Penderitaan ga layak dibanding-bandingkan, gan/sis. Menurut ente masalah ente berat, belum tentu buat ane. Pun sebaliknya. Agan baca buku stoicism aja. Bukan tugas kita mengontrol hal-hal ga baik yg terjadi di hidup kita secara natural. Misal, bencana alam, dipecat, orang menghina kita. Karena kita ga bisa ngontol perputaran bumi. Kita ga bisa mengontrol bos kita (kecuali agan bisa bermuka dua). Kita ga bisa juga men-rem mulut orang dan pandangan orang terhadap kita. Biarkan itu terjadi. Tugas agan kontrol diri sendiri. Kalau di Islam ada yg namanya Qada & Qadar.

Qada itu nasib. Hal yg bisa agan ubah dan kendalikan keadaannya. Misal kismin, berusahalah agar ga kismin2 banget. Ga usah ngoyo kaya, penting cukup makan bergizi dan ada tempat tinggal layak serta punya tabungan.

Qadar itu takdir. Ketetapan Tuhan yg agan ga bisa mengubahnya. Misal sakit lalu terjadi kematian. Agan ga bisa kontrol ini. Yg agan bisa, mengontrol sikap dan pikiran agan terhadap apa yg terjadi di Qadar hidup agan.


Alasan ane waktu dulu kenapa tetap bertahan hidup, sama dengan hari ini, gan. Yaitu ane (masih) takut mati.

Ane baca buku Stocism disamping Quran, gan. Quran ane digital, soalnya ga nemu ane Quran hard paper tapi terjemahan Indo di sini.



Tiap hari ane baca sesuai tanggal. Buku ini mengajarkan agan secara nyata setiap hari agan pun bisa kontemplasi & menerapkannya.



Ane juga menuliskan hal-hal baik yg bikin ane senang apa hari ini. Being grateful isn't about you get things -- material things. Tapi tentang apa yg kamu alami, hal kecil misal, ane ketemu kucing aja udah bahagia. Ane tulis di buku Grateful ini. Agan bisa bikin pake buku biasa. Tinggal tulis aja setiap hari tanggal berapa, hal meyenangkan apa yg agan alami. Pasti, kok. Ada hal kecil yg terlewat oleh agan bahwa hal tersebut anugrah sebetulnya. Mangat, gan/sis! Jika kamu menyerah untuk hidup, sejak itu pula kehidupanmu berakhir. Mati secara jiwa itu yang sebenarnya mati. Lelah boleh, tapi jangan menyerah. Istirahat saja.