Saya lagi kagum sama rentenir ya. Saat sebagian besar orang keberatan meminjamkan uang, rentenir justru menawarkan pinjaman, datang ke kampung-kampung memberikan uluran tangan kepada orang susah, untuk mencekik.

Dengan wajah ramah mereka memperkenalkan diri sebagai penyelesai masalah, dengan masalah baru yang lebih besar lagi.

Mereka luar biasa. Sanggup mengubah masyarakat kecil menjadi orang hebat.

Salah satu contohnya Bu Bunga, bukan nama sebenarnya, istri dari Pak Bango, juga bukan nama sebenarnya.

Takkan saya sebutkan ibu ini namanya siapa dan orang mana, yang jelas beliau berjenis kelamin perempuan, ada warna putih di matanya, dan suka pipis.

Bu Bunga punya usaha kecil. Jualan jus buah di depan rumahnya, bukan di kamar mandi.

Sekian lama jualan, tapi warungnya gak maju-maju. Sebenarnya bisa maju sih dengan didorong. Tapi bisa roboh.

Terus ada tetangganya bilang, kalau mau berkembang, coba ambil saja pinjaman. Persyaratannya tidak rumit. Yaitu meminjam ke rentenir.

Bu Bunga nurut. Meminjam uang buat modal. Gak gede, cuma seratus ribu.

Dan benar saja berkembang. Pesat sekali malah. Dari seratus ribu, berkembang sampai menjadi 18 juta. Utangnya. Jualannya ya segitu-gitu saja. Bahkan makin payah. Laba jualan harus digonjang-ganjing dengan bayar utang.

Yang luar biasa, sejak berurusan dengan rentenir, mental ibu ini semakin kuat. Beliau berubah menjadi sosok pemberani. Sampai berani meminjam ke 70 orang rentenir.

Kesabarannya pun semakin terlatih. Karena nyaris terus-menerus mendapatkan teror, ancaman, ucapan kasar, caci-maki dari para penagih utang.

Yang paling luar biasa, saat orang lain harus beli kopi biar tidak ngantuk, Bu Bunga tidak usah. Nyaris setiap malam beliau tak bisa tidur memikirkan utang.

Atas jasa siapa beliau sampai sehebat itu?

Rentenir.

Tapi meskipun luar biasa, saya tidak mau deket sama rentenir. Ngeri kalau baca cerita berita orang-orang yang berurusan dengan mereka. Mereka itu penyakit. Semacam virus, bahkan lebih membahayakan dari virus kopi sembilan gelas.

Pernah kejadian tuh di Bandung, ada rentenir sampai tega menyekap nasabahnya. Di Bekasi lebih sadis lagi. Mereka sampai tega menyiksa wanita usia 38 tahun sampai meninggal cuma gara-gara utang 300 ribu. Waktu ngasih pinjaman aja mereka berlagak bak pahlawan, giliran menagih berubah jadi penjahat. Akibat kebanyakan jajan mie setan kayaknya. Mienya dibuang, setannya yang dimakan.

Makanya sekuat mungkin, jangan pernah mau berurusan sama rentenir lah.

Kalau mau minjam, mendingan ke bank saja. Saya pernah, bahkan berkali-kali minjam ke bank, pas mengembalikan gak perlu pake bunga. Mau tahu tipsnya gimana?

Jadi waktu itu saya pinjam balpoint buat nulis di lembar slip penarikan uang.

Udah, gitu doang kok tipsnya. Gak ribet.

***