Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lurikaAvatar border
TS
lurika
Gadis Kecil Di Tepi Dermaga (PART 1)


Aku mengenalnya lewat sebuah dermaga. Saat itu aku sedang berada di dalam mercusuar, sedang melakukan tugas sebagai seorang penjaga mercusuar yang mengamati keadaan perairan. Para pelaut dan nelayan yang melintas selalu tanggap dengan pertanda yang kami kirim dari mercusuar, terutama dengan pertanda bahaya yang kami isyaratkan kepada mereka.

Menjadi seorang penjaga mercusuar bukanlah keinginan dari diriku sendiri, melainkan keterpaksaan yang harus aku jalani demi menyambung kehidupan setelah kepergian ibuku. Ibu pergi meninggalkan kami; suami dan anaknya. Ibu adalah wanita terhebat yang pernah aku kenal, dengan keadaan kami yang semakin hari semakin melarat ibu tidak pernah mengeluh. Ibu selalu sabar dengan keadaan yang ada. Meski uang tabungan ibu sewaktu kejayaan masih melekat pada keluargaku kini semakin menipis ibu masih saja bisa tersenyum. Senyum yang selalu menghangatkan.

Sedangkan ayah hanya bisa menghabiskan uang tabungan ibu dengan berjudi siang dan malam. Saat pulang kerumah hanya untuk mandi dan makan. Jika tak ada makanan ayah akan marah besar dan membanting apa saja yang ada didepannya.

Kemiskinan membuat ayah hilang arah. Tapi, Ayah tak pernah peduli akan hal itu, ayah selalu menganggap bahwa ibulah penyebab keadaan kami. Sewaktu orangtua ayah meninggal karena kecelakaan mobil ayah menyalahkan ibu, kebangkrutan yang di alami oleh ayah, tetap saja ayah menyalahkan ibu.
Sejak dulu ayah memang tidak mencintai ibu, mereka menikah karena perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtua dari ayah dan ibuku.

Ayah dan ibu berasal dari keluarga terpandang. Orangtua ayah adalah seorang bangsawan di tempat kami menetap. Mereka memiliki tanah disetiap tempat, bahkan hampir semua tanah yang di daerah tempat tinggal kami adalah milik orangtua ayah. Sedangkan orangtua ibuku juga berasal dari keluarga bangsawan dari daerah tetangga.

Kekayaan yang dimiliki orangtua ibuku tidak beda jauh dengan kekayaan yang dimiliki oleh ayahku. Kedua keluarga bangsawan itu adalah sahabat lama yang sangat mematuhi adat istiadat daerah dan tata krama kebangsawanan. Hingga kedua keluarga bangsawan itu akhirnya memutuskan untuk menikahkan putra dan putri mereka sesuai budaya turun temurun, dimana putra dan putri seorang bangsawan hanya bisa menikah dengan putra atau putri dari bangsawan lainnya. Karena mereka meyakini, keturunan seorang bangsawan memiliki bibit, bebet, dan bobot yang terjaga dan juga keturunan bangsawan harus selalu melestarikan adat istiadat dari nenek moyang mereka.

Perjodohan itu tidak pernah disetujui oleh ayah sebab ayah mencintai gadis lain yang bukan dari kalangan bangsawan. Hal tersebut diketahui oleh orangtua ayah dan akhirnya mempercepat perjodohan yang sudah di rencanakan oleh kedua keluarga tersebut.

Ayah tidak bisa berbuat apa-apa. Didikan sedari kecil untuk mematuhi segala apa yang dikatakan oleh orangtua membuatnya menyetujui semua keinginan orangtuanya. Sedangkan ibu, sangat menyetujui perjodohan tersebut. Sejak dulu ibu memang mencintai ayah. Pertemuan pertama pada pernikahan kakaknya membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama kepada ayah. Dan saat perjodohan itu terlaksana ibu sangat bahagia. Bahkan ibu tidak sabar menunggu hari pernikahan mereka.
Diubah oleh lurika 03-10-2020 16:30
swiitdebbyAvatar border
nona212Avatar border
anti.premiumAvatar border
anti.premium dan 8 lainnya memberi reputasi
7
2.1K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan