Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

missmarsAvatar border
TS
missmars
Belajar Etika, Moral, Akhlak, dan Adab dari Arteria Dahlan CS Yang Terhormat
Gambar : Alinea.id

Mata Najwa, 9 Oktober 2019 mengangkat tema "Ragu-ragu Perppu".

Dalam edisi tersebut, masyarakat yang menyaksikan di Live Trans7 maupun tayangan ulang di YouTube melalui channel Najwa Shihab dapat menilai, betapa tipisnya etika, moral, akhlak dan adab yang dimiliki anggota Dewan Yang Terhormat. Sikap mereka begitu membuat geram.

Bagaimana tidak?
Beberapa politisi sebagai anggota DPR (Pengakuannya dalam tayangan tersebut) yang dihadirkan, yaitu Jhony G Plate dari partai Nasdem, Supratman Andy Agtas dari partai Gerindra, Arteria Dahlan Yang Terhormat dari partai PDIP. Dan para ahli, Profesor Emil Salim, Direktur Pusako Feri Amsari dan Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan.

Dalam acara yang digawangi Mbak Najwa Shihab, kita dapat melihat bagaimana cara anggota dewan berbicara dengan para ahli yang bisa dikatakan adalah rakyat juga. Seolah-olah tidak memiliki etika dan adab yang baik. Seperti tidak pernah menerima pelajaran moral dan akhlak. Mendengarkan para ahli saja tidak bisa, bagaimana mendengarkan rakyat kecil yang bukan siapa-siapa? Seperti itukah wakil kita? Di saksikan masyarakat luas saja tidak bisa menjaga sikap. Tidak punya perasaan "tidak enak" pada rakyat yang diwakikinya.

Sangat berbeda dengan lawan bicara. Ketika anggota DPR yang berbicara, semua yang hadir diam dan mendengarkan dengan seksama. Tapi, ketika para ahli yang dihadirkan Mata Najwa menyampaikan pendapat selalu dipotong tanpa permisi. Seolah-olah mereka memaksa untuk didengar dan tidak mau mendengarkan pernyataan ataupun gagasan dari orang lain.

Bahkan dalam perdebatan panas tersebut, mereka berteriak, padahal berbicara dengan orang yang lebih tua, Bapak Prof. Emil Salim. Dan lebih parahnya lagi, politisi dari PDIP, Arteria Dahlan Yang Terhormat, berbicara dengan kasar sambil menunjuk-nunjuk kepada Prof. Emil Salim. Mereka juga merendahkan lawan bicara, seakan-akan mereka yang paling benar dan paling ahli. Iya, mereka memang anggota Dewan yang cerdas. Namun sangat disayangkan, kecerdasan mereka tidak dibarengi dengan etika, moral, akhlak dan adab yang baik.

Dari kejadian tersebut, kita bisa merasakan bahwa etika, moral, akhlak dan adab di negara kita sudah mulai memudar. Sekelas anggota DPR yang berpendidikan tinggi saja sudah mulai kehilangan hal tersebut. Apalagi kita yang hanya masyarakat biasa.

Kita bisa belajar dari setiap fenomena yang ada, seperti fenomena atau kejadian yang terjadi di Mata Najwa di tema "Ragu-ragu Perppu" tersebut. Bukan mencontoh perbuatan yang tidak baik. Tapi mencoba untuk instropeksi diri agar bisa memperbaiki diri. Apalagi kalau kita yang hendak atau punya cita-cita menjadi pejabat negeri.

Alangkah baiknya jika kita memupuknya (etika, moral, akhlak, dan adab dalam diri kita, keluarga, dan lingkungan sekitar. Karena etika, moral, akhlak, dan adab itu tingkatannya lebih tinggi dari ilmu. Seperti apa yang terjadi pada Bapak Arteria Dahlan CS. Setelah perdebatan di Trans7 itu, mereka mendapat kritik yang pedas. Terutama Bapak Arteria Dahlan Yang Terhormat. Beliau mendapat cibiran bahwa sikapnya itu sungguh biadab. Seperti anak kecil yang tidak memiliki sopan santun dan unggah-ungguh.

Etika, menurut kamus besar bahasa indonesia adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), kumpulan nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah, yang dianut golongan atau masyarakat. Dalam perdebatan panas di edisi "Ragu-ragu Perppu", bolehlah kalau anggota Dewan yang terhormat merasa benar, tapi tidak lantas semena-semena merendahkan kemampuan orang lain bukan?

Moral, merupakan hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu. Tanpa moral, manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Manusia harus memiliki moral jika ingin dihormati oleh sesamanya. Sebagi contoh moral dalam keluarga, berbicara dengan kata-kata yang baik untuk menghormati orang yang lebih tua. Dalam lingkungan masyarakat, mengakui dan menghargai pendapat orang lain. Dalam acara Mata Najwa, 9 Oktober 2019 kemarin, alih-alih menghormati orang tua dan menerima pendapat orang lain. Anggota Dewan malah berbicara dengan kasar. Bahkan Arteria Dahlan mengatakan bahwa argumen yang dikeluarkan oleh Profesor Emil Salim itu "Sesat" dan sambil menunjuk-nunjuk. Sama sekali tidak ada hormat-hormatnya kepada orang tua.

Akhlak, secara termologi berarti tingkah laku yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar atau melakukan suatu perbuatan yang baik. Apakah sikap Arteria Dahlan CS dalam acara Mata Najwa itu didasari sikap atau tingkah laku yang tidak disadari, atau menurut mereka, yang beliau lakukan itu merupakan sikap atau perbuatan yang sudah baik? Yang ada malah membuat pemirsa yang menyaksikan merasa miris dengan akhlak mereka.

Adab, adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturan agama. Norma tentang adab ini digunakan dalam pergaulan antarmanusia, antarteman, antartetangga, dan antarkaum. Bila adab atau sopan santun ini hilang dalam diri seseorang, maka tidak ada yang tersisa olehnya kecuali makian dari orang-orang disekitar. Sopan santun ini benar-benar tidak ditunjukkan oleh anggota DPR dalam debat edisi "Ragu-ragu Perppu." Gaya bicaranya sudah tidak memiki sopan santun. Unggah-ungguh dalam diri mereka Arteria Dahlan CS telah hilang. Padahal lawan bicara sudah sangat berhati-hati dalam berucap agar tidak menyinggung lawan bicara. Tapi kesabaran juga ada batasnya.

Keempat elemen tersebut, etika, moral, akhlak, dan adab sangatlah dijunjung tinggi dimanapun orang berada. Di lingkungan keluarga, di sekolah, di tempat kerja, dan di lingkungan masyarakat. Manusia tidak bisa lepas dari hal itu, karena pada dasarnya, manusia itu makhluk sosial yang tidak hanya hidup sendirian.

Dari kejadian di acara Mata Najwa dalam edisi "Ragu-ragu Perppu" hendaknya kita bisa mengambil pelajaran dan instropeksi diri. Di mulai dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Sudahkah kita menerapkan etika, moral, akhlak, dan adab dengan baik?

Yuk memperbaiki diri. Jangan sampai kalau kita menjadi anggota dewan malah menunjukkan sikap arogan tanpa etika, moral, akhlak dan adab ya ... .

Spoiler for Sumber:
Diubah oleh missmars 13-10-2019 16:45
ceuhettyAvatar border
sebelahblogAvatar border
sebelahblog dan ceuhetty memberi reputasi
2
495
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan