iluvtariAvatar border
TS
iluvtari
5 Tips Menemani Anak Belajar di Rumah
Sebentar lagi 2020 selesai. Sebagai orang tua, terutama emak-emak, aku termasuk yang galau memikirkan, apakah Januari 2021 anak-anak dibiarkan sekolah atau bagaimana.

Kemarin saat pembagian rapor, wali murid diminta mengisi angket tentang sedia/tidak bersedia memberi izin anak-anak untuk mulai sekolah di awal tahun depan. Aku memilih tidak bersedia, sebab angka positif dan kematian karena covid-19 masih tinggi. Baik secara nasional maupun kota.

Tapi aku paham, orang tua, termasuk aku sendiri, kerepotan dengan sistem belajar online alias PJJ yang sudah berbulan-bulan dilalui. Jadi dalam rangka sama-sama belajar, yuk coba terapkan beberapa hal berikut ini selagi dunia masih “berperang” melawan virus Corona.



5 Tips Menemani Anak Belajar  di Rumah


1. Siapkan Area Khusus untuk Belajar
Nggak perlu kamar atau area luas lainnya. Bisa di pojokan kamar tidur atau di gudang yang bersih. Teras yang sempit pun tak masalah.

Yang penting suasana di area belajar terjaga. Baik dari kebisingan maupun dari aneka barang yang bisa mengganggu konsentrasi anak selama belajar.

Tujuannya konsentrasi ya Mak, bukan dalam rangka memenjarakan anak. Sebab tipe belajar anak memang beda-beda, tapi semua anak tidak suka terlalu dikekang.   


2. Tetapkan Waktu Tertentu

Waktu yang diset untuk belajar sebaiknya berulang pada jam yang sama dalam sepekan. Gunanya untuk membentuk alarm biologis pada anak maupun orang tua yang mendampingi.

Pada jam belajar, matikan TV dan jauhkan gawai dari anak maupun orang tua pendamping. Kecuali jika proses belajar membutuhkan gawai tsb, pastikan aplikasi atau file yang diakses memang berhubungan dengan proses belajar.


3. Buat Aturan
Sebagaimana sekolah tatap muka, belajar di rumah juga butuh aturan. Bedanya, aturan yang kita buat bisa disepakati antara guru (orang tua) dan siswa (anak). Misalnya kapan waktu istirahat, mana yang lebih dulu dikerjakan, dll.


4. Membantu, Bukan Mengerjakan
Saat pembagian rapor, guru anakku cerita. Beberapa siswa mendapat nilai 100 di semua mata pelajaran. Alih-alih kagum, wali kelas itu justru merasa miris. Iya, kita sama-sama tau siapa sebenarnya yang mengisi kertas ujian si anak.

Pada kelas tatap muka yang anak lebih mudah memahami pelajaran saja, kecil kemungkinan mendapat nilai sesempurna itu, apalagi dengan PJJ. Guru sih nggak rugi, justru orang tua yang rugi. Sebab taruhannya adalah karakter si anak.

Entah itu tugas sekolah, apalagi ujian. Yang perlu dilakukan orang tua adalah bantu menjelaskan, bukan mengerjakan tugas anak. Selain hanya membuat mereka jadi tidak bertanggung jawab, perbuatan tsb adalah ketidakjujuran yang dicontohkan secara konkret oleh orang tua pada anaknya. Jelas fatal.


5. Beri Anak Penghargaan
Penghargaan bisa berupa pujian, ketika anak mampu memahami pelajaran yang orang tua jelaskan. Hadiah kecil yang dibeli saat belanja sehari-hari, atau meminjamkan HP maksimal dua jam untuk mereka bermain atau nonton Youtube Kids.

Sebagai orang tua, kitalah yang paling tau apa yang disukai anak-anak kita. Tapi pastikan juga, kita sendiri tidak terbebani dengan hadiah yang kita janjikan. Misalnya iming-iming liburan ke Disneyland, kan nyari penyakit tuh!

Referensi: Brightside& KawanMamak
Gambar dari unsplash.com 
Diubah oleh iluvtari 19-12-2020 06:10
tien212700Avatar border
cheria021Avatar border
cheria021 dan tien212700 memberi reputasi
2
1.1K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan