Dirinya benar-benar marah dan mengecam akan segera menghancurkan kepala orang tersebut pada apa saja yang ada disekitarnya nanti.

Boni, dikenal sebagai pembalap mobil nascar dan menjadi pria paling disegani, baik dalam arena balap atau bahkan dikehidupan sosialnya.

"Halo," sapa seseorang dari panggilan telepon "ini siska sekarang lagi berduan, dan kamu benar dia sama cowok yang pernah kamu ceritain."

Dengan perasaan yang sudah dikendalikan dengan setenang mungkin, boni secara bertahap menaikan kecepatan mobilnya.

Mobil dengan mesin standar balap tersebut dengan senang hati meladeni majikannya menuju kecepatan yang dikehendakinya.

Suara decitan ban yang sangat nyaring membuat penjaga restoran yang dituju boni segera bersiap, dengan wajah bodoh, para penjaga tersebut menatap kosong kearah mobil tersebut, dan menerka-nerka akan apa kehebohan yang harus mereka tangani di siang yang tenang tersebut.

Boni turun dengan suara bantingan yang keras dari pintu mobilnya, berjalan dengan sangat tegas, bahkan tanpa melihat para penjaga yang sedari tadi melongo tak berdaya menyaksikan seorang pria dengan mata merah dan urat leher yang begitu jelas.

Siska yang sedang menikmati makanannya dan senyumannya yang tulus dapat terlihat jelas dari jendela rumah makan tersebut, Boni yang menyadari hal tersebut seketika berhenti dan memamtung tepat didepan jendela tersebut.

Tidak ada yang mengerti apa yang dilakukan pria tersebut didepan jendela, berdiri dan samar-samar terlihat tubuhnya bergetar. Seluruh tamu memperhatikan, namun hanya Siska dan pria yang berada dihadapannya sama sekali tidak menyadari, mereka bagaikan tenggelam dalam sebuah palung laut yang begitu dalam.

"Permisi pak," sapa seorang penjaga menghampiri Boni yang masih berdiri didepan jendela tersebut, dan tentu saja hal tersebut membuat khawatir keamanan disana.

Beberapa kali tubuh Boni digoyangkan oleh penjaga tersebut, namun tidak ada respon yang diterima penjaga tersbut, penjaga tersebut menatap wajah temannya, dan mereka kini menjadi pria yang paling kebingungan didunia.

Tangan Boni masuk kedalam kantongnya dan merogoh hanphone miliknya, dengan sekali sentuhan dirinya melakukan panggilan kepada nomor telepon yang sebelumnya menelpon dirinya.

"Halo ma, anak kita benar-benar bahagia sama pria pilihannya."