mangdana1984Avatar border
TS
mangdana1984
KUTUMPAS PERSELINGKUHAN MANTAN IPAR DAN SUAMI (novel karya Galuh Arum)
Aku tidak berkedip melihat foto USG di tangan ini. Tanggalnya belum lama, saat aku masih berada di rumah sakit. Nyeri bekas operasi kembali terasa kala memikirkan hal yang tidak baik.

Kenapa jantungku kembali berdetak tak karuan? Kalau benar ini punya Mba Saras, siapa yang menghamilinya? Dia janda kakakku, tiga bulan lalu suaminya meninggal karena kecelakaan.

Untuk sementara, dia tinggal di rumahku karena tidak memiliki keluarga dekat. Kebetulan aku akan melahirkan, dia bisa membantu aku nanti. Namun, tidak mungkin ini anak dari Mas Damar, kakakku.

Usia kandungan ini lima Minggu, berarti setelah suaminya meninggal, ia ada bersetubuh dengan pria lain. Ah, tapi siapa?

Terdengar derap langkah masuk ke rumah. Segera aku kembali menyimpan foto USG ini ke dalam amplop dan memasukkan lagi ke laci lemari kamar Mba Saras.

Segera aku ke luar dari kamar bergegas kembali melihat bayiku.

"Ma, kamu kok pucat, kenapa?" Mas Aji yang baru pulang mungkin melihat kondisiku merasa heran.

"Iya, kamu kenapa?" Kini Mba Saras yang berganti bertanya.

Apa itu yang ada di tangan Mas Aji? Seperti aku tidak minta dibelikan sesuatu hari ini?

"Kamu beli apa, Mas?"

"Jambu kristal, Mba Saras minta dibawakan tadi pagi sebelum berangkat dia bilang."

"Iya, Nin, maaf, ya Mba nggak bilang dulu."

Aku menatap mereka bergantian. Hati ini terasa terkemas begitu dalam. Apa sebenarnya yang terjadi pada mereka? Apa jangan-jangan anak itu adalah anak ... ah, Nindy jangan berpikiran aneh.

Tidak mungkin suamiku mengkhianati janji sucinya. Lagi pula, mungkin saja Mba Saras ada main dengan orang di luar sana. Akan tetapi, kenapa dia tidak bicara padaku?

"Makasi, ya, Ji. Nin, Mbak ke dalam dulu, ya."

Ia melangkah ke dapur, sedangkan saat aku melirik Mas Aji, dia tersenyum entah apa yang dipikirkannya.

"Mas, kenapa senyum-senyum lihat Mba Saras?"

"Aku lihat kamu, kok." Ia mencuil hidungku lalu beranjak ke kamar.

Sudah jelas matanya menatap Mba Saras, tapi bilang senyum padaku. Dasar cacat logika kamu, Mas.

***

Setelah penemuan foto USG kandungan itu, aku semakin curiga dengan Mba Saras. Harusnya dia bicara jika memang sedang hamil, bukan menyembunyikannya.

Aku kembali merapikan cucian baju. Saat merogoh kantong Mas Aji aku menemukan struk pembayaran rumah sakit atas nama Nyonya Saras.

Kedua kalinya aku menganga melihat satu per satu bukti yang mengarah pada suamiku.

Apa hubungan mereka berdua? Kenapa Mas Aji yang membayar rumah sakit?

Aku mencoba tenang, dan tidak berpikir gegabah. Baru saja seminggu aku ke luar dari rumah sakit, diri ini sudah dikejutkan oleh mereka.

Apa mereka main dibelakangku? Jijik rasanya membayangkan perselingkuhan mereka berdua.

Ternyata aku menampung wanita murahan. Aku mencoba tegar, tetapi kristal bening ini luruh juga di pipi. Aku tidak bisa menahan sesak yang menjalar ke seluruh tubuh.

Awas saja kalian, kalau terbukti memang ada perselingkuhan. Kubuat kalian menyesal seumur hidup.

Harusnya aku tidak membiarkannya tinggal di rumah ini kalau kejadian seperti ini. Aku mempertaruhkan rumah tanggaku. Saat aku berjuang, mereka berdua berzina dengan puas.

Setega itukah kamu Mba, aku sudah memberikan kamu tempat tinggal, malah kamu menusukku seperti itu.

Mas Damar, lihat kelakuan istrimu saat kamu sudah meninggal. Kasihan kamu, Mas jiwamu tidak tenang. Keinginan memiliki anak belum terwujud, tetapi setelah kamu meninggal, istrimu bermain serong dengan suamiki.

Aku tersadar dari lamunan saat Mba Saras memanggilku karena Alea menangis kejer. Aku bergegas melangkah ke kamar.

Aku langsung menyambar Alea dari tangan Mba Saras. Tidak sudi anakku di pegang tangan kotor itu.

"Mba kasih susu nggak mau," ucap Mba Saras.

Aku tidak menjawabnya, netraku menangkap tanda merah di dada Mba Saras. Banyak di sebagian dada, aku tahu itu bukan kerikan. Ada sesuatu, ya, sesuatu yang akan menggemparkan di rumah ini.

"Mba, sudah dapat kabar saudara Mba yang di Jakarta?" Sengaja aku mengingatkannya agar ke luar dari rumahku.

"Duh, belum, Nin, soalnya Mba telepon nggak aktif. Susah menemukannya."

Mba Saras langsung gugup dan kembali melangkah ke luar kamarku.

Kupandangi lagi struk ini, tega kalian bermain api di belakangku. Perbuatan kalian di luar batas kewajaran. Kubuat kalian malu, jangan harap kalian bisa seenaknya berzina di rumah ini.

Kutumpas sampai ke akar-akarnya.

***


bukhoriganAvatar border
ellaliuAvatar border
anasaufarazi810Avatar border
anasaufarazi810 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.1K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan