Picture

Dalam upaya "menghilangkan" virus Corona, pemerintah merumahkan masyarakat setidaknya selama 14 hari. Banyak pro dan kontra mewarnai kebijakan ini. Apalagi kini ada kabar yang berembus bahwa, sistem belajar, bekerja, dan beribadah di rumah, jangkanya di perpanjang.

Sudah menjadi hukum alam, dalam segala sesuatu apa pun sudah pasti ada sisi positif dan negatif-nya. Daripada ngedumel gak jelas, lebih bagus kita memanfaatkan moment baik ini. Misalnya, #mumpungdirumah, kita bisa meningkatkan quality time bersama keluarga.



Bagi saya pribadi, yang merupakan bagian dari kaum rebahan, sama sekali tidak merasa kesulitan untuk selalu tinggal di rumah. Lha wong rumah itu tempat terfavorit. Justru, sekarang menjadi lebih seru karena ditemani anak-anak.

Dalam dua minggu ini saya merasa, seolah-olah dianugerahi kesempatan untuk memperintim hubungan saya dengan anak-anak setelah dua tahun terpisah. Yang sudah pasti menciptakan jarak tidak kasat mata. Lalu, nikmat Tuhan mana lagi kah yang kau dustakan?

Lalu, apa yang bisa kami lakukan ketika memiliki waktu kebersamaan yang banyak?

1. Belajar bersama

Sebagai penduduk di perkampungan yang tidak semua masyarakatnya memiliki gadget. Di daerah kami, dewan guru memberikan tugas untuk dua minggu ke depan masih dilakukan dengan cara manual.

Karena sama-sama belajar di rumah, Tutu sama Teteh bisa belajar bareng. Hal ini tentu saja berdampak baik. Diantaranya, mengasah kepekaan mereka terhadap saudara, mengajari mereka kekompakkan, meningkatkan rasa peduli, dan memperat kasih sayang diantara mereka. Sementara emaknya cukup mantau aja.

2. Mandi hujan bareng

Kebetulan minggu-minggu ini, intensitas hujan di daerah kami lumayan tinggi. Ketika hujan turun dengan derasnya kami memutuskan untuk mandi air hujan. Bagi mereka (Tutu & Teteh) hal ini tentu saja kejadian langka.

Selain untuk mengingat masa kecil, mandi air hujan juga memiliki segudang manfaat. Tidak butuh sesuatu yang mahal untuk memanjakan mereka, hanya dengan mengizinkan mandi air hujan, mereka sudah merasa ketiban durian runtuh.

3. Nonton Televisi



Saya bukan pecinta sinetron, bahkan jarang sekali menonton televisi. Tetapi, demi mendapati quality time diantara kami. Aku ikut rebahan depan tv, mantengin film Tayo, Power Rangers dan entah apalagi namanya😑😑.

Kalau anak-anak udah bosen nonton tv, biasanya ngilang sendiri. Yang gede sibuk jadi leader anak-anak cewek, maklum di kampung kami, dia anak gadis paling gede dan satu-satunya. Sementara yang kecil asyik main sepeda bareng temennya. Emaknya? Sibuk main gadget dong!😁😁

Sebagai penduduk kampung, kami memang tidak sepenuhnya berdiam diri di rumah. Masih bisa bertetangga dan beraktivitas di luar sekitaran rumah. Hanya memang, membatasi pergi ke pusat keramaian. Tempat-tempat wisata misalnya, khawatir bertemu pelancong dari luar kota.

Apapun itu, akan selalu ada hikmah yang bisa dipetik dari setiap kejadian. Wabah Corona secara tidak langsung mengajarkan untuk kita agar hidup lebih bersih. Bersih tak hanya lahir tetapi juga batin.

Virus Corona juga membuka mata kita untuk bisa membedakan mana orang yang beneran peduli terhadap sesama, atau orang yang hanya mementingkan dirinya pribadi.



Bagi saya pribadi, virus corona pengingat diri agar semakin dekat dengan Tuhan. Menjadi pemicu untuk berusaha meningkatkan ketaqwaan. Karena sesombong-sombongnya manusia adalah orang yang menutup mata dari kebenaran. Wallahu'alam bissowab.

Semoga saja virus ini segera berlalu ya, Gansist! Aamiin yaa Robbal'alamin.


🌹Hanya Opini pribadi🌹