- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Belajar dari superhero ( Psikopat Story )
TS
achanyoe
Belajar dari superhero ( Psikopat Story )
Quote:
Siang agan agan semua,
Apa kabar, semoga sehat - sehat selalu ya.
Lagi ramai ramai nya virus Covid-19 nih ya. Jaga kesehatan ya semua, stay dirumah aja. Jangan kemana mana dulu, biar gak jenuh ini ane buatin threat buat pencinta genre gore ataupun psikopat.
Ane juga lagi nulis pengalaman hidup ane yang super horror di forum kaskus yang sama. Judulnya Jelmaan Iblis , agan bisa mampir di situ juga.
Tapi buat agan agan yang gak suka horror, ane juga mau bikin cerita dengan genre lain. Kalau agan suka cerita dengan genre psikopat, thriller, gore, sadis, mistery. Ini Threat cocok banget buat agan agan pantengin.
Yaudah langsung aja cuss ke part I nya ya.. oh ia
Btw ini threat untuk umur 17+ ya. Yang merasa dibawah itu mending balik kanan. Jangan sampai baca. Ane udah kasih peringatan ya. Buat yang merasa masih bocil mending gak usah baca. Karena diawal aja isinya udah banyak adegan sadis dan kelainan gangguan jiwa. Cerita ini 100 % fiksi ya. Cuma hasil imajinasi TS aja.
Jadi yang udah 17+ aja yang bisa menikmati, karena kalau bocil ada yang belum bisa bedain fiksi sama gak. Mending baca komik sincan aja. Eh tapi itu juga 17+ sih.
Quote:
Belajar dari Superhero
Quote:
Prologue
Quote:
Cinta tertinggi yang paling benar adalah, kecintaan kepada sesuatu yang tidak ada dan membuatnya menjadi ada.
Bercerita tentang seseorang dengan masa lalu yang sangat kelam.
Membuatnya memilih untuk hidup dengan banyak darah.
Dan tetap meyakini bahwa apa yang ia obsesikan adalah nyata.
Atau ia ada untuk membuatnya nyata.
Bercerita tentang seseorang dengan masa lalu yang sangat kelam.
Membuatnya memilih untuk hidup dengan banyak darah.
Dan tetap meyakini bahwa apa yang ia obsesikan adalah nyata.
Atau ia ada untuk membuatnya nyata.
Spoiler for Di Putar Dulu Biar Makin Menghayati Bacanya:
Quote:
Quote:
Part I - Keluarga Marcel
Quote:
Spoiler for Keluarga:
Quote:
Malam ini masih sama seperti malam – malam sebelumnya, di sebuah pemukiman yang berada di kaki gunung. Setiap malam tidak banyak hal berubah. Suasana dingin menusuk tulang, rumah-rumah yang sebagian tidak teraliri listrik terlihat remang. Jika melihat jalanan, hanya angin tersisa setia menggoyang pepohonan. Tak banyak suara terdengar, atau banyak suara terdengar tapi masih suara yang sama. Bunyi jangkrik, suara angin, atau sesekali lolongan srigala masih mendominasi suasana khas pedesaan di kaki gunung.
Teknologi di sebuah desa di kaki gunung yang jauh dari peradaban, Seperti enggan segera menjamah penduduk desa. Atau mungkin sebaliknya, penduduk desa lebih menikmati hidup tanpa adanya hiruk pikuk kemajuan teknologi. Pada akhirnya hanya segelintir orang yang tidak tahan dengan godaan kemudahan teknologi yang menikmatinya. Biasanya orang orang kaya, juragan juragan tanah dan para tengkulak, mereka orang orang kaya dengan uang berlimpah. Mereka bisa membeli kenyamanan untuk menyenangkan hidup mereka tentunya.
"Ayah, televisi ini kenapa? Tiba tiba gambarnya hilang." Keluh seorang anak laki – laki dari keluarga berada di desa itu, kenapa pula layar Tv itu harus hilang gambarnya. Padahal ini adalah jam tayang film superhero favoritnya.
Marcel adalah salah satu anak yang beruntung bisa menikmati teknologi masa kini. Televisi berwarna dengan layar datar. Motor dan mobil juga dia punya tersimpan di garasi rumahnya. Padahal tidak banyak rumah bergarasi di desa. Marcel memiliki itu semua lantaran ayahnya adalah juragan tanah, mayoritas penduduk desa adalah anak buah ayahnya Marcel. Jika Marcel sedang berjalan jalan di desa. Hampir tidak ada yang tidak menyapanya. " Sugeng enjing Den Bagus" begitu sapaan kepada Marcel saat ia berjalan pagi.
"Alah, alah kenapa ini, kok tv nya bisa begini" Tanya ayah marcel kebingungan dengan kondisi TV yang mendadak rusak.
Ayah marcel bernama Wahyu, dia dulunya berasal dari keluarga yang miskin. Tapi karena ketekunannya dia bisa sekolah sampai lulus Magister pertanian. Jerih payahnya membuahkan hasil. Wahyu muda yang tekun berhasil meraih segala mimpi-mimpinya. Menikahi Siti ibu marcel adalah salah satu mimpinya yang berhasil ia raih selain memiliki kebun apel yang sangat luas tentunya. Tapi di desa terpencil, kebanyakan orang orang masih menganggap negatif keluarga miskin yang tiba-tiba kaya. Seperti wahyu yang dianggap bersekutu dengan setan ketika ia kembali ke desa dan membeli banyak perkebunan milik warga. Padahal itu semua adalah hasil jerih payahnya merantau ke kota belasan tahun lamanya. Tetapi dalam kasus wahyu, wahyu juga turut andil dari apa yang membuat warga menaruh pikiran buruk tentangnya. Itu karena wahyu tidak pernah pulang setelah dia memutuskan merantau. Bukan tak ingin pulang, hanya saja buat apa pulang. Jika ibu dan bapaknya sudah tidak ada sejak ia kecil. Ia tinggal dengan bibinya tapi bibinya juga tidak mengurusnya dengan baik. Jadilah dia putuskan merantau dan berjanji tidak akan pulang jika dia belum sukses.
"Enak yo, hidupnya si wahyu. Punya anak gagah juga ayu-ayu. Istrine ya ayu juga" Celoteh seorang penduduk desa yang sedang mabuk – mabukan Bersama teman temannya.
"Halah, Kaya yo karena pesugihan itu Jok" Kata teman yang lain menimpali, di susul oleh 4 orang lainnya sepakat.
Malam di dua tempat berbeda, yang satu di rumah megah yang hangat. Lainnya berada di gubug kayu di pinggiran hutan. Yang satu sedang mengeluh karena harta miliknya rusak, yang lain mengomentari nasib orang lain. Dimanapun akan selalu ada orang dengan pikiran pendek dan malas bergerak. Mereka senantiasa merasa orang lain lebih beruntung darinya. Sayangnya mereka juga merasa lebih hebat daripada orang yang mereka anggap beruntung. Bukannya belajar mereka lebih suka menghardik dan menggunjing.
"Yaudah cel, besok ya ayah perbaiki" Kata wahyu
"Yah, gak bisa nonton kartun superhero manusia besi dong yah" Keluh marcel
Marcel seperti anak – anak pada umumnya, dia suka film kartun terutama yang bertema superhero. Bahkan marcel cenderung maniak superhero. Dinding kamarnya penuh dengan gambar superhero. Tasnya, alat makannya, bajunya, shampoo, semuanya bertema pahlawan super. Dia sangat ingin menjadi seperti karakter yang ada di film-film kartun itu. Baginya superhero itu keren sekali.
Marcel memiliki dua kakak perempuan. Tidak seperti kedua kakaknya, marcel termasuk anak yang cerdas. Di usianya yang baru 4 tahun, marcel sudah bisa membaca dan menghitung. Sudah mulai suka membaca buku, terutama buku buku superhero. Karena anak terakhir marcel adalah anak kesayangan kedua orang tuanya. Terkadang kedua kakaknya juga merasa iri, karena marcel lebih disayang dari pada mereka.
"Besokan bisa nonton lagi, Cuma sehari aja kok. Hari ini tidur lebih cepat saja cel" Kata ayah menjawab keluhan marcel.
Malam telah usai, gelap perlahan berubah menjadi terang. Kabut mulai tampak lebih jelas. Banyak warga mulai berbondong-bondong berangkat ke kebun. Sebagian masih sibuk menutup selimut, berharap malam tidak cepat usai.
"Sudah pagi aja, aku baru tidur jam 4 mbok" Kata salah satu pemuda yang semalam mabuk mabukan.
Di desa itu ada 5 preman, yang hobinya mabuk-mabukan dan bermain judi. Mereka tidak bekerja, keseharian mereka hanya mencuri apel-apel dikebun milik orang lain. Hasil curian mereka jual, dan uangnya untuk mabuk-mabukan lagi.
Mereka selalu sukses saat mencuri apel. Itu karena mereka mengancam penjaga kebun dengan pisau atau senjata tajam lain. Banyak warga yang melaporkan hal ini ke kepala desa. Namun semua itu percuma, karena salah satu premannya adalah anak dari kerabat dekat kepala desa itu.
Pernah suata ketika ada penjaga kebun yang mencoba melawan, namun nasibnya mengenaskan. Ia di pukuli hingga babak belur dan tak bisa lagi bicara. Karena tenggorakannya rusak. Mereka memang preman yang tidak segan menggunakan cara kekerasan untuk melakukan aksinya. Melaporkan mereka, tentu sudah. Tapi di dunia ini ada tempat dimana hukum ada hanya bagi orang miskin. Jika kamu kaya dan memiliki koneksi dengan orang penting maka hukum seperti orang jompo yang melakukan seks, tidak berguna.
"Ayah janji yah, hari ini TV nya dibetulkan" Pinta marcel
"Iya ayah janji" Jawab ayah marcel berjanji
Sementara para preman masih tidur, keluarga marcel sudah bangun dan bersiap melaksanakan aktivitas harian. Ibu memasak sarapan, kakak kakaknya bersiap untuk berangkat sekolah. Marcel masih berusia 4 tahun jadi dia belum sekolah. Di desa terpencil tidak banyak sekolah TK,PAUD atau sejenisnya. Sekalinya ada jaraknya cukup jauh dari rumah marcel. Jadilah marcel hanya belajar dirumah, diajarkan oleh ibunya yang mantan guru. Siti dulunya adalah guru, sampai akhirnya marcel lahir. Siti berhenti bekerja dan mulai menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya. Mungkin itu sebabnya mengapa marcel tumbuh kembangnya lebih baik dari pada kakak-kakaknya. Karena ibunya memberikan waktu penuh untuk merawat marcel kecil.
Wahyu memberi nama anak anak mereka berbeda dengan orang tua disana pada umumnya. Lihat saja marcel, nama yang tidak umum bagi anak laki-laki desa. Belum lagi kakaknya yang bernama Vanesa dan Katrin. Nama mereka lebih terasa kebarat-baratan ketimbang ke jawa-jawaan. Karena wahyu bisa Bahasa inggris nama anaknya terasa western sekali.
Setelah sarapan wahyu bergegas ke kebun, dan siti mengantar kedua anak perempuannya. Marcel dirumah ditemani satu-satunya pembantu wahyu.
Wahyu sudah sampai di kebun miliknya, ia menarik nafas Panjang menghirup udara segar pagi hari. Dia mulai memantau pekerjaan karyawannya. Kebiasaan ke kebun pagi hari sudah dilakukan wahyu semenjak pertama kali ia memiliki kebun. Baginya bangun pagi dan bekerja adalah hal wajib yang harus ia lakukan. Kebiasaan wahyu muda, tidak berubah. Bangun lebih pagi dan bekerja lebih giat.
"Jan, januri, Kesini sebentar!." Panggil wahyu ke salah satu anak buahnya.
"Siap, nopo pak" januri menghampiri wahyu
"Ini, TV ku rusak, tolong panggil temanmu yang bisa service itu."
"Nggih, pak bada maghrib temanku kerumah bapak" Kata januri
"Jangan maghrib, siang ini gak bisa?" Tanya wahyu
"Nda, bisa pak, kalau pagi dia jaga toko, mohon maaf" Kata januri sambil menunduk meminta maaf
Mau tidak mau memang malam ini TV wahyu baru bisa diperbaiki. Padahal dia berharap siang ini sudah betul TV nya. Tapi nasib berkata lain.
"Semoga sebelum acara kesayangan marcel TV nya sudah selesai di service." Kata wahyu dalam batinnya sambil menghela nafas.
Hari telah terik wahyu bergegas pulang dengan motornya, di persimpangan jalan dia melewati gubuk yang biasa preman pakai untuk mabuk mabukan dan berjudi. Wahyu tanpa sengaja menatap mereka. Joki pimpinan preman itu menatap balik wahyu, dengan tatapan kebencian. Joki terus melotot ke arah wahyu. Wahyu yang juga kesal kepada joki lantaran hasil kebunnya tak luput dari aksi pencurian mereka tak mau kalah, dia juga memandang balik joki dengan kebencian.
"Gara gara mereka hasil panennya berkurang banyak" batin wahyu.
Joki kesal karena wahyu justru menatap balik, dia berharap wahyu justru ciut setelah dia melotot kepadanya. Namun sialnya wahyu malah menantang balik menatap. Setelah wahyu berlalu, joki membangunkan teman temannya yang masih tertidur.
"Bangun, bangun, bangun, udah siang masih pada tidur, gimana Indonesia mau maju" cetus joki membangunkan teman temannya. Kata kata yang kontras karena dikatakan oleh orang yang justru membuat indonesia belum berkembang lagi kearah lebih baik.
Satu persatu dari mereka mulai bangun sambil mengusap belek yang menempel dimata.
" Lagi asik tidur kok dibangunin, pie sih jok" Keluh temannya joki
"Jangan banyak omong, aku lagi kesel, pokoknya nanti malem kita jarah rumahnya wahyu" Kata joki dengan lantang dan bergairah
Joki menjelaskan kenapa ia tiba tiba ingin menjarah rumah wahyu. Baginya tidak ada manusia yang boleh melawannya. Semuanya harus tunduk dengannya. Berani macam macam artinya cari mati.
" Baik bos, tapi izin saya mau cicipin siti, saya dulu naksir berat" Kata salah satu preman sambil malu malu mengatakannya.
"Tenang nanti kita pakai ramai, ramai" Timpal joki sambil tertawa terbahak bahak di ikutin temannya yang lain.
Adzan maghrib berkumandang, wahyu dan keluarga bercengkerama bermain bersama. Marcel berlari lari sambil mengayunkan mainan superheronya seolah membuatnya terbang.
"Ayah aku mau jadi superhero, nanti kalau sudah besar". Cetuk marcel sekenanya
Ayahnya hanya mengangguk sambil tersenyum getir, di dunia ini memangnya ada superhero? Tanyanya dalam batin. Jika ada harusnya kebunnya tidak habis dijarah maling. Terkadang di sela sela marcel bermain, wahyu suka menyelipkan pesan bahwa superhero itu tidak ada. Kita harus cukup kuat untuk menjaga diri sendiri. Itu yang diajarkan wahyu. Tapi marcel anak kecil polos, yakin betul kalau superhero itu ada. Jika tidak disini mungkin ada dibelahan bumi lain, yang pasti superhero akan selalu datang menolong orang yang kesusahan.
Marcel terus berlari-lari sambil menerbangkan mainan pahlawan robot besinya. Jika bosan dia memainkan mainan superhero lain, ada banyak koleksi mainan marcel. Dari pahlawan pria sampai pahlawan wanita ia punya.
Suara pintu mereka berbunyi ada yang mengetuk, pasti tukang service batin wahyu. Sudah di tunggu dari habis maghrib, sekarang sudah habis isya baru datang. Wahyu membukakan pintu dan terkejut ternyata yang datang bukan tukang service langganannya. Tapi malah joki yang langsung mengalungkan celurit di leher wahyu sesaat setelah wahyu membuka pintu.
"Ada apa ini, mau apa kalian" Tanya wahyu kepada joki
Tanpa menjawab pertanyaan wahyu salah satu teman joki langsung meninju perut wahyu dengan keras. Wahyu seketika tersungkur kesakitan memegang perut. Istri dan anak anak wahyu yang mendengar suara gaduh di depan pintu langsung berhamburan menuju sumber suara. Mereka kaget melihat wahyu dalam keadaan tersungkur kesakitan di kelilingi 5 preman desa.
"Larilah, siti bawa anak anak untuk lari" Perintah wahyu
Teknologi di sebuah desa di kaki gunung yang jauh dari peradaban, Seperti enggan segera menjamah penduduk desa. Atau mungkin sebaliknya, penduduk desa lebih menikmati hidup tanpa adanya hiruk pikuk kemajuan teknologi. Pada akhirnya hanya segelintir orang yang tidak tahan dengan godaan kemudahan teknologi yang menikmatinya. Biasanya orang orang kaya, juragan juragan tanah dan para tengkulak, mereka orang orang kaya dengan uang berlimpah. Mereka bisa membeli kenyamanan untuk menyenangkan hidup mereka tentunya.
"Ayah, televisi ini kenapa? Tiba tiba gambarnya hilang." Keluh seorang anak laki – laki dari keluarga berada di desa itu, kenapa pula layar Tv itu harus hilang gambarnya. Padahal ini adalah jam tayang film superhero favoritnya.
Marcel adalah salah satu anak yang beruntung bisa menikmati teknologi masa kini. Televisi berwarna dengan layar datar. Motor dan mobil juga dia punya tersimpan di garasi rumahnya. Padahal tidak banyak rumah bergarasi di desa. Marcel memiliki itu semua lantaran ayahnya adalah juragan tanah, mayoritas penduduk desa adalah anak buah ayahnya Marcel. Jika Marcel sedang berjalan jalan di desa. Hampir tidak ada yang tidak menyapanya. " Sugeng enjing Den Bagus" begitu sapaan kepada Marcel saat ia berjalan pagi.
"Alah, alah kenapa ini, kok tv nya bisa begini" Tanya ayah marcel kebingungan dengan kondisi TV yang mendadak rusak.
Ayah marcel bernama Wahyu, dia dulunya berasal dari keluarga yang miskin. Tapi karena ketekunannya dia bisa sekolah sampai lulus Magister pertanian. Jerih payahnya membuahkan hasil. Wahyu muda yang tekun berhasil meraih segala mimpi-mimpinya. Menikahi Siti ibu marcel adalah salah satu mimpinya yang berhasil ia raih selain memiliki kebun apel yang sangat luas tentunya. Tapi di desa terpencil, kebanyakan orang orang masih menganggap negatif keluarga miskin yang tiba-tiba kaya. Seperti wahyu yang dianggap bersekutu dengan setan ketika ia kembali ke desa dan membeli banyak perkebunan milik warga. Padahal itu semua adalah hasil jerih payahnya merantau ke kota belasan tahun lamanya. Tetapi dalam kasus wahyu, wahyu juga turut andil dari apa yang membuat warga menaruh pikiran buruk tentangnya. Itu karena wahyu tidak pernah pulang setelah dia memutuskan merantau. Bukan tak ingin pulang, hanya saja buat apa pulang. Jika ibu dan bapaknya sudah tidak ada sejak ia kecil. Ia tinggal dengan bibinya tapi bibinya juga tidak mengurusnya dengan baik. Jadilah dia putuskan merantau dan berjanji tidak akan pulang jika dia belum sukses.
"Enak yo, hidupnya si wahyu. Punya anak gagah juga ayu-ayu. Istrine ya ayu juga" Celoteh seorang penduduk desa yang sedang mabuk – mabukan Bersama teman temannya.
"Halah, Kaya yo karena pesugihan itu Jok" Kata teman yang lain menimpali, di susul oleh 4 orang lainnya sepakat.
Malam di dua tempat berbeda, yang satu di rumah megah yang hangat. Lainnya berada di gubug kayu di pinggiran hutan. Yang satu sedang mengeluh karena harta miliknya rusak, yang lain mengomentari nasib orang lain. Dimanapun akan selalu ada orang dengan pikiran pendek dan malas bergerak. Mereka senantiasa merasa orang lain lebih beruntung darinya. Sayangnya mereka juga merasa lebih hebat daripada orang yang mereka anggap beruntung. Bukannya belajar mereka lebih suka menghardik dan menggunjing.
"Yaudah cel, besok ya ayah perbaiki" Kata wahyu
"Yah, gak bisa nonton kartun superhero manusia besi dong yah" Keluh marcel
Marcel seperti anak – anak pada umumnya, dia suka film kartun terutama yang bertema superhero. Bahkan marcel cenderung maniak superhero. Dinding kamarnya penuh dengan gambar superhero. Tasnya, alat makannya, bajunya, shampoo, semuanya bertema pahlawan super. Dia sangat ingin menjadi seperti karakter yang ada di film-film kartun itu. Baginya superhero itu keren sekali.
Marcel memiliki dua kakak perempuan. Tidak seperti kedua kakaknya, marcel termasuk anak yang cerdas. Di usianya yang baru 4 tahun, marcel sudah bisa membaca dan menghitung. Sudah mulai suka membaca buku, terutama buku buku superhero. Karena anak terakhir marcel adalah anak kesayangan kedua orang tuanya. Terkadang kedua kakaknya juga merasa iri, karena marcel lebih disayang dari pada mereka.
"Besokan bisa nonton lagi, Cuma sehari aja kok. Hari ini tidur lebih cepat saja cel" Kata ayah menjawab keluhan marcel.
Malam telah usai, gelap perlahan berubah menjadi terang. Kabut mulai tampak lebih jelas. Banyak warga mulai berbondong-bondong berangkat ke kebun. Sebagian masih sibuk menutup selimut, berharap malam tidak cepat usai.
"Sudah pagi aja, aku baru tidur jam 4 mbok" Kata salah satu pemuda yang semalam mabuk mabukan.
Di desa itu ada 5 preman, yang hobinya mabuk-mabukan dan bermain judi. Mereka tidak bekerja, keseharian mereka hanya mencuri apel-apel dikebun milik orang lain. Hasil curian mereka jual, dan uangnya untuk mabuk-mabukan lagi.
Mereka selalu sukses saat mencuri apel. Itu karena mereka mengancam penjaga kebun dengan pisau atau senjata tajam lain. Banyak warga yang melaporkan hal ini ke kepala desa. Namun semua itu percuma, karena salah satu premannya adalah anak dari kerabat dekat kepala desa itu.
Pernah suata ketika ada penjaga kebun yang mencoba melawan, namun nasibnya mengenaskan. Ia di pukuli hingga babak belur dan tak bisa lagi bicara. Karena tenggorakannya rusak. Mereka memang preman yang tidak segan menggunakan cara kekerasan untuk melakukan aksinya. Melaporkan mereka, tentu sudah. Tapi di dunia ini ada tempat dimana hukum ada hanya bagi orang miskin. Jika kamu kaya dan memiliki koneksi dengan orang penting maka hukum seperti orang jompo yang melakukan seks, tidak berguna.
"Ayah janji yah, hari ini TV nya dibetulkan" Pinta marcel
"Iya ayah janji" Jawab ayah marcel berjanji
Sementara para preman masih tidur, keluarga marcel sudah bangun dan bersiap melaksanakan aktivitas harian. Ibu memasak sarapan, kakak kakaknya bersiap untuk berangkat sekolah. Marcel masih berusia 4 tahun jadi dia belum sekolah. Di desa terpencil tidak banyak sekolah TK,PAUD atau sejenisnya. Sekalinya ada jaraknya cukup jauh dari rumah marcel. Jadilah marcel hanya belajar dirumah, diajarkan oleh ibunya yang mantan guru. Siti dulunya adalah guru, sampai akhirnya marcel lahir. Siti berhenti bekerja dan mulai menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya. Mungkin itu sebabnya mengapa marcel tumbuh kembangnya lebih baik dari pada kakak-kakaknya. Karena ibunya memberikan waktu penuh untuk merawat marcel kecil.
Wahyu memberi nama anak anak mereka berbeda dengan orang tua disana pada umumnya. Lihat saja marcel, nama yang tidak umum bagi anak laki-laki desa. Belum lagi kakaknya yang bernama Vanesa dan Katrin. Nama mereka lebih terasa kebarat-baratan ketimbang ke jawa-jawaan. Karena wahyu bisa Bahasa inggris nama anaknya terasa western sekali.
Setelah sarapan wahyu bergegas ke kebun, dan siti mengantar kedua anak perempuannya. Marcel dirumah ditemani satu-satunya pembantu wahyu.
Wahyu sudah sampai di kebun miliknya, ia menarik nafas Panjang menghirup udara segar pagi hari. Dia mulai memantau pekerjaan karyawannya. Kebiasaan ke kebun pagi hari sudah dilakukan wahyu semenjak pertama kali ia memiliki kebun. Baginya bangun pagi dan bekerja adalah hal wajib yang harus ia lakukan. Kebiasaan wahyu muda, tidak berubah. Bangun lebih pagi dan bekerja lebih giat.
"Jan, januri, Kesini sebentar!." Panggil wahyu ke salah satu anak buahnya.
"Siap, nopo pak" januri menghampiri wahyu
"Ini, TV ku rusak, tolong panggil temanmu yang bisa service itu."
"Nggih, pak bada maghrib temanku kerumah bapak" Kata januri
"Jangan maghrib, siang ini gak bisa?" Tanya wahyu
"Nda, bisa pak, kalau pagi dia jaga toko, mohon maaf" Kata januri sambil menunduk meminta maaf
Mau tidak mau memang malam ini TV wahyu baru bisa diperbaiki. Padahal dia berharap siang ini sudah betul TV nya. Tapi nasib berkata lain.
"Semoga sebelum acara kesayangan marcel TV nya sudah selesai di service." Kata wahyu dalam batinnya sambil menghela nafas.
Hari telah terik wahyu bergegas pulang dengan motornya, di persimpangan jalan dia melewati gubuk yang biasa preman pakai untuk mabuk mabukan dan berjudi. Wahyu tanpa sengaja menatap mereka. Joki pimpinan preman itu menatap balik wahyu, dengan tatapan kebencian. Joki terus melotot ke arah wahyu. Wahyu yang juga kesal kepada joki lantaran hasil kebunnya tak luput dari aksi pencurian mereka tak mau kalah, dia juga memandang balik joki dengan kebencian.
"Gara gara mereka hasil panennya berkurang banyak" batin wahyu.
Joki kesal karena wahyu justru menatap balik, dia berharap wahyu justru ciut setelah dia melotot kepadanya. Namun sialnya wahyu malah menantang balik menatap. Setelah wahyu berlalu, joki membangunkan teman temannya yang masih tertidur.
"Bangun, bangun, bangun, udah siang masih pada tidur, gimana Indonesia mau maju" cetus joki membangunkan teman temannya. Kata kata yang kontras karena dikatakan oleh orang yang justru membuat indonesia belum berkembang lagi kearah lebih baik.
Satu persatu dari mereka mulai bangun sambil mengusap belek yang menempel dimata.
" Lagi asik tidur kok dibangunin, pie sih jok" Keluh temannya joki
"Jangan banyak omong, aku lagi kesel, pokoknya nanti malem kita jarah rumahnya wahyu" Kata joki dengan lantang dan bergairah
Joki menjelaskan kenapa ia tiba tiba ingin menjarah rumah wahyu. Baginya tidak ada manusia yang boleh melawannya. Semuanya harus tunduk dengannya. Berani macam macam artinya cari mati.
" Baik bos, tapi izin saya mau cicipin siti, saya dulu naksir berat" Kata salah satu preman sambil malu malu mengatakannya.
"Tenang nanti kita pakai ramai, ramai" Timpal joki sambil tertawa terbahak bahak di ikutin temannya yang lain.
Adzan maghrib berkumandang, wahyu dan keluarga bercengkerama bermain bersama. Marcel berlari lari sambil mengayunkan mainan superheronya seolah membuatnya terbang.
"Ayah aku mau jadi superhero, nanti kalau sudah besar". Cetuk marcel sekenanya
Ayahnya hanya mengangguk sambil tersenyum getir, di dunia ini memangnya ada superhero? Tanyanya dalam batin. Jika ada harusnya kebunnya tidak habis dijarah maling. Terkadang di sela sela marcel bermain, wahyu suka menyelipkan pesan bahwa superhero itu tidak ada. Kita harus cukup kuat untuk menjaga diri sendiri. Itu yang diajarkan wahyu. Tapi marcel anak kecil polos, yakin betul kalau superhero itu ada. Jika tidak disini mungkin ada dibelahan bumi lain, yang pasti superhero akan selalu datang menolong orang yang kesusahan.
Marcel terus berlari-lari sambil menerbangkan mainan pahlawan robot besinya. Jika bosan dia memainkan mainan superhero lain, ada banyak koleksi mainan marcel. Dari pahlawan pria sampai pahlawan wanita ia punya.
Suara pintu mereka berbunyi ada yang mengetuk, pasti tukang service batin wahyu. Sudah di tunggu dari habis maghrib, sekarang sudah habis isya baru datang. Wahyu membukakan pintu dan terkejut ternyata yang datang bukan tukang service langganannya. Tapi malah joki yang langsung mengalungkan celurit di leher wahyu sesaat setelah wahyu membuka pintu.
"Ada apa ini, mau apa kalian" Tanya wahyu kepada joki
Tanpa menjawab pertanyaan wahyu salah satu teman joki langsung meninju perut wahyu dengan keras. Wahyu seketika tersungkur kesakitan memegang perut. Istri dan anak anak wahyu yang mendengar suara gaduh di depan pintu langsung berhamburan menuju sumber suara. Mereka kaget melihat wahyu dalam keadaan tersungkur kesakitan di kelilingi 5 preman desa.
"Larilah, siti bawa anak anak untuk lari" Perintah wahyu
Quote:
Bersambung
Diubah oleh achanyoe 09-05-2024 03:43
ariefdias dan 17 lainnya memberi reputasi
18
6.7K
Kutip
118
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
achanyoe
#43
Part XXI - Oportunis Sejati
Quote:
Part XXI - Oportunis Sejati
Quote:
Deru ac yang menghebuskan angin di gudang penyimpanan makanan tidak lagi bisa membuat rahmat merasa dingin. Panas justru menjalar ke seluruh tubuh rahmat. Terutama bagian tangan yang disentuh vanesa. Dia tidak menyangka bahwa kejadian seperti ini akan terjadi. Rahmat mungkin merasa vanesa memang menyukainya. Tapi yang dia tidak duga adalah vanesa yang mengatakan perasaannya duluan.
“Vanesa lagi bercanda ya?” Tanya rahmat masih tidak menyangka
“Gak kak aku serius, aku disini gak ada siapa-siapa. Aku merasa jika dekat kak rahmat. Hatiku merasa tenang. Dengan begini mungkin aku jadi tidak merasa sendirian lagi” Jawab vanesa meyakinkan rahmat
“Sejujurnya aku juga suka vanesa, cuma belum siap untuk bilang. Soalnya umur kita beda empat tahun” Kata rahmat
“Iya kak aku tau, tapi kita cuma beda empat tahun. Aku mungkin masih kecil. Tapi perasaan ini gak bisa dibohongi. Aku berharap kak rahmat bisa menjadi pelindung aku disini” Kata vanesa menatap mata rahmat
Rahmat dan vanesa terdiam sesaat, mereka saling bertatapan mata. Suasana hening menjadi sebuah romansa tersendiri bagi rahmat. Meski bagi vanesa ini semua adalah bagian dari sebuah rencana. Rahmat tiba-tiba mendekati wajah vanesa, dan terjadilah ciuman pertama vanesa. Mereka saling berpagutan. Vanesa sudah sering melihat adegan ini saat di ajari nadin. Dia bahkan sudah mahir sekali.
“Aku janji akan jadi pelindung kamu vanesa. Gak akan ada yang boleh sakitin kamu disini” Kata rahmat setelah berciuman
“Terimakasih yah kak” Jawab vanesa manis
Hubungan keduanya berlanjut, sesekali mereka mencuri waktu untuk saling bertemu. Vanesa merasa bahwa rahmat sangat mencintainya, rahmat sering kali memberi perhatian kepada vanesa. Seperti memberi bunga yang dia petik di taman, menuliskan puisi cinta, atau membantu pekerjaan yang seharusnya dilakukan vanesa.
Vanesa telah jauh berubah, dia banyak belajar bahwa di dunia yang begitu kelam, kita tidak bisa lagi menjadi orang baik. Di dunia seperti itu orang baik hanya akan ditindas. Di jadikan keset, atau di manfaatkan untuk kepentingan tertentu. Vanesa di usianya yang sebentar lagi baru akan menginjak tiga belas tahun, ia menjelma menjadi oportunis sejati. Menganggap semuanya hanyalah alat untuk mencapai tujuannya. Rahmat adalah korban pertamanya, ada maksud dan tujuan mengapa dia mendekati rahmat. Tentu bukan sebab cinta, dia tidak memikirkan hal seperti itu saat ini, dia hanya memikirkan saudara-saudaranya.
Rencana vanesa adalah perjalanan panjang, dia tidak bisa lari dari mak gaul. Dia juga tidak bisa melawan mak gaul. Maka dia memikirkan cara yang lain, sesuatu yang minimal bisa selangkah untuk menyelamatkan saudara-saudaranya.
Malam ini jadwal vanesa belajar dengan karina, pelajaran malam ini tentang bagaimana seharusnya pramuria kelas atas berbicara, mengeluarkan suara juga ada seninya terkhusus untuk wanita penghibur.
“Vanesa coba bayangkan aku adalah seorang pelanggan yang ingin menikmati jasamu. Sekarang kita ada di sebuah kamar dan hanya berdua saja. Bagaimana caramu agar pelanggan itu terkesan denganmu dipertemuan pertamanya” Kata karina menguji vanesa
“Aku akan menghampirinya, aku raih tangannya. Kemudian aku akan berbisik kepadanya. “Aku milikmu saat ini, lakukanlah sesukamu” “ Jawab Vanesa sambil meragakan gerakannya pada karina
Karina terkesan dengan jawaban vanesa, dia merasa vanesa di usianya sudah melampaui orang-orang yang bahkan lebih tua darinya. Dia tidak menyangka jika anak di depannya bahkan usianya belum genap tiga belas tahun.
Sebenarnya yang terjadi adalah tekad vanesa yang mulai berambisi menggapai sesuatu. Instingnya bangkit dengan sendirinya. Dia memilih untuk bertahan di jalan ini, di dunia ini. Saat hatinya sudah tidak memiliki keraguan. Dengan kecerdasannya, dia bisa menjadi wanita penghibur nomer satu dengan mudah.
“Sebenarnya respon kamu sudah bagus, tapi yang harus kamu ketaui, bahwa setiap pelanggan memiliki karakter yang berbeda. Aku hanya sedikit memberi saran, ada beberapa pria yang memiliki fantasi gila. Dia suka kekerasan, kelak kamu akan menemui mereka, dan akhirnya kamu tahu bahwa di tampar pada pertemuan pertama lebih menggairahkan untuk mereka.” Terang karina sambil tersenyum seakan mengingat kejadian yang pernah ia alami.
Mungkin nanti kita akan belajar kasus per kasus sesuai karakter pelanggan yang aku tahu.
Setelah mengikuti kelas bersama karina, sampai larut malam. Vanesa kembali ke kamarnya. Dia berbaring menatapi lampu yang masih menyala. Dia merasa pelajaran yang ia dapat sedikit demi sedikit mengubahnya. Entah mengapa sekarang badannya berubah, semula dia kurus. Dia merasa sedikit gemuk dan dadanya mulai tumbuh. Dia juga sekarang merasakan desiran yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Saat sendiri pikirannya melayang, dia mengingat ekspresi nadin saat bersama dengan lima pria. Dia juga mengingat bagaimana lenguhan nadin disetiap sentuhan yang ia terima. Tubuhnya merasa panas, nafasnya memburu. Vanesa menyadari bahwa dia mulai merasakan sensasi dari pergumulan biologis yang menjadi makanannya setiap hari.
Dirumah mak gaul bukan hanya vanesa dan rahmat yang berpacaran. Kebanyakan dari mereka saling memiliki hubungan. Meski mak gaul melarang keras, anak perempuan yang belum berusia 17 tahun berhubungan badan. Ada saja yang melanggar dan akhirnya mak gaul hukum. Desas-desusnya hukumannya adalah mak gaul jual mereka ke mucikari lain yang lebih rendah kelasnya. Pelanggan-pelangganya adalah masyarakat kelas bawah, dan mucikarinya tidak peduli batasan usia barang dagangannya.
Sebenarnya mak gaul bisa dibilang mucikari yan lebih manusiawi, karena para anaknya dibayar layak. Walaupun uangnya baru diserahkan, saat pramurianya tidak lagi bisa menghasilkan uang, atau dalam artian sudah tidak laku karena tua, atau sakit. Pramuria-pramuria rusak itu akan diberikan sejumlah uang hasil dari kerja kerasnya yang nilainya cukup besar untuk biaya pensiun. Hal itu lumrah saja, karena pelanggan mak gaul memang orang-orang penting yang tak segan membayar mahal untuk dipuaskan.
Saat vanesa sudah mulai merasa semakin panas, dia dibangunkan oleh suara ketukan dari jendelanya.
“Vanesa, vanesa, ini rahmat”
Ternyata rahmat, vanesa bangun dan membuka jendelanya. Rahmat sedikit nekat, dia melompat dari satu kamar ke kamar lain hanya untuk menghampiri vanesa. Padahal kamar mereka ada dilantai atas.
“Kak ngapain, nanti ketauan penjaga” Kata vanesa khawatir sambil melihat-lihat ke arah luar sebelum akhirnya mengizinkan rahmat masuk ke kamarnya.
“Vanesa lagi bercanda ya?” Tanya rahmat masih tidak menyangka
“Gak kak aku serius, aku disini gak ada siapa-siapa. Aku merasa jika dekat kak rahmat. Hatiku merasa tenang. Dengan begini mungkin aku jadi tidak merasa sendirian lagi” Jawab vanesa meyakinkan rahmat
“Sejujurnya aku juga suka vanesa, cuma belum siap untuk bilang. Soalnya umur kita beda empat tahun” Kata rahmat
“Iya kak aku tau, tapi kita cuma beda empat tahun. Aku mungkin masih kecil. Tapi perasaan ini gak bisa dibohongi. Aku berharap kak rahmat bisa menjadi pelindung aku disini” Kata vanesa menatap mata rahmat
Rahmat dan vanesa terdiam sesaat, mereka saling bertatapan mata. Suasana hening menjadi sebuah romansa tersendiri bagi rahmat. Meski bagi vanesa ini semua adalah bagian dari sebuah rencana. Rahmat tiba-tiba mendekati wajah vanesa, dan terjadilah ciuman pertama vanesa. Mereka saling berpagutan. Vanesa sudah sering melihat adegan ini saat di ajari nadin. Dia bahkan sudah mahir sekali.
“Aku janji akan jadi pelindung kamu vanesa. Gak akan ada yang boleh sakitin kamu disini” Kata rahmat setelah berciuman
“Terimakasih yah kak” Jawab vanesa manis
Hubungan keduanya berlanjut, sesekali mereka mencuri waktu untuk saling bertemu. Vanesa merasa bahwa rahmat sangat mencintainya, rahmat sering kali memberi perhatian kepada vanesa. Seperti memberi bunga yang dia petik di taman, menuliskan puisi cinta, atau membantu pekerjaan yang seharusnya dilakukan vanesa.
Vanesa telah jauh berubah, dia banyak belajar bahwa di dunia yang begitu kelam, kita tidak bisa lagi menjadi orang baik. Di dunia seperti itu orang baik hanya akan ditindas. Di jadikan keset, atau di manfaatkan untuk kepentingan tertentu. Vanesa di usianya yang sebentar lagi baru akan menginjak tiga belas tahun, ia menjelma menjadi oportunis sejati. Menganggap semuanya hanyalah alat untuk mencapai tujuannya. Rahmat adalah korban pertamanya, ada maksud dan tujuan mengapa dia mendekati rahmat. Tentu bukan sebab cinta, dia tidak memikirkan hal seperti itu saat ini, dia hanya memikirkan saudara-saudaranya.
Rencana vanesa adalah perjalanan panjang, dia tidak bisa lari dari mak gaul. Dia juga tidak bisa melawan mak gaul. Maka dia memikirkan cara yang lain, sesuatu yang minimal bisa selangkah untuk menyelamatkan saudara-saudaranya.
Malam ini jadwal vanesa belajar dengan karina, pelajaran malam ini tentang bagaimana seharusnya pramuria kelas atas berbicara, mengeluarkan suara juga ada seninya terkhusus untuk wanita penghibur.
“Vanesa coba bayangkan aku adalah seorang pelanggan yang ingin menikmati jasamu. Sekarang kita ada di sebuah kamar dan hanya berdua saja. Bagaimana caramu agar pelanggan itu terkesan denganmu dipertemuan pertamanya” Kata karina menguji vanesa
“Aku akan menghampirinya, aku raih tangannya. Kemudian aku akan berbisik kepadanya. “Aku milikmu saat ini, lakukanlah sesukamu” “ Jawab Vanesa sambil meragakan gerakannya pada karina
Karina terkesan dengan jawaban vanesa, dia merasa vanesa di usianya sudah melampaui orang-orang yang bahkan lebih tua darinya. Dia tidak menyangka jika anak di depannya bahkan usianya belum genap tiga belas tahun.
Sebenarnya yang terjadi adalah tekad vanesa yang mulai berambisi menggapai sesuatu. Instingnya bangkit dengan sendirinya. Dia memilih untuk bertahan di jalan ini, di dunia ini. Saat hatinya sudah tidak memiliki keraguan. Dengan kecerdasannya, dia bisa menjadi wanita penghibur nomer satu dengan mudah.
“Sebenarnya respon kamu sudah bagus, tapi yang harus kamu ketaui, bahwa setiap pelanggan memiliki karakter yang berbeda. Aku hanya sedikit memberi saran, ada beberapa pria yang memiliki fantasi gila. Dia suka kekerasan, kelak kamu akan menemui mereka, dan akhirnya kamu tahu bahwa di tampar pada pertemuan pertama lebih menggairahkan untuk mereka.” Terang karina sambil tersenyum seakan mengingat kejadian yang pernah ia alami.
Mungkin nanti kita akan belajar kasus per kasus sesuai karakter pelanggan yang aku tahu.
Setelah mengikuti kelas bersama karina, sampai larut malam. Vanesa kembali ke kamarnya. Dia berbaring menatapi lampu yang masih menyala. Dia merasa pelajaran yang ia dapat sedikit demi sedikit mengubahnya. Entah mengapa sekarang badannya berubah, semula dia kurus. Dia merasa sedikit gemuk dan dadanya mulai tumbuh. Dia juga sekarang merasakan desiran yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Saat sendiri pikirannya melayang, dia mengingat ekspresi nadin saat bersama dengan lima pria. Dia juga mengingat bagaimana lenguhan nadin disetiap sentuhan yang ia terima. Tubuhnya merasa panas, nafasnya memburu. Vanesa menyadari bahwa dia mulai merasakan sensasi dari pergumulan biologis yang menjadi makanannya setiap hari.
Dirumah mak gaul bukan hanya vanesa dan rahmat yang berpacaran. Kebanyakan dari mereka saling memiliki hubungan. Meski mak gaul melarang keras, anak perempuan yang belum berusia 17 tahun berhubungan badan. Ada saja yang melanggar dan akhirnya mak gaul hukum. Desas-desusnya hukumannya adalah mak gaul jual mereka ke mucikari lain yang lebih rendah kelasnya. Pelanggan-pelangganya adalah masyarakat kelas bawah, dan mucikarinya tidak peduli batasan usia barang dagangannya.
Sebenarnya mak gaul bisa dibilang mucikari yan lebih manusiawi, karena para anaknya dibayar layak. Walaupun uangnya baru diserahkan, saat pramurianya tidak lagi bisa menghasilkan uang, atau dalam artian sudah tidak laku karena tua, atau sakit. Pramuria-pramuria rusak itu akan diberikan sejumlah uang hasil dari kerja kerasnya yang nilainya cukup besar untuk biaya pensiun. Hal itu lumrah saja, karena pelanggan mak gaul memang orang-orang penting yang tak segan membayar mahal untuk dipuaskan.
Saat vanesa sudah mulai merasa semakin panas, dia dibangunkan oleh suara ketukan dari jendelanya.
“Vanesa, vanesa, ini rahmat”
Ternyata rahmat, vanesa bangun dan membuka jendelanya. Rahmat sedikit nekat, dia melompat dari satu kamar ke kamar lain hanya untuk menghampiri vanesa. Padahal kamar mereka ada dilantai atas.
“Kak ngapain, nanti ketauan penjaga” Kata vanesa khawatir sambil melihat-lihat ke arah luar sebelum akhirnya mengizinkan rahmat masuk ke kamarnya.
Bersambung…
viensi dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Kutip
Balas
Tutup