Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dulKhabAvatar border
TS
dulKhab
24 Jam


Mataku terpejam tidak dengan pikirku, aku yakin ini sudah waktunya shubuh. Suara lantunan pujian tidak lagi terdengar, artinya para jemaah di surau paling dekat dengan rumah sudah melaksanakan sembahyang berjamaah.

Badanku mulai beranjak dari kasur tempatku tidur. Berjalan sempoyongan menuju kamar mandi membersihkan diri untuk melakukan ritual sebelum fajar. Pikirku mulai mengumpulkan beberapa peringatan apa yang sudah aku tuliskan semalam, apa aku akan melewati hari dengan berbeda kali ini.

Aku habiskan sepuluh menitan untuk sekedar berhadats kecil lalu mengambil wudhu. Sebagai muslim ini adalah kewajiban yang harus aku tunaikan. Sepuluh menit kemudian aku selesai.

Pukul lima pagi waktu setempat aku melihat jam di ponsel. Aku bersiap berselancar ke beberapa jejaring sosial, Instagram untuk sekedar mengecek lowongan yang mungkin spesifikasinya sesuai denganku yang tidak punya keahlian dan pengalaman.

Tidak ada, akun pemberi lowongan kerja itu belum mengungah apapun di pagi hari begini. Aku beralih ke browser untuk melihat Kaskus, Facebook barangkali menemukan pemberitahuan. Tidak ada, sialnya hampir setiap pagi aku mendapati situasi ini dan masih rajin melakoni.

Kendati di waktu terus berjalan sampai pukul enam, aku beranjak ke dapur untuk sekedar minum dan sarapan. Tidak ada yang mewah, tapi aku mulai berpikir kapan waktuku keluar dan mulai menyumbang kebutuhan di rumah ini. Hah, untuk diriku sendiri saja tidak mumpuni.

Aku menatap kosong kompor usang di depanku dengan meneguk segelas air putih. Setiap pagi aku lupa bagaimana cara bersemangat menjalani hari. Aku sering merasa seperti mayat yang bisa bernafas. Tidak lama setelahnya aku merasa seperti ingin membuang hajat, aku penuhi sinyal tidak enak ini lalu pergi ke kamar mandi.

Perasaan tertekan menjadi sedikit berkurang, tidak jarang aku kebingungan harus melakukan apa setelahnya.

Ini sudah saatnya pukul tujuh lebih sepuluh, aku bergegas mengambil sepeda motor tua milik bapak. Setidaknya di jam ini aku merasa ada kegiatan, meski hanya bersepeda ke ladang rumput bergoyang. Ada bang Bambang yang kali ini menemaniku.

Pemandangan jalanan yang tidak lebar masih ada beberapa lubang. Di seberang kiri kanan terpampang pemukiman penduduk sekitar. Langit cerah berawan mengalihkan perhatian dan membuatku lebih tegar.

Sepuluh menit berlalu, aku melambatkan kecepatan motor karena melewati jalan yang menyempit. Di kiri kanan jalan dipenuhi berbagai jenis tumbuhan, kebanyakan mereka dinamakan rumput liar persis seperti pekarangan. Di sinilah tempatku memendam segela impian yang tidak bisa aku jelaskan, lebay.

Aku pun bersiap mengambil senjata tajam yang sudah dipertajam, mendekati rumput liar yang bergoyang. "Kubunuh kau!" Batinku geram.
Diubah oleh dulKhab 30-05-2022 06:34
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
546
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan