Beberapa waktu belakangan ini saya cukup sering melihat berita tentang sekolah yang memaksa siswinya memakai jilbab. Saya heran mengapa yang seperti itu baru viral sekarang karena semasa saya bersekolah dulu pihak sekolah memberikan seragam lengan panjang dan rok yang juga panjang bagi semua siswi muslim.

Dengan pakaian seperti itu maka wajar saja jika para siswi muslimah memakai jilbab sebagai pelengkap. Sejak Smp guru-guru agama juga pasti menyarankan siswinya untuk memakai jilbab meski tidak sampai ke tahap pemaksaan. Beberapa orang mungkin melihat itu sebagai sebuah peraturan yang dituruti dengan terpaksa, tetapi pada akhirnya banyak teman saya yang menjadi terbiasa menutupi kepala dan rambut mereka hingga bertahun-tahun setelah lulus Sma.



Saya pun teringat sebuah quote legendaris dari Lord Fahri Skroepp;

”Sholatlah walau terpaksa, berhijablah walau terpaksa. Karena lebih baik dipaksa masuk surga, daripada sukarela masuk neraka.”

Sungguh betul sekali kata-kata bijak Lord Fahri. Banyak orang tidak suka dikekang dengan peraturan tetapi peraturan ada untuk menjaga kita dari hal-hal yang berbahaya. Sama seperti hijab, menggunakan jilbab mungkin merupakan peraturan dari sekolah, sebuah dresscode yang harus ditaati, tetapi ujung-ujungnya peraturan itu mencegah para siswi berbuat dosa dengan mengumbar aurat mereka.



Meski demikian orang yang memakai jilbab karena kebiasaan dan orang yang memakai jilbab karena menuruti ajaran agama pastilah memiliki nilai yang berbeda.

Tau jilboobs? Pastilah tahu. Mereka adalah orang-orang yang sudah terbiasa memakai jilbab tapi tidak tahu kenapa sebenarnya mereka memakai jilbab. Mereka tahu mereka harus memakai jilbab tapi tidak tahu bahwa jilbab dimaksudkan untuk menutupi tubuh. Hasilnya, mereka memakai jilbab tapi bawahannya ketat atau malah sama sekali telanjang.

Dewasa ini jilbab sudah menjadi lambang dari wanita muslimah, padahal jilbab sendiri sudah ada jauh sebelum Islam lahir. Pada akhirnya pola pikir banyak orang pun mulai berubah. Orang-orang mulai berpikir bahwa “perempuan muslimah harus pakai jilbab” dan bukannya “perempuan muslimah harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.”



Efeknya bisa kita lihat di mana-mana. Jilboobs, celana ketat, bahkan rok pendek yang dipadukan dengan hijab. Beberapa orang memadukan jilbab dengan pakaian mereka agar terlihat lebih indah, padahal fungsi jilbab adalah agar orang-orang tidak melihat ke arah kita. Jilbab itu akhirnya menjadi sekedar pakaian dan bukan suatu pelindung.

But… well, itu masih lebih baik daripada tidak sama sekali. Mungkin kebiasaan memakai jilbab bisa menuntun orang-orang pada hidayah dan akhirnya menggunakan jilbab murni karena panggilan hati. Semoga saja begitu.