Kalau bahas-bahas poligami, dijamin, separuh lebih perempuan di dunia ini akan naik pitam duluan. Dari separuh itu, tiga perempatnya menuding Islam agama tak berperasaan karena memerintahkan poligami. Dan ternyata, mereka semua keliru.

Ada yang salah tafsir, ada pula yang bahkan gak tahu ayat mana, sekadar dengar-dengar katanya.

Jadi gini Gan Sis, ada perempuan Islam yang bahkan meminta suaminya menikah lagi. Alasannya gak sederhana, ia belum mampu memberikan keturunan. Langsung tahu kan siapa orangnya?

Iya, istri dari Nabi Ibrahim as. Namanya? Hajar atau Sarah?

Jujur deh, kita sering lupa. Mana di antara dua perempuan ini yang merupakan istri pertama Nabi Ibrahim. Jawabannya adalah Sarah, perempuan supercantik yang dari rahimnya kemudian lahir Nabi Ishaq as.

Nabi Ishaq adalah ayah dari Nabi Ya’qub as sekaligus kakek dari Nabi Yusuf as. Jadi nyambung kan, kenapa Nabi Yusuf sampai membuat orang teriris tangan sendiri saking gantengnya.

Pengorbanan Sarah memang besar, tapi perjuangan Hajar tak kalah berat. Sebagai emak-emak, istri dan ibu, gak kebayang kalau aku di posisi salah satu dari mereka. Dan emang gak mungkin banget, beda level iman!

Sebagian sumber menyebut Hajar adalah budak dari Nabi Ibrahim dan Sarah, tapi sebagian lain mengatakan tidak demikian. Melainkan Hajar adalah putri dari Raja Mesir yang dihadiahkan kepada Sarah. Al-Qur’an sendiri tidak menyebutkan soal silsilah Hajar, tapi secara isyarat menyatakan keutamaan-keutamaan dari ibu Ismail tersebut.

Setelah Hajar melahirkan Ismail, Nabi Ibrahim membawanya ke Bakkah, yang kelak dibangun Ka’bah dan dinamakan Makkah (ini sudah sesuai KBBI ya!)

Pernah membayangkan, suamimu mengajakmu ke suatu tempat asing yang sepi, lalu meninggalkanmu berdua anakmu saja? Nalar kita gak nyampe untuk membayangkan itu, apalagi perasaan. Suami macam apa!

Tapi enggak gitu dengan Hajar. Ia bertanya beberapa kali, Ibrahim tidak menoleh karena kesedihan yang teramat. Sampai kemudian Hajar sadar, ini tentu perintah dari Allah. Kemudian ditanyakanlah hal itu kepada sang suami, “Apakah Allah yang memerintahkanmu?”

“Ya,” jawab Nabi Ibrahim.

“Kalau begitu, dia tidak akan menelantarkan kami,” balas Hajar yakin.

Bayangkan, Mak! Bayangkan! Mewek gak sih?

Kenapa Hajar bisa seyakin itu? Pertama jelas, karena suaminya mengajarkan akidah yang kuat. Selain itu, bukti kasih sayang Allah sudah ia lihat sendiri. Karena pertemuan Hajar dan Ismail yang difasilitasi oleh Sarah (dengan segala kebesaran hatinya) adalah berkat doa Ibrahim yang menginginkan keturunan.

Kalau saat itu sudah ada medsos dengan warganetnya, pasti banyak lambe-lambe usil yang menyebut Hajar sebagai pelakor dan lalu oversimpati pada Sarah.

Babak selanjutnya, Allah justru memenangkan Sarah dengan memerintahkan Nabi Ibrahim membawa jauh Hajar dan Ismail. Karena Sarah cemburu luar biasa dengan Hajar yang berhasil memberi suaminya keturunan. Bonus lagi, Sarah kemudian hamil meski ia telah uzur.

Terbukti, kesabaran Hajar, sebagaimana Sarah, tidak disia-siakan Allah. Keduanya mendapatkan keturunan yang sama-sama seorang nabi. Ismail dan Ishaq.

Hajar mampu tegar, mengurus anak seorang diri dengan keyakinan penuh bahwa Allah akan menolong mereka. Pernah terbayang bolak-balik bukit untuk mencari air? Puter keran PDAM gak nyala aja, kita bikin status emosional!

Kalau Hajar setipe dengan cewek zaman sekarang, mungkin dia tepuk jidat ketika air justru keluar saat Ismail menghentak kakinya. Ya Allah, sudah capek lari sana-sini, langsung kasih napa!

Sarah besar hati membagi suami, Hajar kuat hati menemani suami dari nol sebagai orang kedua. Luar biasa kan! Meski begitu, aku tetap gak mau berbagi suami dengan siapa pun. Emangnya suamiku Ibrahim! Gak mungkin orang kayak aku punya suami nabi. Halu!