anggunpratama86Avatar border
TS
anggunpratama86
Dicari: Rival Kompeten bagi Juventus


Penggemar sepak bola, pasti tahu Juventus adalah sosok mengerikan. Si Nyonya Tua merupakan penguasa Italia. Menurut Lega Serie A, total gelar yang sudah Juve amankan adalah 35 kali. Inter dan Milan tertinggal jauh di angka 18.

Sebanyak delapan kali muncul dalam delapan musim terakhir. Tak mengherankan bila di musim 2019-2020 pun mereka berstatus kandidat kuat juara.

Hingga pekan ke-33 Juve masih unggul enam poin dari Inter di peringkat 2. Juve 77 poin, Inter 71 biji. Juve memang terlihat mendominasi liga. 

Hanya, bukan semata karena mereka jago, melainkan para pesaingnya yang tak kompeten.

Di awal musim ada Napoli, AS Roma dan Inter. Klub yang disebut belakangan pantas disebut sebagai kandidat kuat penjegal Juve. Inter punya Antonio Conte dan sederet aksi transfer mengesankan.

Seiring berjalannya waktu, Napoli keteteran sampai harus memecat Carlo Ancelotti. Roma pun tak stabil. Malah Lazio yang muncul ke permukaan. 





Quote:



Lelahnya Berandai-andai

Pada Maret 2020 liga dihentikan karena pandemi Covid-19. Saat kembali bergulir pada akhir Juni, Serie A terasa berbeda. Tim besar ramai-ramai “enggan” mendapatkan poin.



Juventus bahkan turut mengalami kolaps! Dalam tiga laga terbaru, Juve kalah 2-4 dari Milan dan bermain imbang kontra Atalanta (2-2) dan Sassuolo (3-3).



Karena para pesaing yang tak kompeten tersebut, mereka tetap menjadi capolista. Inter kehilangan sederet poin yang tak perlu. Lazio pun keteteran sejak Serie A kembali bergulir.


Saat liga terhenti, Lazio cuma terpaut 1 poin dari Juve di puncak klasemen. Sekarang jarak itu melar hingga 8 poin!




Sekarang, mari fokus pada Inter dan kita berandai-andai ke beberapa pekan terakhir setelah liga kembali bergulir. Tepat ketika liga kembali bergulir, Inter berjarak sembilan poin dari Juve dengan tabungan 1 pertandingan.


Dari delapan laga, pasukan Antonio Conte mengumpulkan lima kemenangan, dua hasil imbang, dan satu kekalahan. Sorotkan perhatian pada hasil non-kemenangan. Di situlah saat Pazza Inter menunjukkan jati dirinya. Inter Si Gila.

Sepasang hasil imbang dan satu kekalahan itu harusnya bisa berujung kemenangan. Mari kita bedah.

25 Juli 2020, Inter vs Sassuolo 3-3.
Masih ingat insiden Roberto Gagliardini? Inter unggul 2-1 dan ia punya peluang ke gawang kosong demi membuat skor 3-1, tapi gagal ia maksimalkan.

Tak lama Sassuolo membuat imbang 2-2. Inter sempat kembali unggul, tapi lagi-lagi skor disamakan. Gagliardini punya sedikit andil dari gol ketiga Sassuolo. Bola lewat depan kakinya, tapi tak ia sapu.



Inter membuang 2 poin.


5 Juni 2020, Inter vs Bologna 1-2
Kambing hitam laga ini adalah Lautaro Martinez. Inter unggul 1-0. Di menit ke-57 Bologna bermain 10 orang setelah Roberto Soriano mendapat kartu merah. Menit ke-62 Inter mendapat penalti yang gagal dimanfaatkan Lautaro. Menit ke-74, Musa Juwara menyamakan kedudukan.


Menit 77′ Andrea Bastoni mendapat kartu merah. Menit 80′ Musa Barrow membalikkan keadaan bagi Bologna. Inter kehilangan 3 poin!





10 Juni 2020, Verona vs Inter 2-2.
Inter bermain buruk di babak pertama dan tertinggal 0-1. Bangkit di babak kedua dan sempat unggul 2-1, tapi akhirnya disamakan kembali olah tuan rumah di menit ke-86. Gol penyama itu lahir dari serangan Verona yang tak berbahaya.


Siapa yang salah? Seluruh pemain termasuk Conte karena manajemen laga Sang Biru-Hitam sangat buruk saat sedang unggul. Inter kembali kehilangan dua poin.







Total poin I Nerazzurri yang hilang karena kekonyolan diri sendiri adalah tujuh biji. Andai Inter merupakan rival yang kompeten, sekarang mereka harusnya sudah memuncaki klasemen dengan keunggulan satu angka atas Juve!

Namun, berandai2 memang makan hati. Yang terjadi tak bisa diubah, kecuali sedang bermain gim Football Manager. Kala mendapat hasil tak sesuai dengan keinginan, tinggal klik load save game, kelar. Ulang terus sampai hasil idaman terjadi.

Lebih baik kini fokus ke sisa liga.

Bisakah Inter mengejar Juve? Mereka terpaut enam poin dan liga masih menyisakan lima pertandingan. Ada 15 angka yang bisa diamankan.




Hanya, sisa laga Inter adalah melawan Roma, Fiorentina, Genoa, Napoli, dan Atalanta. Mantap!

“Saat ini persaingan scudetto ada dalam kendali Juventus. Masih ada liga laga tersisa dan mereka punya keunggulan enam poin. Yang terpenting sekarang adalah kami harus terus mencoba memberikan performa terbaik dan terus berkembang,” tutur Conte seperti dikutip dari La Repubblica.


Di sisi lain, Juve melawan Lazio, Udinese, Sampdoria, Cagliari, dan Roma. Pasukan Maurizio Sarri diuntungkan dari faktor ini. Mereka pasti belajar dari sederet hasil buruk sejak liga kembali bergulir dan tak ingin terpeleset lagi.




Namun, dari sederet kenegatifan tersebut, ada baiknya fan Inter menatap hal positif dari musim ini. Untuk pertama kalinya sejak musim 2011/12. Inter bisa sedekat ini dengan Juve menjelang liga kelar. Terakhir kali Inter finis di atas Juve ada di musim 2010/11.

Keadaan itu bukan hal buruk di musim pertama Conte bareng Si Biru-Hitam. Ada mentalitas medioker yang harus ia bongkar di dalam tim. Progres!

2010/11 Jarak 18 Poin

2 (peringkat akhir) Inter 76 (poin)

7 Juve 58



2011/12 Jarak 26 Poin

1 Juve 84

6 Inter 58



2012/13 Jarak 33 Poin

1 Juve 87

9 Inter 54



2013/14 Jarak 42 Poin

1 Juve 102

5 Inter 60



2014/15 Jarak 32 Poin

1 Juve 87

8 Inter 55



2015/16 Jarak 18 Poin

1 Juve 91

4 Inter 67



2016/17 Jarak 24 Poin

1 Juve 91

7 Inter 62



2017/18 Jarak 23 Poin

1 Juve 95

4 Inter 72



2018/19 Jarak 21 Poin

1 Juve 90
4 Inter 69


Isda555Avatar border
minhakim20Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
711
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan