mangdana1984Avatar border
TS
mangdana1984
LUPA

Kesel banget sama aturan ATM. Masuk ke sana tak boleh pake helm. Jadinya kalau mau masuk ATM, dan lupa mengaitkannya di stang motor, terpaksa helm saya lepas di muka pintu dan menyimpannya di kursi tunggu. Masalahnya pas lagi keluar, saya suka lupa. Langsung saja nyamperin motor, masukin kunci, diputer, dijilat, terus dicelupin. Setelah jauh, bahkan kadang setelah sampai rumah baru teringat "Uwaduh! Si Helm..."

Makanya sore ini, saat mau ke ATM, sejak menghentikan motor di depan bank, saya sudah mewanti-wanti pada diri sendiri,

"Awas lo. Helm jangan sampai ketinggalan. Keluar dari ruang ATM, tengok kursi tunggu, bawa itu helm! Jangan sampai lupa. Ngerti?" kurang lebih begitu bila ucapan batin ini mau dijabarkan.

Tapi eh pas keluar dari ATM, kejadian menjengkelkan itu terulang lagi, ngeloyor saja langsung ke motor.

Untung saja ada seorang bapak teriak, "A, helm!"

"Oh iya!"

Wahai diriku, kenapa sih kamu? Pelupamu parah banget! Untung yang bisa dilepas cuma helmnya. Coba kalau bisa dilepas sama kepalanya, terus disimpan di kursi tunggu, pasti bakal ketinggalan juga itu kepala. Sadar-sadar di rumah mau nyisir rambut, kamu kaget, kepala kamunya sudah gak ada.

***

Ngomong-ngomong soal lupa, saya jadi bertanya-tanya, kenapa kata lupa dekat dengan kata palu, pula, pilu, dan pala?

Sementara ini sih belum menemukan jawan pastinya.

Cuma bisa menebak, kenapa beberapa kata itu berdekatan, mungkin karena bila kita sering LUPA hati suka terasa PILU, dan kalau terus berulang, LUPA PULA, LUPA PULA, DAN LUPA PULA, bawaannya PALA ini pengen kita PALU.

***

Tapi rasa pilu dan marah itu sedikit berkurang manakala teringat, yang suka lupa bukan hanya saya saja. Orang lain pun banyak.

Teringat ada seorang emak-emak. Diberi uang sama suaminya, lima ratus ribu. Lumayan gede itu. Duit itu dia masukkan ke saku gamis.

Waktu mau belanja, dia mengenakan gamis. Terus pergi ke pasar naik motor. Tiba di tujuan, pas mau belanja, merogoh sakut baju, uangnya gak ada. Paniklah dia, pulang grusak-grusuk, merengek hampir nangis ke suaminya. "Duit gak ada, mungkin hilang di jalan"

Si suami pun buru starter motor, pergi menyusuri jalan menuju pasar, sambil matanya tengok kanan kiri, mencari uang tergeletak. Namun habis, sampai pasar uang itu tak ketemu. Pas balik ke rumah, dia lihat istrinya cengengesan, "Hehe, ternyata ada di sakut gamis lain, Bang."

Emak lain mau menggoreng telur. Sudah nyimpen kuali, nyalain api, manasin minyak, eh pas mecahin telur malah yang dia lempar ke kuali malah cangkangnya, isi telur dia buang ke bak cucian piring.

Emak lain lebih "ya ampun" lagi.

Dia pergi ke pasar naik angkot, belanja, keluar pasar, langsung ke tempat parkir, mencari-cari motornya, tapi gak ada. Si Emak pun marah-marah ke tukang parkir, ngatain gak bisa menjaga amanah, bilang si tukang parkir harus bertanggung jawab.

Konyol, tapi justru cerita-cerita semacam itu menghibur. Sedikit mengurangi rasa jengkel sama diri sendiri. Gak perlu marah, tak usah pilu. Orang lain pun masih banyak kok yang pelupa.
cewieClownAvatar border
cewieClown memberi reputasi
1
1.3K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan