trfpjkgbrt2Avatar border
TS
trfpjkgbrt2
Sri Mulyani: Rupiah Melemah, Tapi Negara Lain Ada yang Lebih Parah


Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami tekanan pada perdagangan beberapa pekan ini. Salah satu penyebab pelemahan rupiah ini adalah konflik geopolitik yang terjadi di Timur tengah dan juga kebijakan suku bunga AS.

Namun, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengatakan bahwa pelemahan rupiah masih lebih baik dibandingkan negara lainnya. Ia mencatat rupiah mengalami pelemahan 5,37% secara year to date (ytd). Angka ini relatif lebih rendah dibandingkan negara kawasan Asia Tenggara.

"Indonesia dalam hal ini nilai tukarnya year to date 5,37% depresiasinya, negara-negara seperti sekitar kita dan di emerging G20 kira-kira dalam situasi yang mirip, ada yang lebih parah, tentu tergantung dari pondasi dan kondisi ekonomi masing-masing," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Jumat (26/4/2024).

Pelemahan nilai tukar Bath Thailand terkoreksi 8,56%. Kemudian, Won Korea melemah 6,31%. Bahkan, nilai tukar Lira, Turki melemah hingga 10,4% terhadap dolar AS.

"Untuk Brazil dekat dengan kita di 5,06% terus, kita lihat Vietnam 4,7%, South Afrika 4,7%, dan Filipina 3,9%," imbuhnya.

Menyikapi pelemahan nilai tukar rupiah ini, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.

Selain itu, kebijakan Bank Indonesia terus diarahkan untuk menjaga stabilitas Rupiah dari dampak menguatnya dolar AS secara luas.

"Tentu masing-masing negara harus mulai melakukan adjustment dengan dinamika market yang cukup tinggi ini semuanya cenderung makin hati-hati. Semuanya kemudian cenderung untuk mitigasi risiko dari pergerakan global tersebut," pungkasnya.

https://www.liputan6.com/bisnis/read...ng-lebih-parah

Bener juga sih
pesulap.merah
pesulap.merah memberi reputasi
1
796
77
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
rizkync108Avatar border
rizkync108
#8
Bu srimul benar kalo negara lain lebih parah, tapi kita harus cari cara juga menjaga inflasi.

Sebagai contoh benahin lah BC, alat bantu SLB aja kena pajak ratusan juta padahal hibah. Belum kasus2 yang lain ga berani speak up...

Seandai nya aturan BC ga ribet dan bikin sengsara juga bakal banyak wisatawan dan investor masuk sini dan bikin devisa kita naik, cuma BC nya yang bermasalah.

Belum lagi sektor pajak, kasus RAT (Rafael Alun Tri) baru 1 orang yang ketahuan. Masih banyak RAT² lain nya di sektor pajak
ykc30
superman313
brucebanner23
brucebanner23 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup