dari gas nya pasti masih tersisa, dan dirinya tidak mau jika aku harus terkena efek bahaya dari gas tersebut.

Dengan perhatiannya tersebut aku sudah tidak dapat menolak perintahnya, dirinya juga menggunakan masker yang sama, dan kami berdua keluar dari mobil dan berjalan menuju rumahnya.

Saat mendekati pintu rumahnya, sebuah aroma aneh menyerang penciumanku, aku yang merasa aneh dengan aroma ini, hingga mengerutkan dahiku membuat mia berkata untuk menahan aroma tersebut. Kuerartkan maskerku, dan sebisa mungkin tidak akan melepas masker tersebut.

Di Dalam rumahnya yang sederhana ini ternyata mia memiliki selera dekorasi yang sangat jarang kutemukan, dirinya membeli berbagai macam furniture yang sangat hebat, kebanyakan adalah furniture classic yang sudah jarang dijual.

Perhatianku terpaku pada sebuah kotak yang berada di atas meja ruang tamunya, sebuah kotak yang memiliki ujung putaran kapal bajak laut ini menarik perhatianku. Aku sangat yakin bahwa ini adalah sebuah mahakarya dari tangan manusia, bukanlah pekerjaan mesin.

Tebakanku benar adanya, mia menceritakan asal-usul dari kotak tersebut. Kotak tersebut adalah pemberian dari orang terkasihnya, kotak itu berisi sesuatu yang hanya boleh dibuka oleh siapa saja yang akan meneruskan memiliki kotak tersebut. Dan kotak ini hanya ada satu di dunia. Suatu yang tidak dijual namun diwariskan.

Aku bertanya kepada mia, bahwa siapa yang akan meneruskan selanjutnya kotak ini. Dengan suaranya yang sedikit tertawa dia mengatakan bahwa siapa saja yang sudah membuka kotak itu maka penerusnya akan ditentukan.

“Ditentukan” ucapku dengan sedikit heran, sambil coba kuputar knob atas kotak itu, dan terdengar suara engsel yang terlepas dari dalam kotak tersebut. Aku bertanya kepada mia dengan merasa bersalah “ini kotaknya kebuka, enggak masalah?”. Saat kuarahkan badanku kepada mia, dirinya sudah tidak ada ditempat tadi dirinya berdiri, aku yakin tadi dirinya masih berada dibelakangku.

Kepalang tanggung dengan apa yang sudah terjadi, kubuka kotak ini dan kutemukan sebuah surat yang menutupi sebuah pil yang dibungkus sebuah pelastik.

Sebuah surat yang ditulis oleh tangan, isi dari surat tersebut “minumkan pil ini untuk menentukan siapa yang akan meneruskan.”

Kepalaku tiba-tiba saja sakit membaca surat tersebut, dan aroma busuk yang sedari tadi aku masuk kerumah ini semakin menyengat.

Dari kejauhan terdengar suara pintu terbuka, dan aku coba memanggil mia beberapa kali namun tidak ada jawaban.

Kuberanikan mendekat kearah suara tersebut, tiba-tiba saja langkahku tertahan oleh aroma busuk yang semakin menyengat saat aku melangkahkan kakiku. Tidak tahan dengan aromanya, kuputuskan untuk mundur dan menunggu mia di mobil.

Di Dalam mobil aku mencoba menghubungi nomor mia, namun baru kusadari disini tidak ada sinyal sama sekali, beberapa kali kuarahkan ke langit telepon genggamku untuk mencari sinyal.

Kudapatkan beberapa garis sinyal, dan coba terus kucari sumber sinyal tersebut sambil keluar dari mobil dan terus menuju kearah sebuah hutan disebelah rumah mia.

Akhirnya kudapatkan beberapa garis sinyal, dengan tangan terangkat kucoba menghubungi nomor mia, sinyal tersebut sempat menghilang beberapa kali, sambil terus berusaha mencari sinyal akhirnya aku tersambung pada nada tunggu.

“Kriiing” suara telpon mia yang khas terdengar dari belakangku, dan saat aku menoleh kebelakang untuk memastikannya, tiba-tiba saja mia yang berada dibelakangku memukulkan sebuah besi panjang ke perutku.

Aku menegeram kesakitan dengan apa yang dia lakukan, tanpa bisa kutahan lagi, emosiku membawa aku mendorong tubuh mia hingga terjatuh.

Dengan tubuhnya yang tertimpa oleh tubuhku yang lebih besar, dirinya mengeram kesakitan, dan besi ditangannya yang terlepas segera aku ambil.

“Apa-apaan ini?” Tanyaku kepada mia sambil memegang besi tersebut.

Mia menatapku dengan marah, dan kuperhatikan matanya yang merah itu memancarkan amarah yang luar biasa, entah dari mana dirinya mendapatkan tenaga yang sangat besar itu, tiba-tiba dirinya mendorongku sejauh beberapa meter dari posisiku semula.

Kepalaku yang terbentur pada sebuah pohon, membuat tubuhku melemas, dan hal terakhir yang kulihat adalah mia berdiri dan berlari meinggalkanku.

Udara dingin menusuk kulitku, tubuhku sempat bergetar karena terlalu dinginnya udara disini sebelum aku mendapatkan kembali kesadaranku.

Kepalaku yang mengalami luka berat membuat pandangnku tidak dpat melihat dengan jelas. Kurasakan sebuah beban berat terasa di pahaku, coba kuperhatikan dengan seksama itu adalah sebuh kepala manusia.

Dengan sekuat tenaga ku coba menggoyangkan tubuh yang entah siapa ini untuk menyingkir dari pahaku. Beberap kali kugoyangkan, namun tidak ada respon sama sekali. Perkiraanku ini adalah seorang yang bernasib sama denganku.

Sialan mia itu, pikirku, kenapa dia melakukan ini padaku. Dengan tubuhku yang masih lemas, akhirnya aku kembali menutup mata dan tidak sadarkan diri.

Aroma busuk itu menusuk hingga mengaduk perutku, tanpa bisa kutahan lagi, mataku terbuka dan secara bersamaan memuntahkan isi perutku tepat diantara kedua pahaku.

Puas aku memuntahkan isi perut, tubuhku langsung menegang melihat mia dengan tusukan pisau di mulutnya menganga ke arahku. Aroma busuk itu terasa dari dalam mulutnya. Aku langsung bangkit dan menjauhkan diriku dari mia.

Bingung dengan apa yang harus kulakukan, terbesit dalam pikiranku untuk meminta bantuan, namun siapa yang dapat membantu ditengah hutan seperti ini.

Kuperhatikan mia yang sudah tidak bernyawa tersebut, perasaanku mengatakan ada sesuatu didalam mulutnya tersebut. Dengan menahan nafas, kumasukan dua jari telunjuk dan tengahku ke dalam mulutnya, dan ku raih sebuah surat yang sudah hampir tertelan.

Isi dari surat tersebut bertuliskan sebuah perintah untuk meletakan tubuh mia ke sebuah ruangan yang berada di dalam rumahnya.

Maaf, sebuah kata yang kubaca sebelum masuk kedalam paragraf terakhir surat tersebut.

“Pil yang kamu temukan di dala kotak tersebut adalah sebuah pil yang dapat mematikan seluruh organ tubuh manusia dalam 30hari. Obat tersebut hanya memiliki satu vaksin, cara untuk mendapatkan vaksinnya adalah dengan meminum darah dari orang yang sudah meminum obat tersebut. Aku tidak sanggup saat harus meminum darahmu, dan maaf, aku sudah miminumkan pil tersebut kepadamu. Di kantong celanamu sudah kumasukan alamat untuk mendaptkan pil yang sama jika kamu membutuhkannya. Selamat tinggal”

Saat aku membawa mayat mia kedalam, kutemukan ratusan bahkan ribuan mayat yang sudah tergeletak.

Aku lari menuju mobilku, dan berkendara menjauh dari tempat ini. Kubaca sebuah alamat yang ada didalam kantongku, dan kupacu mobilku menuju alamat tersebut.
Diubah oleh bekinyot 08-02-2021 05:36
wanitatangguh93
daisukedie
tien212700
tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
539
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
daisukedieAvatar border
daisukedie
#1
pertamax kah??

sekalian gelar tiker ye gan
bekinyot
bekinyot memberi reputasi
1
Tutup