n0sizeAvatar border
TS
n0size
Cacing Sutra Vs Jentik Nyamuk, Mana Yang Lebih Bagus?


Ikan cupang (Betta splendens) adalah salah satu jenis ikan hias yang banyak digemari oleh masyarakat. Penggemarnya tidak hanya orang dewasa saja, tetapi juga anak-anak. Ikan cupang digemari karena sifatnya yang suka berkelahi, ikan ini sering disebut dengan julukan Fighting Fish dan memiliki keindahan warna tubuhnya yang sangat mencolok. Selain itu, pemeliharannya tidak membutuhkan banyak tempat karena dapat dilakukan di dalam botol-botol bekas selai, stoples bekas kue dan tidak harus di dalam akuarium. Ikan cupang tidak memerlukan aerasi karena mampu mengambil oksigen langsung dari udara.



Bagi makhluk hidup, pakan merupakan syarat untuk hidup. Selain pakan syarat untuk hidup, pakan juga digunakan untuk menghasilkan energi. Dengan energi itulah, tubuh ikan cupang dapat melakukan metabolisme dan bergerak. Tanpa energi, organ tubuh tidak dapat bergerak dan berfungsi. Selain sebagai penghasil energi, pakan juga berfungsi untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak.

pakan yang dapat diberikan pada ikan cupang ada dua macam, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami biasanya berupa makhluk hidup, sementara pakan buatan adalah pakan yang sudah diproses atau diawetkan.

Dengan ini, mahasiswa asal UISU medan melakukan penelitian tentang pakan hidup untuk cupang yaitu jentik nyamuk (Culex sp) dan cacing sutera (Tubifex sp)terhadap pertumbuhan ikan cupang (Betta splendens).

Tujuan penelitian ini adalah :
  1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pemberian cacing sutera (Tubifex sp) dan cacing sutera (Culex sp) terhadap pertumbuhan ikan cupang (Bettasplendens).
 2. Untuk mengetahui kadar pakan alami mana yang sebagai pakan yang paling baik untuk pertumbuhan ikan cupang (Betta splendens).

Manfaat penelitian ini adalah :
   1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam ilmu Biologi Pada khusunya pemeliharaan ikan cupang(Betta splendens).

  2. Sebagai bahan dasar untuk penelitian lanjut.

.

METODE PENELITIAN:
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen non faktorial (ANAVA) dan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu :
P1 = Pemberian cacing sutera 10 ekor
P2 = Pemberiancacing sutera 12 ekor
P3 = Pemberian jentik nyamuk 10 ekor
P4 = Pemberian jentik nyamuk 12 ekor 
Rumus untuk menentukan banyaknya ulangan : 
  Untuk menentukan banyaknya ulangan dengan menggunakan rumus :
(t-1) (n-1) ≥ 15  (Hanafiah,2002:9)
(4-1) (n-1) ≥15
              3 (n-1) ≥ 15
              3n-3 ≥ 15
              3n ≥ 15
              3n ≥ 15 + 3
              3n ≥ 18
                n ≥ 6
 Setiap perlakuan mendapat 6 kali ulangan
.
Parameter penelitian Parameter yang diamati adalah sebagai berikut :
a. Pertambahan bobot tubuh ikan Pertambahan bobot tubuh ikan dihitung dengan cara menggunakan rumus : W = Wt - Wo
Keterangan :
 W = Pertumbuhan berat (gr)
 Wt = Bobot rata-rata ikan pada waktu akhir (gr)
 Wo= Bobot rata-rata ikan pada waktu awal (gr) Sumber : (Arifin & Rupawan 1997:23) 

b. Pertambahan panjang tubuh ikan Pertambahan panjang tubuh ikan dihitung dengan cara menggunakan rumus:
L = Lt - Lo
Keterangan :
 L = Pertumbuhan panjang (cm)
 Lt= Panjang ikan pada waktu akhir (cm)
 Lo= Panjang ikan pada waktu awal (cm)
.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen non faktorial (ANAVA) dan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu :
 P1 = Pemberian cacing sutera 10 ekor
 P2 = Pemberiancacing sutera 12 ekor
 P3 = Pemberian jentik nyamuk 10 ekor
 P4 = Pemberian jentik nyamuk 12 ekor
.
Prosedur kerja dalam penelitian ini adalah : 
- Siapkan 24 unit akuarium yang steril dan berisikan air 1000 mlyang diberi daun ketapang 1 lembar dengan berat daun ketapang 1,8 gr
- Kemudian pilihlah24 anakan ikan cupang yang berkualitas baik. Misalnya : tidak cacat (sehat), warna tubuhnya mencolok dan lincah
- Di setiap kelompok perlakuan terdiri atas 4 akuariumyang masing-masingterdapat anakan ikan cupang yang telah berumur 6 minggu di setiap akuarium yang berisi air rawa.
- Setelah itu, letakkanlah akuarium ditempat yang terang.
- Lalu, sebelum itu lakukanlah penimbangan berat awal ikan dengan timbangan analis dan ukur panjang tubuh ikan dengan meteran/Rol
- Pada kelompok perlakuan pertama yang diberitanda (A)terdiri atas akuarium A1,A2,A3,A4,A5,A6 ikan cupang diberi cacing sutera 10 ekor
- Pada kelompok perlakuan kedua yang diberitanda (B)terdiri atas akuariumB1,B2,B3,B4,B5,B6 ikan cupang diberi cacing sutera 12 ekor
- Pada kelompok perlakuan ketiga yang diberitanda (C)terdiri atas akuariumC1,C2,C3,C4,C5,C6 ikan cupang diberi cacing sutera 10 ekor
- Pada kelompok perlakuan keempat yang diberitanda (D)terdiri atas akuariumD1,D2,D3,D4,D5,D6 ikan cupang diberi cacing sutera 12 ekor
- Setelah itu, lakukanlah perhitungan berat tubuh ikan dan panjang tubuh ikan pada hari minggu dan diamati selama 4 minggu.
.

HASIL:

 Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam. Hasil Penelitian dari parameter pertumbuhan yang dihitung berupa pertambahan berat, dan pertambahan panjang yaitu pertambahan berat ikan cupang (Betta splendens) dari pemberian cacing sutera 10 ekor sebesar1,75 gr, dan panjang tubuh sebesar 3,05 cm, pemberian cacing sutera 12 ekor sebesar 2,55 gr dan panjang tubuh 3,25 cm, pemberian jentik nyamuk 10 ekor sebesar 3,44 gr dan panjang tubuh 4,31 cm, pemberian jentik nyamuk 12 ekor sebesar 4,85 gr dan panjang tubuh 6,12 cm. Perlakuan yang menggunakan pakan jentik nyamuk menghasilkan pertumbuhan paling tinggi dibandingkan perlakuan pemberian cacing sutera. Ini dikarenakan kandungan nutrisi yang terdapat pada jentik nyamuk lebih tinggi dibandingkan nutrisi pada cacing sutera.
0
1.8K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan