adm52Avatar border
TS
adm52
Jangan Bebankan Keinginanmu pada Anakmu

Sumber gambar: freepik.com


    Perbedaan keinginan, mungkin seringkali terjadi, utamanya saat anak sudah tumbuh semakin dewasa. Tak menutup kemungkinan, akan muncul banyak tanya, mengapa aku tidak diberi pilihan oleh mereka, bukankah aku sudah dewasa? Perihal pilihan, orang tua tak jarang menjadikan anak sebagai bayangan dari dirinya.
    Padahal, seorang anak juga punya cita dan ingin yang kadang tak selalu sama dengan ingin oramg tuanya. Layaknya:
a. Keinginanku bukan keinginanmu
    Sebenarnya apa itu keinginan? Apakah anak seusia SMA sudah tau apa keinginannya dan apa yang memang dibutuhkannya nanti di hari selanjutnya? Tentu, sudah tentu kalian semua punya keinginan, entah keinginaan yang akan dicapai pada waktu dekat maupun jangka panjang. Keinginan adalah suatu hal yang ingin dicapai atau diraih. Untuk melalukan sesuatu keinginan, tidak semudah berkata. Karena tidak semua orang akan mendukung apa yang kita inginkan. Tapi, disinilah letak pembelajaran apa yang akan kamu dapatkan, karena tidak adanya dukungan itu mungkin menjadi sebuah kekuatan untuk membuktikan bahwasanya setiap orang bisa memutuskan apa yang ingin dilakukan.
b. Pendidikan
      Selepas masa sekolah, apa yang ingin kamu lakukan? Sebenarnya banyak opsi tentang hal ini. Misalnya, kita akan beristirahat sejenak atau gap year, ingin langsung mendapatkan penghasilan dengan bekerja sendiri, atau ingin berkarya ada pula yang menginginkan mengembangkan lagi dirinya yaitu dengan belajar lagi ke jenjang yang lebih tinggi. Pilihan itu tidak diberikan kepada kita seutuhnya tapi kita malah di atur untuk mengikuti arahanya tanpa melihat kemampuan dan keinginan anaknya. Ini pasti menimbulkan beberapa konflik yang terjadi. Seharusnya orang tua memberi pilihan bukan hanya mengatur tanpa memberi arahan dengan pilihan yang mereka ambil berdua.
c. Masa Depan
    Pilihan itu berdampak juga dengan keinginan anaknya. Ada yang pernah terjadi, sang anak menyukai menggambar, tanpa melihat itu orang tuanya menuntut anaknya sekolah di dunia kesehatan setelah lulus menjadi dokter. Kebahagianan itu hanya sementara setelah beberapa tahun kemudian anaknya malah mengalami gangguan jiwa, siapa dari sini yang dapat disalahkan si anak atau orang tuanya? Selepas itu, orang tuanya menangis, menyesal dan merasa bersalah. Keputusan harus dibuat bersama dengan segala resikonya. Orang tua harus bisa mengenali anaknya bukan mengedepankan keinginan nya sendiri yang terkadang malah menyiksa anaknya.
    Beberapa anak mungkin menurut dengan apa keinginan dari orang tuanya, tapi orang tua juga harus tau, bahwasanya seorang anak tak akan selalu sama dengan anak lainnya. Karena orang tuapun belum tentu memiliki keinginan yang sama dengan orang tuanya yang terdahulu. Bukankah memaksakan kehendak bisa menimbulkan sesuatu yang kadang akan menyakitkan? Lantas, mengapa tidak dibebaskan saja anak-anak tersebut dengan apa yang mereka inginkan? Dengan perjanjian bahwa, bebas tapi masih terikat dengan orang tua. Orang tua berhak memberikan nasihat, tapi tidak melulu dengan memaksakan kehendak yang malah menjatuhkan kemampuan dan keinginan sang anak.


kudanil.laAvatar border
kudanil.la memberi reputasi
1
1.7K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan