jonmaliboAvatar border
TS
jonmalibo
Bermain Buruk Adalah Hak Semua Pemain Fun Football
Selama kita main masih bayar, gak usah takut dibilang gak bisa main bola!


Sadar atau tidak, pamor permainan sepak bola di sekitar Jakarta sedang tinggi-tingginya. Bukan menonton pertandingan Liga Inggris, Liga Italia, Liga Champions, atau kompetisi top lainnya, tapi bermain sepak bola. Iya, sepak bola lapangan besar yang biasanya disebut Fun Football.

Kalau boleh berkesimpulan, sepertinya selepas Asian Games 2018 gelaran Fun Football jadi semakin banyak. Salah satu faktornya mungkin karena semakin mudahnya mendapatkan fasilitas untuk bermain. Lapangan ABC Senayan, Pancoran Soccer Field, bahkan kalau punya modal besar, bisa bermain di Stadion Utama GBK.

Harus diakui, saya jadi salah satu orang yang tersihir oleh vibes dari Fun Football tersebut. Bermain minimal satu kali setiap dua minggu. Beli sepatu dari yang biasa saja, sampai yang dipakai para pemain profesional. Tapi ada satu hal yang kadang suka mengganggu: Apakah para pemain di Fun Football harus bisa bermain sepak bola?


Dari kata-katanya saja sudah jelas. Fun artinya senang. Football adalah sepak  bola. Fun Football? Bermain sepak bola dengan bersenang-senang. Tapi gak jarang, kita menemukan orang yang kesal atau bahkan sampai marah kalau punya rekan satu tim yang kurang bisa bermain.

Lain halnya kalau yang bermain jelek adalah para pemain profesional. Sudah jelas-jelas mendapat bayaran untuk bermain sepak bola, terus bermain jelek. Itu baru pantas untuk dimarahi. Lah, kita-kita yang masih patungan untuk bayar sewa lapangan, kok dimarahi kalau salah oper atau tidak mau balik bertahan setelah menyerang?

Ada yang marah-marah saat bermain Fun Football saja bagi saya sudah kelewatan. Apalagi sampai menganiaya, baik itu wasit atau lawan di lapangan. Masih ingat kan kasus yang terjadi di Bekasi, Juli tahun lalu? Wajah wasit yang mempimpin Fun Football diinjak oleh salah satu pemain. Sudahlah, perilaku anarkis seperti itu jangan sampai ada di Fun Football, kalau di Liga Profesional mungkin masih wajar (?)

Seharusnya kita yang rutin bermain Fun Football patut berterima kasih kepada mereka yang pertama kali mengadakan kegiatan ini. Banyak sekali manfaat yang dirasakan, yang paling utama sudah pasti bisa berolahraga rutin. Apalagi untuk orang yang seperti saya, yang lebih memilih berkegiatan bersama-sama ketimbang sendirian.

Belum lagi soal silaturahmi. Ada berapa banyak tali silaturahmi yang tersambung lagi berkat Fun Football? Ada berapa banyak pertemanan baru yang terbentuk berkat Fun Football? Jadi kalau sekadar tidak bisa bermain sepak bola, tapi tetap ikut Fun Football seharusnya bukan jadi masalah!

Manfaat Fun Football juga terasa buat orang-orang yang bahkan tidak ikut bermain. Ada wasit yang jadi ada pemasukan tambahan. Para fotografer mendapat banyak pekerjaan. Sampai ke para pengusaha pakaian yang kebanjiran pesanan seragam.

Buat kalian yang bisa, paham, dan jago bermain sepak bola, tolong ekspektasi kalian saat bermain Fun Football itu diturunkan. Tidak semua pemain Fun Football itu benar-benar bisa bermain sepak bola. Cobalah pahami teman-teman yang murni ingin bersenang-senang saat ikut Fun Football.


Ingat, yang berhak dimarahi saat bermain buruk adalah mereka para pesepak bola profesional. Mereka yang boleh dimarahi saat bermain buruk adalah mereka yang dibayar untuk bermain sepak bola. Mereka yang pantas dimarahi saat bermain buruk adalah mereka yang mencari uang lewat bermain sepak bola.

Bukan kita-kita yang tidak bisa bermain sepak bola di Fun Football, padahal masih keluar uang buat bayar patungan lapangan!
karpinaismedAvatar border
eMHidayatsAvatar border
anton2019827Avatar border
anton2019827 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
4.1K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan